"Maksud kamua apa, anak yang ada dalam perut Mawar?" tanya Mamah Lidya.
"Iyah, Mawar sedang mengandung anak kita," jawab Radit.
"Bohong ... itu semuanya bohong, Radit, jangan hancurin acara lamaran aku dengan cerita karangan kamu itu," ucap Mawar dengan wajah cemas.
"Mawar, kok wajah kamu kayak cemas gitu?" tanya salah satu temannya Rizal.
"Mawar tolong kamu jelasin kepada kita semua!" Rizal mulai berbicara.
"Rizal, aku sama dia tuh nggak ada hubungan apa-apa kami cuma mantan doang," jelas Mawar.
"Aku mohon kamu percaya sama aku ya."
"Ada bukti apa kalau Mawar sedang mengandung anak kamu?" tanya Rizal.
"Ada kok buktinya."
Kemudian Radit memperlihatkan chatan dia dengan Mawar, yang Mawar memberitahu Radit bahwa dirinya hamil sampai Mawar mengirimkan foto test pack. Semua orang menutup mulutnya tak percaya, dengan ini semua.
"Pas aku mau tanggung jawab Mawar menolaknya dia memilih kamu yang menjadi ayah dari anak dalam kandungannya," jelas Ridat.
"Dasar wanita jal*ang, saya nggak ridho kalau anak saya menikahi wanita yang hamil dari hasil berzinahannya!" bentak Mamah Lidya.
"Tante aku bisa jelasin ini semua!"
"Rizal tolong percaya sama aku, aku khilaf kita lanjutin pertunangan kita ya!"
Mawar memohon kepada Mamah Lidya dan Rizal hingga dia rela bertekuk luku di hadapan Mamah Lidya dan Rizal.
"Jangan harap, ayok kita pergi dari sini!"
Rizal dan keluarganya pergi dengan wajah kecewa.
***
Kini Rizal tengah berjalan sendian sembari menghidup udara malam. Sedangkan di sebrang jalan sana, Dina melihat Rizal tengah berjalan sendirian malam-malan gini, Dina pun menghampirinya.
"Pak Rizal!"
Rizal menoleh kebelakang.
"Dina."
"Ngapain Pak Rizal malam-malam gini jalan kaki sendirian lagi?" tanya Dina.
"Saya lagi nyari udara segara. Terus kamu juga ngapain malem-malem gini jalan sendirian di tempat sepih lagi?"
"Saya habis ke kafe, saya lagi nunggu taxi."
"Loh, bukannya hari ini hari pertunangannya Bapak sama Bu Mawar?"
"Harusnya, tapi batal."
"Loh kenapa?" tanya Dina agak sedikit terkejut.
"Dia hamili sama cowon lain."
"Kasian, yang sabar ya Pak, saya yakin kok masih banyak perempuan di luar saya yang jauh lebih baik dari Bu Mawar." Dina menenangkan.
Entah kenapa saat mendenger pernyataan dari Pak Rizal hatinya Dina yang tadinya galau mejadi lega.
Mereka berjalan-jalan di malam hari.
"Din, gimana hubungan kamu sama Rifqi?"
"Ya gitu deh, kita udah putus."
"Maaf ya, Rifqi bohongin kamu, pasti ada alasanya kenapa Rifqi bohongi kamu."
"Iyah, Pak saya udah terlanjur kecewa sama dia."
"Mobil saya ada disebrang sana, saya anterin kamu yq?" tawar Pak Rizal.
"Memang keberatan Bapak nganterin saya?"
"Nggak kok."
"Ok deh."
Kemudian mereka berjalan menghampiri mobil Pak Rizal, lalu Pak Rizal menghantarkan Dina pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Soul Mate
RomanceDina kesal dengan guru barunya di sekolah yang mengajar bahasa Indonesia. Sebab karenanya Dina hampir tertabrak olahnya, bukannya minta maaf dia malah pergi. Setiap hari Dina harus bertemu dengan guru baru itu yang bernama Rizal yang selalu membuatn...