6. Dia kembali

34.7K 2.1K 21
                                    

Ayo di vote dulu sebelum baca, aku udah double up lho hari ini.

Happy reading.....

_________________________________
________________________

Davian mendudukkan diri di sofa kamarnya. Dia baru saja pulang dari acara pertemuan para klien Daddy nya, padahal itu bukan tugas dia buat hadir. Dia lelah terus berinteraksi dengan para tua bangka rakus dan licik selama berjam-jam.

Sudah beberapa hari sejak Davian mengunci Gema di gudang. Setelah insiden itu, Davian sempat menyewa seseorang untuk menusuk Gema menggunakan pisau di sirkuit. Namun rencananya itu gagal, yang tertusuk malah Relci bukan Gema.

Davian bahkan sempat berseteru dengan Bintang, karena ulahnya itu. Bukan hanya Bintang, Elias, Elio, dan Brayen juga sangat marah pada dirinya. Mereka terus mengungkit masalah dulu dia sempat membunuh seseorang karena egonya juga.

Abang-abangnya itu berhenti berbicara dengan dirinya sampai sekarang. Bahkan Elias yang selalu memanjakan dirinya juga ikut mendiami dirinya. Jadi untuk sementara waktu, dia akan berhenti berbuat ulah. Hanya sebentar sampai keadaan kembali memihak padanya.

Davian mengehela napas berat, pandangan mengedar ke sekeliling kamarnya yang bernuansa gelap. Sunyi, itu lah yang terlintas pertama kali dalam pikirannya.

"Lelah hm?"

Davian sedikit tersentak mendengar bisikan pada telinganya. Dengan gerakan cepat, dia langsung bangun dari duduk dan membalikkan badannya ke arah asal suara tadi.

Saat tau siapa yang bebisik padanya tadi, buru-buru Davian ingin keluar dari kamar itu. Tapi langkahnya tiba tiba kaku saat mendengar kalimat ancaman dari orang tadi,

"Satu langkah kau menjauh, maka satu mainan juga untuk dirimu Vian." Nada suaranya sangat berat, sampai membuat bulu kuduk Davian meremang.

'Sial! Kenapa tidak ada yang memberi tau kalau dia kembali?' Runtuk Davian dalam hati.

Davian masih tetap pada posisinya. Dia bisa mendengar suara langkah heels yang mendekat ke arahnya. Sebuah tangan hangat meremas leher bagian belakangnya, membuatnya merasa geli.

Estrella memang sangat menyukai leher putih milik Davian. Dan karena hal itu juga Davian menato lehernya sendiri agar Estrella tidak menyukainya lagi. Tapi yang terjadi Estrella malah semakin menyukai leher itu.

"S-sella...." Gumam Davian sambil menggerak-gerakkan tubuhnya tidak nyaman.

"Hm?" Dehem Estrella yang masih dengan kegitannya yang mengelus leher Davian, bahkan tanganya sudah mulai merangkak ke bagian depan Davian.

Sontak saja Davian langsung menjauhkan dirinya dari Estrella. Dia bisa melihat pandangan dingin Estrella yang mengarah ke dirinya. Davian tau Estrella sedang kesal pada dirinya sekarang karena menolak di sentuh.

"K-kenapa kau ada di sini?" Tanya Davian sedikit takut-takut.

Estrella yang mendengar pertanyaan itu semakin mendatarkan ekspresinya, "untuk menghukum anjing kecil ku yang nakal. Kau bersenang-senang selama aku menanggung hukuman yang harusnya kau tanggung, hm?"

Davian menggeleng, dia melangkahkan kakinya ke belakang saat Estrella kembali mencoba mendekati dirinya.

"Aku sudah bilang bukan, satu langkah kau menjauh, makan satu mainan juga untuk diri mu." Estrella menyeringai melihat wajah Davian memucat.

"Seberapa banyak kau bermain-main dengan Relci saat aku tidak ada di sini?" Tanya Estrella sambil mendekat pada Davian.

Sedangkan Davian hanya diam membeku di tempatnya, dia tidak tau harus menjawab apa. Dia takut Estrella akan menghukumnya.

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang