"Vian."
Sejak mereka bangun pagi tadi, Estrella terus mengikuti Davian kemana pun Dia pergi. Tapi sayangnya Davian sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Estrella. Dia hanya diam dan terus melakukan aktifitasnya sendiri.
Contahnya sekarang, dia hendak bersiap-siap untuk mandi, namun Estrella masih saja megekor di belakangnya.
"Vian ayo berbicara. Sudah dua hari kamu tidak mau berbicara pada ku."
Masih sama, Davian tetap tidak peduli dan hendak masuk ke dalam kamar mandi.
"Ngapain?" Tanya Davian akhirnya saat Estrella hendak ikut masuk juga bersama dirinya.
Estrella tersenyum lebar, akhirnya Davian ingin berbicara padanya, "mau ikut masuk." Jawab Estrella santai yang berhasil membuat Davian menatap sengit ke arah dirinya.
"Itu mulut kalau ngomong enak bener ya. Diam lo disini, nggak usah ngekorin gw terus kayak anak ayam."
Estrella menekuk alisnya, "kenapa aku nggak boleh masuk? Aku udah liat semua punya kamu, dari kamu masih bayi malah aku udah liat."
Telinga Davian rasanya memanas, orang ini benar-benar menguji kesabarannya, "ck, pokoknya nggak boleh!"
Brakkk!
Davian langsung masuk ke dalam kamar mandi dengan pintu yang di tutup kasar. Bisa-bisanya Estrella berbicara seperti itu.
"Sialan emang itu orang." Dumel Davian.
Davian kemudian menatap pantulan dirinya pada cermin yang ada di kamar mandi itu, "udahlah nggak minta maaf, padahal gw cuman butuh itu. Ck." Davian terdiam beberapa saat untuk memikirkan perkataannya barusan, "tapi kalau di pikir-pikir salah gw juga yang kabur dari mansion. Iya nggak sih?" Tanya Davian pada dirinya sendiri, "nggak, nggak. Gw nggak salah, Estrella tu yang salah pokoknya."
Setelah puas bergelud dengan isi pikirannya sendiri, akhirnya Davian memutuskan untuk mandi. Dia ada kelas sebentar lagi.
Davian masih bersekolah di Gold High School. Namun dia belajar online, nanti akan ada guru yang akan mengajarinya setiap hari. Ini semua atas usulan dari kepala sekolah. Katanya tanggung kalau Davian pindah sekolah, belum lagi beberapa hari lagi sekolahnya akan melaksanakan ujian semester ganjil.
Sebab hal ini juga, Brayen dan duo kembar tidak tau kalau Davian pindah ke As. Karena memang nama Davian masih tertera sebagai siswa di sekolah. Mereka tau Davian pindah dari Relci atas suruhan Estrella.
Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, Davian masuk ke dalam walk in closed yang memiliki pintu terhubung dengan kamar mandi itu. Dia mulai memilih baju yang sekiranya sopan meskipun dia hanya daring.
Perlu kalian ingat bahwa Davian adalah anak yang tergolong pintar di kelasnya. Hanya saja sifatnya yanf terkadang nakal membuat kepintarannya kadang-kadang tertutup.
Davian berjalan keluar setelah selesai memakai pakaiannya. Dan dia kembali kesal saat melihat Estrella yang berdiri sambil bersandar di samping pintu, membuat dirinya sedikit kaget.
"Sudah? sekarang kita bisa berbicara?" Tanya Estrella sambil mendekati Davian.
"Nggak, gw ada kelas." Jawab Davian ketus.
"Hanya sebentar, tidak akan lama."
Davian menghela napas berat, sudahlah biarkan saja orang di depannya ini berbuat se-enaknya, "ngomong apa?"
Estrella semakin mendekatkan dirinya pada Davian, membuat Davian harus sedikit mendongak untuk bisa melihat ke arah Estrella yang memang lebih tinggi darinya. Davian sedikit heran, kenapa Estrella bisa setinggi ini? Apa karena dia blasteran Amerika-Indo?
KAMU SEDANG MEMBACA
D'E Sella Vian [End] [Terbit]
Teen FictionBagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia, tapi cewenya. Tidak selesai sampai di situ, cewenya juga lebih tua dari kalian, dan juga dia adalah seorang cewe dominan. Sangat gila bukan...