Bab 10 Di Hukum

80 7 0
                                    

Keesokan harinya ...

Kinanti mengahmpri Dina yang tengah bercanda di depan cermin kamarnya.

"Din, tadi malam kamu lewat mana?" tanya Kinanti yang bersandar di pintu kamar Dina.

"Ada deh."

"Yang bener Din."

"Mau tau banget atau mu tau aja?" ledek Dina.

"Yang bener Din, mau tau nih."

"Jadi tadi malam gue lewat jendela kamar."

"Terus ... terus??" tanya Kinanti mendekati Dina.

"Ya gitu deh."

"Dek, kamu harus berterimakasih kasih sama aku karena berkat aku kamu bisa jalan sama pacar kamu," ucap Kinanti.

"Ye."

"Aku mau seblak itu aja deh ucapan terimakasih kamu buat aku."

"Kok gutu sih, bukannya nggak ada traktiran ya."

"Curang lo Kak."

"Biarin."

                          ~***~

Sesampainya di sekolah, Dina melihat teman-temamnya tengah sibuk menulis.

'Ada apa sih?'

"Alea, lagi ngerjain apa sih?"

"PR, masa lo nggak tau."

"PR apa?"

"Bahasa Indonesia."

"Hah? Emang ada?"

"Ada lah, lo nggak tau?"

"Nggak tau."

"Selamat pagi anak-anak!!" sapa guru itu.

"Aduh guru itu lagi, gue belum ngerjain lagi."

"Ini punya gue aja Din."

"Dina, kamu belum ngerjain ya?" tanya Pak Rizal mendejati meja Dina.

"Iyah, Pak."

"Keluar kamu dari kelas."

"Tapi Pak ..."

"Keluar!!"

Dina terpaksa keluar karena belum mengerjakan PR. Ia membawa alat tulis lalu duduk di depan kelas.

"Apes banget sih, sebel deh sama tuh guru," gerutu Dina.




My Teacher Is My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang