Keesokan harinya ...
Di sekolah, Dina menghampiri Pak Rizal di ruang guru.
"Permisi, saya mau cari Pak Rizal."
Tak lama dari itu, Pak Rizal datang untuk bertemu Dina.
"Ada apa kamu cari saya?" tanya Pak Rizal.
"Ada apa? Bapak tau tidak kenapa saya menghampiri Bapak kesini?" tanya Dina.
"Langsung saja Din, jangn basa basi, basa basi kamu itu basi tau."
"Kenapa kemarin Bapak nggak dateng? Saya udah nunggu hampiri 2 jam di teras rumah, tapi Bapak nggak dateng, kenapa Pak?" tanya Dina.
'Jadi kemarin dia nungguin saya?' batin Pak Rizal merasa kasihan.
"Saya sibuk."
"Jika Bapak sibuk, setidaknya kabarinlah Pak, Bapak punya Hp kan?"
"Kok kamu nggak sopan sih sama saya, ngegas lagi ngomongnya," tegur Pak Rizal.
"Oke Pak, kalau Bapak merasa saya nggak sopan sama Bapak. Asal Bapak tau 2 jam waktu saya menunggu Bpak yang tidak datang itu sama saja saya membuang waktu saya yang nggak penting," jelas Dina lalu pergi.
Dina pergi dengan kecewa, entah kenapa prasaannya begitu sedih.
'Maafin saya Dina.'
Flashback:
Kemarin siang tepatnya pada saat Dina menunggu Rizal untuk belajar. Saat Rizal bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Dina, Rifqi menghadangnya di depan pintu.
"Lo mau ke rumah Dina ya, Bang?"
"Iyah."
"Kalau lo sayang sama gue, baiknya lo jangan pergi deh."
"Gue tekakan lagi, Dina itu pacar gue dan lo jangan sampai naruh hati sama dia."
***
Itulah mengapa Rizal kemarin tidak datang ke rumah Dina.
Dari gerbang sekolah, terlihat seorang wanita cantik berjalan memasuki SMA 1 Pancasila, wanita cantik berkulit putih, kini menjadi sorotan para murid SMA 1 Pancasila. Saat melewati koridor sekolah pun banyak pasang mata yang menatapnya, kagum dengan kecantikan wanita itu.
"Permisi, saya mau tanya ruang guru dimana ya?" tanya wanita itu.
"Oh, ibu luruh saja terus belok kanan di situ ada tulisan Ruang guru," jelas siswi.
"Makasih ya."
Kini merempuan itu sampai di ruang guru dan mengobrol dengan kepala sekolah.
Wanita memperkenalka dirinya oleh para guru.
"Perkenalkan nama Mawar Utami Putri usia saya 23 tahun saya lulusan S2 dari universitas yang ada Malang. "
"Selamat bergabung di sekolahan kami Bu Mawar."
"Terimakasih."
Semua guru bersalam dengan Ibu Mawar. Mawar melihat dari barisan paling belakang para guru, ada sosok yang ia kenal, dia tersenyum kepada Mawar, Mawar membalas senyumannya.
Saat semua guru sudah bersalam dan bubar untuk mengajar, tinggal sosok pria itu yang belum bersalam dengan Bu Mawar.
"Izal!"
"Emput!"
Ia, sosok lelaki itu ialah Pak Rizal, kemudian mereka berpelukan. Pak Rizal dan Bu Mawar adalah sahabat kecil, mereka di pisahkan oleh jarak. Izal adalah panggil sayang Mawar untuk Rizal, sedangkan Empat panggilan sayang Rizal untuk Mawar.
"Kita ketemu lagi, aku kangen banget sama kamu."
"Iyah, Emput saya juga."
Pak Rizal mengajak Mawar berkeliling ke sekolahan ini, Rizal juga menjelaskan tentang ruangan apa saja dan tempat aja sama yang ada disini. Semua murid yang berpapasan dengan mereka menatap mereka dan bersikap ramah."Murid disini ramah-ramah ya," puji Mawar.
"Iyah."
"Aku jadi semakin betah disini."
Mereka berjalan sambil bercanda, sampai dimana mereka berdua berpapasan dengan Dina.
"Hai!" sapa Mawar.
"Kamu wanita yang tadi ya?" tanya Mawar.
"Mawar, kamu kenal sama Dina?" tanya Rizal.
"Iyah, Rizal jadi dia ini wanita yang nolongi aku pas aku di jamret di jalan," jelas Mawar.
"Sekali lagi makasih ya."
"Iyah, Bu sama-sama, kalau gitu sama permisi dulu." Dina beranjak pergi.
'Siapa wanita itu, kenapa dia bisa seakrab gitu sama Pak Rizal?' batin Dina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Soul Mate
RomansaDina kesal dengan guru barunya di sekolah yang mengajar bahasa Indonesia. Sebab karenanya Dina hampir tertabrak olahnya, bukannya minta maaf dia malah pergi. Setiap hari Dina harus bertemu dengan guru baru itu yang bernama Rizal yang selalu membuatn...