°Kerinduan°

2.4K 30 0
                                    


*HAPPY READING*

Melupakan seseorang yang telah mengajarkan kita arti dari cinta dan kesetiaan itu tidak lah muda, mau dengan cara bersama orang baru pun, Rasanya juga tidak semudah yang kita pikir

....

Di kelas AP kini sedang ribut-ributnya karena guru yang mengajar pada jam itu berhalangan untuk masuk.

Kini di pojok kelas AP ada sekelompok orang yang sedang membicarakan sesuatu yang kelihatannya sangat serius.

"Gila sih suara tu orang pas nge gampar lo sampe ke ruangan sebelah woi"

"Hah? lo di tampar Nay?"

Ya mereka sedang membicarakan hal yang menimpa Naya pagi tadi. Di kelompok ini tidak hanya ada Naya dan teman-teman nya saja, tapi ada seorang guru muda yang sudah akrab dengan mereka dan sering bergaul dengan mereka.

Saat insiden tampar menampar pagi tadi, Pak Adnan sedang berada di ruangannya yang tepat berada di sebelah ruangan ibu Windi, maka dari itu dia bisa mendengar apa yang di lakukan oleh ibu Nathan, dan apa yang dia lakukan pada Naya.

"Yoi, masa iya gue juga di tuduh penyebab si Nathan jadi nakal. Gue aja baru masuk sebulan lalu" Sahut Naya.

"Lo juga? gue pikir cuman gue doang yang di tuduh kek gitu" Ucap pak Adnan dibalas anggukan oleh Naya.

Adam, cowo dingin yang sedari tadi nyimak kini bersuara "Emangnya lo juga di ceramahin sama tu tante-tante?" Tanyanya pada pak Adnan.

Kedekatan mereka semua dengan pak Adnan sudah tidak bisa diragukan lagi, makanya jangan heran jika mereka kumpul tidak terdapat sopan santun lagi di antara mereka.

"Iyalah, sebelum Naya ada.. gue duluan yang kena semprot, kan tu anak juga selain sama lo pada, dia juga dekat sama gue kan?" Adam dan yang lainnya manggut-manggut di tempatnya mendengar omongan pak Adnan.

"Terus-terus ibu Nathan ngomong apa lagi sama lo pak?" Kini Elmira yang bertanya.

"Ya dia nuduh gue penyebab kenakalannya si Nathan, kan Nathan sering main nih ya sama gue, trus katanya juga setiap Nathan mau keluar dia izinnya pasti bawa-bawa nama gue"

"Wah parah sih"

"Trus sekarang Nathan nya udah keluar gak dari sekolah?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Elmira.

"emangnya lo mau kalo si Nathan keluar dari sekolah?" Bukannya menjawab pak Adnan justru bertanya balik.

Elmira mengangguk "Iya lah, setelah gue denger cerita Naya sama cerita lo, gue jadi tau sifat asli Nathan. dia rela sangkut pautin semua orang terdekatnya demi kepentingan dirinya sendiri, seolah-olah lo sama Naya yang ngehasut dia buat ngelakuin hal-hal yang salah, padahal kenyataannya dia ngelakuin itu karena kemauan dia sendiri"

Semua orang yang duduk disana dibuat melongo dengan penuturan elmira.

"Woahh sejak kapan lo jadi pinter ngesimpulin masalah?" Elmira berdecak mendengar perkataan Reno.

"Ya iyalah Mira gitu loh, emangnya kayak lo semua yang kapasitas otaknya cuman sejengkal"

Perkataan Elmira barusan mampu membuat teman-temannya dan pak Adnan menampilkan raut kesal di wajahnya, baru saja diberikan satu pujian, eh dianya sudah ke pedean tingkat akut.

Berbeda lagi dengan Naya yang sedari tadi melamun setelah di tanya oleh pak Adnan.
Dia hanya mendengar ucapan teman-temannya yang sedang bergosip di sebelahnya, tak berniat untuk bersuara kecuali saat ada yang bertanya padanya.

NAYARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang