💍 | 02. KETAKUTAN CACA

334 43 2
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Sekitar pukul 8 malam, Zidan sudah berpenampilan rapi, dengan aroma parfum maskulin yang semerbak. Ia menuruni anak tangga dengan langkah cepat, membuat baju kemeja yang ia kenakan bergoyang, karena kancing bajunya sama sekali tidak ada yang terkancing, memperlihatkan baju kaos polos berwarna hitam yang dijadikan lapisannya.

"Mau ke mana lagi kamu, Zidan?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

Zidan pun menjawab, "Biasalah, malam mingguan, Pi."

"Apel?" tanya Pak Ridwan yang tidak lain adalah papi Zidan. Setelah melihat Zidan mengangguk, ia kembali bertanya, "emangnya udah jadian?"

"Pasti belum." Bukan Zidan yang menjawab, melainkan istri Pak Ridwan yang juga sedang duduk di sofa ruang tamu, Bu Haliza.

Zidan pun sontak mendengus. Meski sudah biasa, tapi tetap saja ia kesal jika diejek oleh orang tuanya. "Bentar lagi."

"Sebentarnya kamu itu udah 3 tahun, bukan sebentar lagi itu namanya," ucap Bu Haliza.

Zidan memutar malas bola matanya, bosan dengan ucapan Bu Haliza. "Terserah Mami ajalah," katanya pasrah. Tidak ingin semakin lama diejek, Zidan pun segera menyalami kedua ortunya, agar bisa segera pergi.

"Jagain baik-baik anak orang kalo ngajak keluar malam," ucap Pak Ridwan menasehati.

Bu Haliza pun menyambung, "Jangan terlalu malam nganterin pulangnya."

"Siap laksanakan," sahut Zidan sembari melakukan gerakan hormat.

Setelahnya, Zidan bergegas keluar dari rumah, membuat orang tuanya sontak menggelengkan kepala. Ia mengendarai salah satu mobil yang terparkir di bagasi, hingga akhirnya berpapasan dengan mobil sport merah yang baru saja melewati pagar.

Zidan tau, pengendara mobil sport merah itu adalah anggota keluarganya, akan tetapi ia tidak ada niatan untuk menegur lebih dulu. Hingga ia mendengar suara klakson dari mobil itu, barulah Zidan memberi balasan. Meskipun begitu, bukan berarti hubungan di antara mereka renggang.

Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda, Caca sedang menutup pintu kulkas dengan perasaan dongkol. Ia mendengus sembari berbalik badan, pandangannya pun langsung menyusuri setiap sudut area dapur, mencari sesuatu yang bisa ia makan. Tidak menemukan apapun, ia sontak menghentakkan kakinya semakin kesal.

"Bisa-bisanya gak ada makanan, mana gue laper," gumam Caca merengek, sembari mengusap perutnya, "si Bibi pake acara pulang kampung segala, sekarang gue minta tolong siapa?"

Tadi sore, ketika Caca pulang bekerja, kondisi rumahnya sudah tanpa penghuni. Entah kebetulan, atau memang dirinya yang sedang sial, hari ini orang tuanya sedang pergi keluar kota, sedangkan satu-satunya ART di rumahnya juga mendadak izin pulang kampung.

Ayo Nikah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang