25. Difficult

22K 1.4K 109
                                    

Mending kalian follow aku deh. Notif up bab baru sering nggak muncul. Aku bingung kenapa.

Kalau kalian follow aku, bisa dapat notifikasi dari wall

_________________________________
________________________

Davian memandang sebuah nama kontak telpon di ponselnya dengan tatapan kosong. Walaupun udara malam yang sedang dingin, tidak membuatnya tertarik untuk bergerak dari tempat duduknya sedikit pun.

Kepalanya terus berputar memikirkan apa yang terjadi jika dia menekan tombol ikon berbentuk gagang telpon itu.

Perlahan jari jempolnya bergerak untuk menyentuh tombol ikon yang sudah dia perhatikan selama satu jam itu, dan menempelkan handphone itu ke telingannya. Cukup lama sampai panggilan itu di angkat membuat jantung Davian berdebar tidak karuan sampai...

"Who?"

Deg

Jantung Davian yang semula berdetak cepat rasanya seperti berhenti mendadak mendengar suara yang sudah setahun tidak dia dengar itu. Suara berat namun terkesan halus. Davian menunduk, mulutnya terasa kaku hanya untuk mengeluarkan satu kata saja.

"I'll turn it off."

"Sella...." panggil Davian pelan, membuat orang yang berada di sebrang telpon sana terdiam untuk beberapa saat.

"Vian? Darimana kamu dapat nomor ini?"

Davian tersenyum miris, "kenapa? Lo nggak suka gw telpon kayak gini?" Davian terkekeh pelan sambil mendongakkan kepalnaya. Sebelah lengannya dia letakkan di atas dahinya hingga menutupi mata, "lucu ya kalau dengar respon lo yang seolah-olah emang nggak mau gw telpon gini. Lo suka kan liat gw yang kayak orang gila selalu nungguin lo tiap hari. Mikirin keadaannya lo gimana, lo terluka nggak, lo selamat nggak, padahal gw tau sekarang lo ada di sekitar gw. Gw capek Sella, gw capek selalu nunggu hal yang nggak pasti kayak gini." Ucap Davian mengeluarkan semua unek-unek yang dia pendam selama ini.

"Maaf."

"Gw nggak butuh maaf lo!" Bentak Davian, "yang gw butuh lo ada di hadapan gw sekarang. Jelasin kenapa lo mutusin semua kontak sama gw, kenapa lo nggak mau ketemu sama gw..... gw cuma butuh itu Sella!"

Davian menarik napasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-katanya, "padahal gw udah bilang, gw bakal berusaha buat suka sama lo. Tapi kalau lo bersikap kayak gini gimana caranya gw bisa suka sama lo? Selalu pergi seenaknya trus juga muncul di depan gw seenaknya. Mau lo apa hah? Jawab, jangan cuma diam!"

Davian bisa mendengar Estrella yang menghela napas di sana, "hanya sebentar lagi oke? Setelah itu aku akan kembali."

"Nggak, gw nggak mau. Apa susahnya lo buat ketemu sama gw sebentar aja? Lo ada di indo kan? Dimana? Biar gw aja yang nyamperin lo."

"Davian dengar kata-kata ku oke? Hanya sebentar lagi. Kamu cuma perlu bersabar sebentar lagi."

Kali ini Davian tidak mengucapkan apa-apa. Dia lelah berbicara dengan cara seperti ini. Apa sulitnya untuk bertemu sebentar saja. Dia hanya ingin melihat bagaimana kondisi Estrella. Apa itu sangat sulit?

"Sekali lagi aku minta maaf. Miss you, Babe."

Tut.......

Panggilan di tutup secara sepihak oleh Estrella. Davian berusaha kembali untuk menghubungi Estrella. Namun tidak bisa, nomor itu sudah tidak aktif lagi.

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang