💍 | 15. SEMAKIN DEKAT

211 29 8
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter/X : vi_borneogirl

• • • • •

"Eh, Setan! Janji apa yang lo maksud?" tanya Juna memecah keheningan di dalam mobil Caca, "kedengerannya kayak akrab banget gitu."

Caca yang sejak tadi menatap ke arah luar jendela, seketika melirik Juna dengan tatapan tidak suka. "Berisik banget sih! Kayak cewek."

Akibat perkataan Caca, Juna mengerem mobil secara mendadak ketika berada di lampu merah, membuat kepala Caca hampir terbentur dashboard jika saja tidak mengenakan sabuk pengaman, dan untungnya tidak ada kendaraan yang berada di belakang mereka.

"Lo bisa nyetir gak sih?!" tanya Caca ketus secara spontan.

"Gak!" sahut Juna dengan nada tidak kalah ketus.

Setelahnya, Caca pun mendengus kesal. Ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela sembari berkata, "Alesan doang, biar bisa ngindarin Zidan."

Dengan pandangan yang tertuju pada lampu lalu lintas yang sudah beralih ke lampu kuning, samar-samar Juna mengernyitkan keningnya. "Ngindarin? Emang salah dia apa?"

"Bukan urusan lo," jawab Caca tanpa mengalihkan pandangannya.

Meski tidak dijawab secara pasti, Juna tetap paham akan maksud Caca menghindari Zidan. Ia terkekeh singkat sembari kembali melajukan mobil, ketika lampu lalu lintas sudah beralih ke lampu hijau. "Hati-hati nyesel," celetuk Juna yang sedang fokus menyetir.

"Gak ada yang harus gue sesalin," sahut Caca dengan posisi yang masih sama.

Mendengarnya, Juna sontak kembali terkekeh. "Sekarang lo bisa ngomong kayak gitu, karna lo belum sadar sama perasaan lo sendiri. Tapi entar, kalo lo udah ngerasain yang namanya kehilangan, lo pasti bakalan nyesel setengah mati," ucapnya sembari terus berusaha fokus berkendara.

"Lo kesambet ya?" celetuk Caca sembari menatap Juna dengan heran. Sejauh ini, Juna yang ia kenal itu menyebalkan dan emosian, sama sekali tidak pernah terlihat sisi bijaknya.

Untuk yang kedua kalinya Juna terkekeh, kemudian menatap Caca sejenak sembari berkata, "Apa yang gue bilang barusan itu berdasarkan dari pengalaman pribadi gue."

Secepat kilat Caca mengalihkan pandangan, dengan perasaan yang mendadak tidak karuan. Sebagai saudara, tentu saja ia tau pengalaman kehilangan seperti apa yang Juna maksud. Pada akhirnya, ia jadi berpikir, akankah ia merasakan apa yang Juna rasakan nantinya?

Setelahnya, suasana kembali hening. Caca sibuk menimbang perkataan Juna hingga terlihat seperti orang melamun, sedangkan Juna fokus mengemudi karena mereka sudah memasuki kawasan lalu lintas yang cukup padat.

Ayo Nikah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang