°Mencari Bukti°

3.4K 111 1
                                    


*HAPPY READING*

Tidak ada kebohongan yang abadi, semuanya akan terungkap di waktu yang tepat maupun tidak tepat!

....

Selang beberapa menit, akhirnya mereka sampai di toko Rafli, didepan toko, Naya dapat melihat ada satu motor yang terparkir rapih. Karena tak ingin berlama-lama mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk.

"Assalamualaikum" Ucap keduanya serempak.

"Waalaikum salam sini masuk"

Saat Naya dan Ervan masuk, atensi semua orang teralihkan hanya pada dirinya.

"Sini duduk disamping bunda" Naya pun langsung menuruti apa yang dikatakan oleh bundanya.

"Oh jadi ini yang dibilang Naya?" tutur kata yang diucapkan oleh ayah dari Radit, seketika membuat naya mengerutkan keningnya.

apa maksud dari orang tua ini?.. Batin Naya.

Apakah ini hanya pikiran Naya atau memang benar, tapi dia merasa jika laki-laki tua ini secara tidak langsung meremehkannya.

Karena melihat Naya yang hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan ayah dari Radit, bundanya pun menyenggol tangan naya agar naya tersadar dari lamunannya.

"Ahhaha iya om saya Naya"

"Ohiya kamu bilang kalo anak saya Radit ikut nginep temenin kamu waktu malam itu kan?"

"Iya om"

"Tapi Radit bilang ke saya, kalau dia ngga nginep pas malam itu?" Setelah mendengar pernyataan yang diberikan dari ayah Radit, Naya merasa bingung..

Apa yang sudah Radit katakan pada ayahnya? bisa-bisanya Radit mengatakan bahwa dia tidak menginap? padahal kan dia ada disana malam itu?... Lagi-lagi Naya membatin.

"Naya kamu harus jujur, sebenernya malam itu Radit juga dateng dirumah atau ngga?" Tanya bunda Naya.

"Iya bundaa, Naya berani bersumpah kalau Radit juga ikut nginep dirumah malam itu!" Sekilas Naya melihat kearah Radit, dia semakin kesal kala melihat Radit hanya menunjukkan muka tak bersalahnya.

"Hei nak, kamu jangan bohong.. jelas-jelas Radit ada dirumah malam itu, dia sama saya sedang asik menonton acara bola di TV. Jadi ngga mungkin kan kalo Radit ada di dua tempat sekaligus secara bersamaan?"

"Naya cepat katakan yang sebenarnya, sudah cukup kamu berbohong! ini ayah Radit sendiri loh yang bilang kalo Radit ada sama dia malam itu!"

"Astaga bunda.. naya sumpah kalo radit juga ada malam-"

plakkk...

Seketika ruangan dibuat hening oleh suara tamparan itu. Ya lagi-lagi Naya kena tampar.

"NAYA KAMU NGGA USAH SUMPAH KAYAK GITU!!" Bentak bunda Naya.

Karena sudah melihat bundanya marah Naya hanya mampu menunduk sembari memegang pipinya yang terasa kebas.

"Bunda.. bunda yang sabar, ingat dia itu Naya anak kita" Ujar Rafli, dia berusaha menenangkan bunda Naya agar tidak kelewat batas pada Naya.

"Aku emosi pah, Naya selalu saja mengatakan sumpah! dia tidak mau berkata jujur, jelas-jelas ayah Radit sudah bilang kalo Radit ada dirumahnya malam itu! tapi Naya? dia tetap menyangkalnya!!"

"Iya.. iya papa tau, tapi ngga harus pake kekerasan juga kan? apalagi ini Naya loh bun? anak yang udah bunda rawat dan udah bunda anggap sebagai anak sendiri!" Bundanya sadar kalau apa yang telah dia lakukan pada Naya sudah keterlaluan, tapi dia juga masih tersulut emosi, maka dari itu dia hanya memilih untuk diam.

NAYARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang