12. Job?

29.1K 1.8K 40
                                    


"Tuan Muda saya mohon, ayo turun. Nanti anda bisa terluka di atas sana!" ucap Marv yang sudah sangat lelah menghadapi Davian.

Kalian tau Davian sedang apa sekarang? Dia berada di atas pohon Apel, hampir ke puncaknya. Kalau Davian sampai kenapa napa, dapat di pastikan Marv sudah tidak bisa melihat matahari terbit besok.

"Luka apaan? Nggak usah lebay, gw udah biasa manjat pohon gini!" Teriak Davian dari atas pohon apel sana.

"Kalau anda ingin apel, saya bisa mengambilnya untuk anda!"

Davian berdecak, "telat, makanya jangan kasih gw makan bubur mulu." Acuh Davian dan kembali fokus untuk naik ke dahan yang lebih tinggi. Dia sedang mengincar apel paling merah diatara yang lain, dan itu tepat berada di dahan paling atas.

Sedangkan di sisi lain, Estrella memicingkan mata meliha pemandangan yang ada di depannya itu. Davian di atas pohon?

"Apa yang dia lakukan?" Tanya Estrella pada Seth yang berada di belakangnya.

Seth menjawab sambil menundukkan kepalanya, "Maaf Ms. Aubrey. Tuan Davian tadi sempat marah karena Marv hanya memberinya makan bubur sejak kemarin. Jadi Tuan Muda diam-diam naik ke atas pohon apel."

Estrella menghela napas lelah mendengar penjelasan dari Seth, "hm, kalau begitu suruh tukang kebun untuk menyiapkan Senso."

Mata Seth sedikit terbelalak mendengar perintah dari Tuannya, senso? "Baik, akan segera saya laksanakan." Dan Seth pun pergi dari sana untuk melaksanakan perintah dari Estrella.

Estrella melangkahkan kaki jenjangnya mendekati Davian dan Marv. "Dia sangat suka bermain main bukan Marv?"

Marv kaget mendengar perkataan Estrella barusan. Buru-buru dia menundukkan kepalanya, "maaf Miss, ini salah saya karena tidak melaksanakan tugas dengan baik.",

Estrella menggeleng sambil mendongakkan kepalanya ke atas, "tidak, itu bukan kesalahan mu."

"Vian." Panggil Estrella pelan namun nada berat.

Sedangkan Davian langsung mematung saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya itu. Dengan gerakan kaku, dia menundukkan kepalanya untuk memastikan pendengarannya tidak salah. Dan yap, telinganya memang berfungsi dengan dengan baik.

Dapat dia lihat di bawah sana, Estrella yang sedang berdiri bersama Marv di sampingnya. Damt it, kenapa Estrella pulang di waktu yang tidak tepat. Padahal dia hampir mendapatkan apel incarannya.

"Ingin turun sendiri, atau aku tebang pohon ini?" Tanya Estrella dengan tenang.

Davian jadi linglung, antara turun atau tetap mengambil apelnya. "Tapi apelnya...." tunjuk Davian pada apel di dahan paling atas.

"Baiklah jika itu pilihan mu." Final Estrella, "potong pohonnya." Perintah Estrella pada tukang kebun yang sudah bersiap-siap dengan senso di tangannya.

Tukang kebun itu mengangguk sekali dan langsung menghidupkan mesin senso, mengarahkannya pada pohon apel tadi.

"Eh eh ehhhh! Tu-tunggu dulu. Iya ini Vian turun!" Teriak Davian yang sudah panik.

Sedangkan Estrella tidak memperdulikannya, dia tetap menyuruh tukang kebun itu untuk melanjutkan pekerjaannya.

"SELLA!!!" teriak Davian sangat keras.

Brakk!

Pohon apel itu tumbang bersama Davian yang masih ada di atasnya. Tapi tunggu, kenapa Davian tidak merasakan sakit ya? Davian membuka sebelah matanya untuk mengintip apa yang terjadi, dan dia malah cengengesan setelahnya.

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang