Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl• • • • •
Masih dengan setelan formal yang lengkap, Caca melangkah terburu-buru sambil sesekali menatap layar ponsel di tengah keramaian, tepatnya di CMM (Central Metropolitan Mart). Sesekali ia juga mengedarkan pandangan ketika menaiki eskalator, memperhatikan betapa ramainya setiap toko di mall tersebut, dan sebentar lagi, produk-produk perusahaannya juga akan terpampang di sana.
Setibanya di lantai dua, Caca kembali membelah keramaian, menuju salah satu restoran di sana. Hari ini, ia kembali diminta untuk menjemput sang Mama yang sedang berbelanja. Namun, akibat pekerjaannya yang padat, ditambah kepadatan jalanan kota, ia cukup terlambat tiba di sana.
Setelah memasuki restoran yang dimaksud Bu Tiwi, Caca mengedarkan pandangan, hingga akhirnya ia melihat sang Mama berada di salah satu meja, bersama dua orang wanita paruh baya. Dengan langkah yang semakin mendekat, Caca bisa melihat jika mereka sedang bersenda gurau.
"Ma," panggil Caca, membuat Bu Tiwi dan kedua temannya sontak menoleh, "maaf, Caca telat."
"Gakpapa, Sayang. Kebetulan Mama ketemu temen lama Mama," sahut Bu Tiwi, kemudian ia beralih menatap kedua temannya. "Kenalin, Kak, ini Caca, anakku."
Mendengar nama Caca, teman Bu Tiwi dengan rambut sebahu, menatap Caca dengan cukup lekat. Samar-samar ia juga mengernyitkan keningnya, ketika merasa tidak asing dengan nama Caca. Tidak seperti temannya yang terlihat biasa-biasa saja.
"Ayo duduk, Sayang. Kita ngobrol-ngobrol dulu, kayaknya kamu seumuran deh sama anak Tante," ucap wanita berambut sebahu tadi, meraih lembut tangan Caca, mengajak gadis itu duduk di sampingnya.
Caca melirik Bu Tiwi sejenak, setelah melihat Bu Tiwi mengangguk, barulah ia duduk bergabung dengan mereka. Suasananya cukup canggung untuk Caca, karena ia belum mengenal dua wanita itu.
Sementara itu, Zidan juga sedang berada di mall tersebut, bedanya ia sudah mengenakan pakaian santai, perpaduan antara celana jeans dan hoodie, layaknya seorang pengunjung yang hanya ingin berbelanja di sana.
Zidan memang tidak pernah berpenampilan ala orang kantoran jika sedang memantau mall-nya, selain merasa lebih nyaman, ia juga masih berusaha menutupi identitasnya sebagai CEO Mall tersebut. Dan sejauh ini, memang hanya para karyawan kantor dan rekan bisnis yang mengetahui jika dirinya adalah Tuan Zi.
Cukup lama Zidan memantau keadaan dengan langkah santai, pandangannya tidak sengaja tertuju pada salah satu restoran. Seketika perhatiannya tertuju pada salah satu meja yang diisi oleh orang yang sangat familiar, kebetulan pintu restoran itu terbuat dari kaca transparan, sehingga ia bisa melihat aktivitas beberapa pengunjung di dalam sana.
"Mami?" gumam Zidan, sedikit ragu akibat jarak yang masih terlampau jauh.
Untuk memastikan, Zidan mengayunkan langkahnya, masuk ke dalam restoran tersebut. Dengan jarak yang tersisa beberapa meter, ia sudah bisa memastikan jika wanita dengan rambut sebahu yang ia lihat itu memang maminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Nikah!
Romance"Ayo nikah!" Itulah ajakan yang sering Zidan ucapkan pada Caca. Namun, yang diajak tidak pernah menanggapi hal tersebut, bahkan menganggap ajakan Zidan bukanlah ajakan yang serius. Lama-kelamaan, Zidan berpikir jika Caca benar-benar tidak mengingink...