23. Remember

19.9K 1.5K 74
                                    

"Woi, Davian." Panggil seorang pria pada Davian yang sedang melamun.

Sedangkan Davian sedikit tersentak dengan panggilan itu pun menoleh kesamping dan mendapati temannya. Ah sepertinya dia melamun sepanjang kelas berlangsung. Dapat di lihat dosen yang mengajar juga sudah tidak ada lagi.

Kemudian Davian menaikkan sebelah alisnya seolah-olah bertanya kenapa.

Temannya itu atau kita panggil saja victor hanya dapat mendengus melihat respon teman sekelasnya itu, "bengong mulu lo. Yok nongki bareng gw, habis ini udah nggak ada kelas lagi kan?"

Davian tidak langsung menjawabnya, dia malah melihat jam yang melingkar di tangannya. "Maaf, gw ada urusan." Dan davian pun buru-buru memasukkan barang-barangnya ke dalam tas kemudian berjalan keluar dari kelas itu.

"Njir lah, sok bener tu orang. Sibuk mulu kek penjabat." Kesal Victor sambil bersedekap dada.

"Lo udah tau Davian gimana, masih aja nyari penyakit." Ucap Aldan, temannya Victor.

Victor berdecak, "ck, gw cuma penasaran sama tu kulkas."

"Udah lah, yok kita nongki berdua aja. Nggak guna juga lu mencak-mencak disini." Ujar Aldan dan mengaret leher Victor dengan lengan untuk mengikuti dirinya.

Tanpa Victor dan Aldan sadari, ada seorang cewe cantik yang memperhatikan interaksi mereka sejak tadi dalam diam.

●●●●

"Davian."

Davian menghentikan tangannya yang akan membuka pintu mobil dan membalikkan badannya ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil dirinya.

Terlihatlah Angel dengan tersenyum manis ke arah Davian. Tidak lupa dengan gaya malu-malunya.

"Aku boleh numpang nggak? Sopir yang biasa jemput aku nggak bisa jemput katanya." Ucap Angel sambil memilin-milin jari nya.

Davian mengerutkan alisnya, kalau nggak bisa di jemput kenapa nggak pesan online saja? Tapi ya sudah lah, dia sedang buru-buru dan malas untuk berdebat.

Davian hanya berdehem saja sebagai balasan dan masuk ke dalam mobil. Angel berlompat kecil, dia sangat senang Davian mengizinkannya untuk menumpang. Dia pun buru-buru ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi samping davian, tepatnya di samping pengemudi.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang memulai percakapan. Antara Angel yang segan untuk berbicara atau Davian yang memang malas untuk membuka mulutnya itu. Sampai....

"Gw harus jemput seseorang, lo gapapa?" Tanya Davian membuyarkan suasana canggung antara mereka.

"O-oh gapapa, aku juga nggak buru-buru kok." Jawab Angel sedikit terbata.

Davian mengangguk dan kembali fokus untuk mengemudi. Hingga tidak lama kemudian, sampai lah mereka di sebuah sekolah dasar. Davian pun mengehtikannya mobil dan berjalan ke luar dari sana tanpa mengatakan apapun terlebih dahulu pada Angel. Membuat gadis itu bingung untuk ikut keluar atau tetap berada di dalam mobil.

"Aku tunggu di sini aja lah." Putus Angel akhirnya.

"Daddy!" Panggi Arel senang sambil berlari ke arah Davian.

"Hati-hati baby boy." Ucap Davian dan membawa Arel ke dalam gendongannya.

"Hehe...." cengir Arel tapi kemudian dia mempoutkan bibir, "Daddy lama jemputnya, capek Arel tunggu tau." Ucap Arel dengan gaya yang tampak lucu di mata Davian.

"Maaf tadi kelas Daddy sedikit lama selesainya." Ucap Davian lembut berusaha untuk membujuk Arel.

Arel tidak menjawab, dia malah semakin memajukan mulutnya seperti bebek. Ingin rasanya Davian tertawa sekarang, "Daddy kasih melon deh nanti kalau udah sampai di rumah."

Mendengar kata melon, wajah Arel langsung berubah senang, "janji ya?" Arel menunjukkan jari kelingkungnya pada Davian dan di sambut dengan baik oleh Davian sendiri.

"Iya Daddy janji."

"Yeyyy." Sorak senang Arel sambil bertepuk-tepuk tangan.

"Ayo kita pulang." Ajak Davian dan berjalan kembali ke dalam mobilnya. Namun sebelum itu dia sempat berpamitan terlebih dahulu pada guru pengasuh di kelas Arel.

"Daddy, Daddy. Daddy tau apa?"

"Apa?" Tanya Davian balik sambil membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi dengan Arel yang di dudukkan pada pangkuannya.

"Tadi Arel dapat teman baru lho. Dia anak baru di kelas, namanya Farka." Cerita Arel dengan semangat sampai tidak menyadari kalau ada orang lain di sana.

"Oh ya?"

Arel mengangguk, "iya, dia cowo tapi imut. Terus terus dia juga baik."

"Masa? Arel juga imut." Ucap Davian bermaksud untuk menggoda Arel. Karena dia tau anak ini sangat tidak suka kalau di panggil imut.

"Ihh Arel nggak imut tau. Arel itu ganteng." Protes Arel dengan bersedekap dada.

"Iya deh, Arel ganteng." Ucap Davian akhirnya.

Saat Davian akan memakai sabuk pengamannya dia baru menyadari kalau ada Angel yang sedang terdiam memperhatikan dirinya dan Arel di sana.

'Gw lupa ada Angel di sini.' Batin Davian sedikit tidak enak.

"Hmm ini siapa Daddy?" Tanya Arel saat dia juga sudah menyadari ada orang di sana.

"Hm ini temen kampus Daddy namanya Angel. Ayo kenalan dulu." Ucap Davian.

"Hallo kakak. Nama aku Zarel Altair Mahardika." Ucap Arel sambil mengulurkan tanganya untuk melakukan salam perkenalan.

Angel yang baru sadar dari lamunannya pun membalas uluran tangan Arel, "hallo juga. kamu bisa panggil kakak, Angel."

"Oke kak Angel." Balas Arel sambil tersenyum lebar.

Sumpah demi apapun, Angel benar-benar kaget sekarang. Dia kaget melihat sikap Davian yang baru saja dilihatnya. Sangat berbanding terbalik dengan sikap dingin Daviaj yang biasa Angel lihat saat di kampus.

Bukan hanya itu. Dia juga kaget saat mendengar panggilan Arel ke Davian. Daddy? Apa Arel itu anak Davian? Tapi Sejak kapan dia menikah dan memiliki anak sebesar ini? Pikir Angel.

Setelah acara kenal-kenalan itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kediaman tempat Angel tinggal. Perjalanan itu tidak secanggung sebelumnya karena ada Arel yang terus berceloteh menceritakan apa saja yang dia alami selama bersekolah tadi.

Begitu juga dengan Davian dan Angel yang menanggapi cerita Arel dengan tidak kalah semangatnya.

Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah yang cukup luas, rumah Angel.

"Makasih ya udah nganterin aku. Maaf juga jadi ngerepotin kamu," Ucap Angel.

"Gapapa," balas davian singkat.

Angel hanya bisa tersenyum maklum dengan balasan Davian. Ya dia sebenarnya sudah cukup terbiasa dengan sikap dingin Davian itu. Kemudian Angel beralih memerhatikan Arel. "Kakak keluar dulu ya, sampai ketemu lagi, Arel." Ucap Angel dan keluar dari mobil itu. Saat mobil Davian kembali berjalan, Angel juga melambai-lambaikan tangannya ke arah Arel yang juga melakukan hal yang sama.

'Sifat asli kamu itu yang mana Davian?' Batin Angel bertanya.

●●●●

"Kakak itu baik ya Daddy, trus juga cantik." Celutuk Arel.

"Iya, dia memang baik." Balas Davian sedikit tersenyum mendengar perkataan Arel.

Arel sedikit memicingkan matanya melihat Davian yang tersenyum, "tapi Daddy nggak suka sama kakak itu kan? Ingat lho, Daddy udah punya Mommy Sella."

_________________________________
________________________

Kalau bab ini bisa sampai 300 vote sampai nanti malam, aku bakal double up deh.

Minggu, 14 januari 2024
Ig : huswarelci
Ttk : huswarelci

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang