Keesokan harinya ...
Kinanti mengahmpri Dina yang tengah bercanda di depan cermin kamarnya.
"Din, tadi malam kamu lewat mana?" tanya Kinanti yang bersandar di pintu kamar Dina.
"Ada deh."
"Yang bener Din."
"Mau tau banget atau mu tau aja?" ledek Dina.
"Yang bener Din, mau tau nih."
"Jadi tadi malam gue lewat jendela kamar."
"Terus ... terus??" tanya Kinanti mendekati Dina.
"Ya gitu deh."
"Dek, kamu harus berterimakasih kasih sama aku karena berkat aku kamu bisa jalan sama pacar kamu," ucap Kinanti.
"Ye."
"Aku mau seblak itu aja deh ucapan terimakasih kamu buat aku."
"Kok gutu sih, bukannya nggak ada traktiran ya."
"Curang lo Kak."
"Biarin."
~***~
Sesampainya di sekolah, Dina melihat teman-temamnya tengah sibuk menulis.
'Ada apa sih?'
"Alea, lagi ngerjain apa sih?"
"PR, masa lo nggak tau."
"PR apa?"
"Bahasa Indonesia."
"Hah? Emang ada?"
"Ada lah, lo nggak tau?"
"Nggak tau."
"Selamat pagi anak-anak!!" sapa guru itu.
"Aduh guru itu lagi, gue belum ngerjain lagi."
"Ini punya gue aja Din."
"Dina, kamu belum ngerjain ya?" tanya Pak Rizal mendejati meja Dina.
"Iyah, Pak."
"Keluar kamu dari kelas."
"Tapi Pak ..."
"Keluar!!"
Dina terpaksa keluar karena belum mengerjakan PR. Ia membawa alat tulis lalu duduk di depan kelas.
"Apes banget sih, sebel deh sama tuh guru," gerutu Dina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Soul Mate
RomanceDina kesal dengan guru barunya di sekolah yang mengajar bahasa Indonesia. Sebab karenanya Dina hampir tertabrak olahnya, bukannya minta maaf dia malah pergi. Setiap hari Dina harus bertemu dengan guru baru itu yang bernama Rizal yang selalu membuatn...