Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter/X : vi_borneogirl• • • • •
Dengan cahaya terang dari setiap lampu, suasana kamar Caca tampak sunyi, hanya detak jam dinding yang terdengar. Hingga akhirnya, suara pintu yang dibuka dengan pelan memantul di setiap sudut.
Caca yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan rambut yang terbalut handuk, tampak bingung memperhatikan setiap sudut kamarnya. Entah kenapa, sejak pulang dari mall, ia merasa seperti ada yang kurang, tapi hingga detik ini belum menemukan jawabannya.
"Kayak ada yang kelupaan, tapi apa?" gumamnya sembari berpikir.
Merasa lelah berpikir, Caca pun beranjak dari ambang pintu kamar mandi, menuju nakas di samping tempat tidurnya, meraih ponsel yang tergeletak di sana. Keningnya sempat mengernyit cukup jelas, ketika melihat notifikasi pesan whatsapp dari Zidan yang mengirimkan sebuah foto.
Setelah diperiksa, matanya sontak membelalak sempurna, ternyata foto yang Zidan kirimkan adalah foto barang-barang belanjaannya di mall tadi. Kini, Caca baru ingat, lupa membawa belanjaannya yang disimpan di bagasi mobil Zidan. Ia memang pulang bersama Zidan, karena mobilnya dipinjam Bu Tiwi.
"Bisa-bisanya," gumam Caca tidak habis pikir.
Dengan raut wajah yang tampak tegang, tubuh Caca merosot ke lantai. Dagunya bertumpu di tepi kasur, pandangannya pun masih tertuju pada foto di layar ponsel. Perlahan, semburat merah mulai terlihat di wajahnya, pertanda betapa malunya ia sekarang.
Setelah cukup lama memperhatikan, Caca baru sadar jika belanjaannya itu tidak lagi berada di dalam bagasi mobil, melainkan di atas sebuah kasur yang terbalut seprai bernuansa gelap, sepertinya kasur milik Zidan. Seketika, ia meringis malu sembari memejamkan matanya.
Beberapa saat menenangkan diri, Caca menghela nafas panjang, bersamaan dengan matanya yang kembali terbuka. Meskipun tengah dilanda rasa malu, ia akan memberi reaksi setenang mungkin, agar tidak diketahui Zidan.
Zidan Teroris
"Sorry, gue lupa."
Setelah pesan balasannya terkirim pada Zidan, matanya terus menatap kolom chat, menanti balasan Zidan dengan gelisah. Ketika melihat whatsapp Zidan online, tubuhnya pun sontak menegang.
Zidan Teroris
"Lo ngode gue?"
"Ngode apa maksud lo?"
"Ngode minta dinikahin,
makanya pura-pura lupa."Dalam hitungan detik, mata Caca membelalak sempurna, ia juga mendengus di tengah rasa malu yang bercampur kesal, kemudian kedua ibu jarinya kembali bergerak lincah memberi balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Nikah!
Romance"Ayo nikah!" Itulah ajakan yang sering Zidan ucapkan pada Caca. Namun, yang diajak tidak pernah menanggapi hal tersebut, bahkan menganggap ajakan Zidan bukanlah ajakan yang serius. Lama-kelamaan, Zidan berpikir jika Caca benar-benar tidak mengingink...