Bab 11 Jadi Guru Les

69 7 0
                                    

Setelah pelajaran berakhir, Pak Rizal menghampiri Dina yang tengah duduk di taman sekolah.

"Ini!"

"Apaan hih, Pak?"

Rizal memberikan banyak buku untuk Dina.

"Kamu baca!"

"Sebanyak ini?"

"Iyah, kamu harus ngerjain ini. Kamu nyadar nggak sih  kalau nilai bahasa Indonesia kamu itu jelek."

"Saya mau kamu ngerjain ini dalam waktu dua hari, ini kan hari rabu nanti hari kamis kamu harus mengumpulkan."

Dina tak terima dengan hukuman  yang Pak Rizal berikan ia ingin protes.

"Bapak Rizal yang terhormat, Bapak ini sebemarnya ingin mejadikan saya pintar atau pengung sih."

"Dina ... Dina, mana ada sih guru yang mau anak muridnya itu bodoh."

Pak Rizal bernajaj pergi.

"Ih ... dasar guru nyebelin, rese!!" teriak Dina.

Saat Dina tengah makan dengab teman-temannya di kantin, tiba-tiba ...

"Panggilan Kepada saudari Zareena Dina Maheswara di tunggu ke ruang guru  karena kedua orang tuannya sudah menunggu!!"

"Sekali lagi panggilan kepada Zarerna Dina Maheswara di tunggu ke ruang guru karena ada kedua orang taunnya!!"

Suara itu dari meja piket.

"Tumben Din ortu lo kesini,  ada apa emang?" tanya Intana.

"Nggak tau, yaudah gue ke sana dulu ya."

"Mau gue anter nggak?"

"Nggak usah."

Sesampainya disana, sudah ada Papah dan Mamahnya Dina,  Dan wali kelasnya Dina.

"Ada apa ya?" tanya Dina.

"Silakan duduk, Din."

"Pak, Bu, Dina ini nilai bahasa indonesianya kurang, dari sebua mata pelajaran hanya mata pelajaran bahasa indonesia yang kecil," jelas wali kelas Dina.

"Jadi maksud saya mengundang Bapak dan Ibu kesini, mohon lebih memperhatikan Dina dirumah, belajar itukan bukan disekolah saja dirumahpun kita diharuskan belajar."

"Iyah Bu, kalau boleh tau siapa guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas Dina?" tanya Papah Maheswara.

"Nanti saya panggil untuk kesini."

Tak lama dari itu guru bahasa indonesia atau yang tak lain Pak Rizal pun datang.

"Pak Rizal!"

"Pak Maheswara!"

Keduanya saling berjabat tangan.

"Jadi selama ini anda mengajar anak saya, Pak."

"Iyah, Pak."

"Oh, jadi Bapak sudab kenal dengan Pak Rizal?"

"Sudah, Bu. Kebetulan saat itu Pak Rizal ini menolong anak saya Kinanti," jelas Papah Maheswara.

"Ibu bagaimana kalau Pak Rizal saja  menjadi guru lesnya Dina," usul Papah Maheswara.

"Boleh juga."

Dina yang mendengernya terkejut. ' Apah Pak Rizal jadi guru les gue?'

"Gimana Pak, apakah Bapak setuju?" Nanti saya banyar Bapak deh 2 kali lipat."

"Iyah, saya mau, Pak," jawab Pak Rizal.

******

Keesokan harinya ...

Pak Rizal datang ke rumah Dina, ia mengetuk pintu rumah Dina.

"Assalammualaikum!!"

Tok ..  tok ... tok!!

"Wa'alaikumussalam," jawab Kinanti yang membukakan pintu.

"Eh, Mas Rizal, silakan masuk Mas."

Kinanti mempersilakan Rizal masuk dan duduk di ruang tamu.

"Sebentar saya buatkan minum dulu ya, Mas," ujar Kinanti pergi ke dapur.

"Nggak usah repot-repot Kinanti," tolak Pak Rizal.

"Nggak papa kok."

My Teacher Is My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang