Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl• • • • •
Di bawah cahaya bulan yang bersinar terang, terhampar gemerlap lampu hias di halaman belakang rumah Tiara. Gemercik air dari setiap sudut dinding pembatas,menyatu dengan alunan musik yang menghentak lembut.
Tiara Olivia Wijaya, sang pemilik acara, tengah berdiri di teras halaman belakang yang sudah disulap bak panggung elegan. Dengan balutan gaun panjang merah maron yang dipadukan dengan garis-garis hitam, ia tersenyum sumringah menyambut setiap tamu yang datang mendekat.
"Happy brithday, Tiara! Sukses terus buat karir lo!" seru salah satu teman Tiara.
"Aaaa, thank you, Beb!" balas Tiara sembari cipika-cipiki dengan temannya itu, "have fun, okay!"
Seiring berjalannya waktu, sekitar area kolam renang sudah terdapat banyak tamu lawan jenis, dengan pakaian yang warnanya senada dengan atmosfer malam. Ada yang berbincang riang, ada juga yang tengah mencicipi berbagai macam makanan ringan, serta koktail yang tersedia.
Sementara itu, mobil Zidan baru saja berhenti di pekarangan rumah Tiara. Akibat banyaknya mobil, Zidan terpaksa memarkirkan mobil cukup jauh dari pintu utama rumah itu.
Setelah turun, Zidan beranjak membukakan pintu penumpang depan, mengajak Caca agar segera turun. Melihat Caca masih tetap bergeming, Zidan menggenggam lembut tangan kiri gadis itu, membuat Caca tersentak kecil dan segera menoleh.
"Ayo," ajak Zidan dengan lembut.
Setelah menarik nafas cukup panjang, Caca mengangguk dan segera turun, dengan sebuah paper bag berukuran sedang yang berisikan sebuah kado. Sebenarnya ia tidak takut malam ini, karena ada Zidan yang menemani, akan tetapi ini adalah pertama kalinya ia datang ke rumah Tiara, ia juga tidak mengenal teman-teman Tiara, membuatnya dilanda rasa gugup.
"Lo gugup?" tebak Zidan, masih dengan posisi tangan yang menggenggam tangan Caca.
Caca pun mengangguk membenarkan. "First time ketemu temen-temen Tiara, gue takut gak bisa berbaur."
Zidan sontak terkekeh singkat, kemudian menatap Caca dengan lembut sebelum berkata, "Gak usah mikirin orang lain, lo gak perlu jadi orang lain buat berbaur sama mereka, cukup jadi diri lo sendiri aja. Perihal cocok atau gak, itu urusan belakangan, yang penting lo udah bersikap baik sebagaimana mestinya. Oke?"
Bagaikan relaksasi, ucapan Zidan mampu membuat kegugupan Caca berangsur memudar, berganti dengan perasaan lebih tenang. Bahkan Caca mengangguk secara spontan, ketika tatapan mereka saling bertemu tanpa penghalang. Tanpa mereka sadari, Aryan yang baru turun dari mobilnya, terkekeh geli menyaksikan.
"Enak ya yang punya gandengan, yang jomblo mah gak diajak," ucap Aryan meledek, sembari berjalan ingin melewati mereka.
Seketika Caca tersadar, dan langsung menepis genggaman tangan Zidan, juga memalingkan wajahnya ketika semburat merah mulai terlihat. Sedangkan Zidan sontak mendengus, kesal karena momennya diganggu, dan sebagai pelampiasan ia menendang kaki Aryan, sayangnya Aryan sudah lebih dulu menghindar dan berlari sambil terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Nikah!
Romance"Ayo nikah!" Itulah ajakan yang sering Zidan ucapkan pada Caca. Namun, yang diajak tidak pernah menanggapi hal tersebut, bahkan menganggap ajakan Zidan bukanlah ajakan yang serius. Lama-kelamaan, Zidan berpikir jika Caca benar-benar tidak mengingink...