💍 | 08. MUSUH BERKEDOK TEMAN

273 33 0
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Di sebuah ruangan yang cukup besar, dengan fasilitas meja rias yang bersusun rapi, Tiara duduk menghadap salah satu cermin. Di depannya, sudah tersedia berbagai macam alat makeup, juga perias perempuan yang siap untuk memoles wajahnya.

Benar, Tiara berada di ruang makeup, tepatnya di kantor PMM atau Prime Model Management, salah satu agensi model terbesar, juga terbaik di kota itu.

Seluruh model yang berada di bawah naungan agensi PMM, memiliki kualitas kerja yang tidak diragukan lagi. Contohnya Tiara dan Aryan, baru-baru ini Tiara menjadi model wanita terbaik yang sedang naik daun, sedangkan Aryan sudah menjadi Model Internasional.

Hari ini, sekitar pukul 11 siang, Tiara mendapat jadwal untuk melangsungkan pemotretan di kantor agensi PMM, sehingga sejak satu jam sebelumnya ia sudah duduk manis di ruangan itu.

"Udah siap, Tiara?" tanya si perias sembari menatap pantulan wajah Tiara di cermin.

Tiara mengangguk sambil berdehem, tersenyum ramah, namun terkesan lesu. Tentu saja si perias menyadari raut wajah Tiara yang tidak antusias seperti biasanya, tapi ia memilih acuh dan mulai merias wajah cantik itu, mungkin Tiara hanya sedang kelelahan pikirnya.

Sementara itu, Tiara terus menatap pantulan dirinya sendiri, dengan tatapan kosong. Raganya memang berada di sana, akan tetapi pikirannya sedang melayang jauh, mengingat momen pertemuannya bersama Caca di rumah Zidan malam itu

Waktu itu, sembari menunggu kedatangan kedua orang tua Caca, mereka berkumpul di ruang tamu. Tepat ketika Caca kembali dari dapur bersama Aryan, telinga Tiara terasa panas mendengar pujian tanpa henti, mulai dari segi pekerjaan hingga kecantikan yang Aryan tujukan pada Caca.

"Sumpah, gue emang sejatuh cinta itu sama semua produk Nutri Group. Gue akuin, lo berhasil mimpin perusahaan itu," ucap Aryan di tengah langkah mereka.

Dari tempatnya duduk, Tiara bisa melihat jika Caca tersenyum malu atas pujian Aryan. "Semua itu bukan cuma usaha gue, tapi semua karyawan," kata Caca.

Aryan mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum. "BTW, lo ada rencana buat produk baru gak?"

Caca pun langsung menjawab, "Ada, kita lagi persiapan bikin permen."

"Candy? Seriously?!" tanya Aryan dengan raut wajah terkejut bercampur antusias.

Caca hanya membalas dengan anggukan kepala sambil tersenyum, ketika mereka sudah di dekat sofa ruang tamu. Saat itu, Aryan terlihat ingin bicara lagi, namun Bu Haliza sudah lebih dulu menimpali, "Udah, dari tadi kamu terus yang ngobrol sama Caca, Mami sama Papi juga pengen ngobrol tau."

Ayo Nikah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang