Sudah hampiri 5 hari Dina belajar dengan Pak Rizal secara privat hingga Dina lupa dengan Rifqi sang kekasih.
Sepulang dari rumah Dina, Rizal melihat Rifqi tengah duduj melamun di kolam renang malam-malam.
"Woi Dik, ngapain lo malam-malam ngelamun di kolam renang?" tanya Rizal.
"Nggak papa Bang, lo darimana Bang tumben malem banget pulangnya?" tanya Rifqi.
"Gue habis cari duit."
"Lo habis dari hotel tah?"
"Bukun, gue habis jadi guru privat."
"Hah? Guru privat?" tanya Rifqi agak terkejut.
"Iyah, jadi gue itu udah lima hari ini jadi guru privatnya murid sendiri lagi," jawab Rizal.
'Bang Rizal jadi guru privat anak muridnya, sedangkan Dina punya guru privat gurunya sendiri, apa jangan-jangan Bang Rizal jadi guru privatnya Dina?' batin Rifqi bertanya-tanya.
"Woi, diem aja lo, udahalah Abang mau ke bersih-bersih dulu."
"Iyah Bang."
"Aku harus mastiin ini semua."
***
"Apah? Pak Rizal jadi guru privat lo?" tanya sahabat Dina secara serentak.
"Iyah."
Saat di sekolah Dina memberitahukan kepada teman-temannya saat makan siang di kantin.
"Apa ini takdir." Zalea menduka
"Maksud lo?" tanya Dina.
"Nggak kok nggak papa."
Saat Dina tengah melewsti koridor sekolah, ia tak sengaja berpapasan dengan Pak Rizal.
Mereka saling berpandangan, Dina menatap Pak Rizal dengan mata yang disipitkan.
"Kenapa kamu liat-liat?" tanya Pak Rizal.
"Siapa juga yang liatin, GR banget," cetus Dina.
"Pak, saya mohon banget sama Bapak jangan bilang sama siapa-siapa kalau Bapak ini guru privat saya," bisik Dina.
"Iyah Dina, saya juga nggak mau semua orang itu." Pak Rizal beranjak pergi.
Dalam pembicaraan mereka ternyata Riqfi tak sengaja mendengarnya.
'Bener kan dugaan gue, Bang Rizal jadi guru privatnya Dina.'
"Dina!" panggil Rifqi.
Dina menoleh." Rifqi."
"Kamu dari mana, aku cariin?" tanya Rifqi.
"Aku habis dari kantin makan tadi."
"Dina aku mau ngasih tau sesuatu sama kamu."
"Apa?"
"Besok sekolah kita akan tanding futsal sama sekolah SMA Pelita, kamu dateng ya nyemangatin aku."
"Iyah, aku dateng kok, semangat ya. Aku yakin pasti kamu bisa," ucap Dina.
"Iyah."
"Yauda Rif, aku mau ke kelas dulu." Dina melangkah pergi.
"Dina!" panggil Rifqi lagi, membuat langkah kaki Dina berhenti.
"Aku harap kamu bisa dateng," ucap Rifqi.
Dina hanya tersenyum lalu pergi.
Setelah pulang sekolah, Dina merebahkan tubuhnya di kasur."Cepek banget."
'Tok ... tok ... tok!' Terdenger suara ketukan dari kamar Dina.
"Masuk!" sahut Dina.
"Dina, di bawah ada mas Rizal, cepetan kamu siap-siap belajar," ujar Kinanti.
"Yah, Kakak aku tuh capek tau baru aja pulang sekolah, masa harus belajar lagi," gerutu Dina.
"Ya gimana ya Dik, ini kan udah jadi keputusan Papah, makanya kalau belajar itu yang bener," ucap Kinanti bernajak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Soul Mate
RomanceDina kesal dengan guru barunya di sekolah yang mengajar bahasa Indonesia. Sebab karenanya Dina hampir tertabrak olahnya, bukannya minta maaf dia malah pergi. Setiap hari Dina harus bertemu dengan guru baru itu yang bernama Rizal yang selalu membuatn...