20 menit sudah, Dina memberikan tugasnya kepada Pak Rizal.
"Ini Pak."
Rizal mengoreksi tugas Dina dengan telitih.
"Gimana?"
"Bener bagus tapi tulisannya lebih di perbaiki lagi."
Setelah belajar di Perpustakaan mereka pulang, Rizal ingin mentraktir Dina es krim, Dina kegirangan.
"Pak es krimnya dua ya."
"Baik, Pak."
Sebelum es krim di makan, Dina meminta tolong Pak Rizal untuk memfotokannya bersama es krim.
"Pak tolong dong fotoin saya" Dina memberikan Hp nya kepada Pak Rizal.
Pak Rizal memperlihatkan hasil jebretannya.
"Bagus banget."
"Makasih Pak."
Sesudah memakan es krim, merekapun pulang. Saat dalam perjalanan pulang, Dina melihat ada seorang anak kecil yang duduk sendiri di pinggir jalan dengan waja sedih, Dina merasa kasihan dengan anak kecil itu, ia pun menyuruh Pak Rizal untuk memberhentikan mobilnya ke anak kecil perempuan itu.
"Haii adik!" sapa Dina.
"Nama kamu siapa?"
"Putri."
"Kamu sedang apa sendirian aja, mamah kamu mana?" tanya Dina.
"Mamah aku ada di rumah Kak."
"Kamu kenapa sedih?" tanya Dina.
"Aku sedih Mamah nggak ngizinin aku pergi ke peka raya, padahal aku mau banget pergi kesana."
"Aduh kasian." Dina mengelus ramput anak kecil itu.
Tiba-tiba saja Dina mempunyai ide.
"Pak Rizal, gimana kalau kita ngajak anak ini ke pekan raya, kasian dia," usul Dina.
Awalnya Pak Rizal tidak mau, namun Dina mendesaknya barulah ia mau. Kemudian mereka bertigapun pergi kesana.
Sesampainya disana, Putri mengajak Dina dan Rizal menaiki wahana disana. Putri mengajak Dina bermain wahana kuda-kudaan, Dina pun menyetujuinya.
Tidak hanya kuda-kudaan, mereka juga mencoba wahana yang lain seperti kora-kora. Mereka juga bermain mancing ikan, bola-bola dan banyak lagi. Rizal melihat anak kecil itu terlihat sangat lelah, ia pun menggendong anak kecil itu. Mereka bertiga layaknya keluarga kecil.
Setelah puas bemain kemudian mereka pulang, mereka mengantarkan Putri pulang. Untung saja Putri tau alamat rumahnya. Sesampainya di rumah Putri, Dina agak terkejut melihat kondisi rumah Putri pantas saja ibunya tidak bisa membawanya ke pekan raya. Kondisi rumahnya begitu seperri tidak layak, gentengnya agak roboh dan rumahnya sudah tidak layak di tinggal.
"Assalammhalaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Putri." Ibunya Putri langsung memeluk anaknya.
"Kamu kemana aja Nak, Ibu takut kenapa-napa."
"Putri habis ke pekan raya, Bu. Kakak Dina dan Om Rizal yang membawa Putri."
Rizal yang dipanggil Om memasang muka cemberut, Dina yang melihatnya tertawa kecil.
"Makasih ya, maaf banget Putri merepotkan."
"Nggak papa kok, Bu kami senangn," ucap Rizal.
"Kalau gitu kita pamit dulu ya, Bu. Assalammualaikum."
Sebelum pulang Rizal meberikan sedikit uang untuk Ibu Putri, Ibu Putri menangis terharu karena uang yang di berikan Rizal begitu besar dan ia mengucapkan banyak-bayak terimakasih.
Lalu merekapun masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanna pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Soul Mate
RomansaDina kesal dengan guru barunya di sekolah yang mengajar bahasa Indonesia. Sebab karenanya Dina hampir tertabrak olahnya, bukannya minta maaf dia malah pergi. Setiap hari Dina harus bertemu dengan guru baru itu yang bernama Rizal yang selalu membuatn...