Bab 16 Pertandingan Futsal

52 6 0
                                    

Sampai rumah, sudah malam saja. Rizal menghatarkan Dina gerbang rumah setelah itu ia pergi pulang.

***

Kini Dina sampain di kamar, ia habis selesai bersih-bersih. Setelah itu ia ingin tidur, namun tiba-tiba saja Kakaknya masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu dulu.

"Dina!"

"Aduh ngagetin aja lo."

"Apasih?"

"Gue mau tanya sama lo."

"Tanya apa?" tanya Dina.

Kinanti naik ke atas kasur, ia memperlihtkan foto seseorng laki-laki.

"Ganteng nggak?"

"Ganteng, ini siapa?"

Kinanti tak menjawab ia hanya tersenyum.

"Jangan bilang ini  pacar lo?" tanya Dina mode serius.

"Iyah, tapi lo jangan bilang sama ortu dong."

"Loh, bukannya lo suka sama Pak Rizal."

"Apah? Gue suka sama Pak Rizal?" Kinanti tertawa terbahak-bahak.

"Kok lo ketawa sih?"

"Dina ... Dina mana mungkin gue suka sama Pak Rizal."

"Gue sukanya sama ini, Rangga namanya, udah ganteng, baik, pinter lagi," puji Kinanti tersenyum sambil membanyangkan wajah Rangga.

Dina menampol muka Kinanti menggunakan boneka.

"Apasih lo, ganggu gue aja."

"Lo yang ganggu gue Kak, gue mau istirahat malah di ganggu."

Keesokan harinya ...

Hari ini adalah hari dimana sekolah Dina tanding futsal dengan sekolah SMA Pelita. Dina sudah janji untuk melihat Rifqi tanding dan untungnya hari ini belajar bersama Pak Rizal di liburkan karena Pak Rizal sibuk, katanya.

Pertandingan di mulai jam 10. 00 wib. Dina pergi bersama sahabat-sahabatnya pukul 09.00 wib. Sesampainya disana, Dina duduk di paling depan bersama sahabat-sahabatny dan Alea teman sebangkunya.

Dina melihat Alea seperti sedang mencari seseorang.

"Lo lagi nyari siapa?" tanya Dina.

"Tristan mana ya?" tanya Alea.

"Alea sekolah kita kan tanding habis ini."

"Iyah juga ya."

"Setelah ini sekolah SMA 1 Pancasila melawan SMA Pelita."

Mereka masuk ke lapangan, Dina melihat Rifqi ia memfotonya. Sebelum tanding mereka bersalam bersama lawan.  Yang menjadi kapten ialah Tristan.

Alea melihat selalu memejamkan matanya seperti tengah berdoa dengan khusyu, Dina terus memperhatikan Alea.

'Pasti Alea lagi doa in Tristam, cinta dalam diam begini lah,' batin Dina.

Hati Dina dag dig dug tak karuan.

"Goolll .... satu kosong untuk SMA 1 Pancasila yang di golkan oleh Rifqi!!"

"Goolllll!!!!!"

"Satu sama untuk SMA Pelita."

20 menit sudah ...

Pertandingan semakin sengit dan gereget, babak satu sudah habis. Dina menghampiri Rifqi untuk memberikan semangat.

"Semangat ya, aku yakin pasti kamu bisa!" Dina menyemangati Rifqi.

"Makasih."

Babak dua akan segerah di mulai, mereka harus kembali ke lapangan. Kali ini mereka harus lebih fokus dan gawang jangan sampai ke colongan.

"Gooolll ... dua satu untuk SMA Pelita!!"

Dina terus menyemati Rifqi.

"SMA 1 PACASILA PULANG DATANG UNTUK BERJUANG .... PULANG MENBAWA PEMENANG ...

SMA 1 PANCASILA ... HORE .... HORE ... SMA 1 PANCASILA SELALU DI HATI!" itulah nyeling SMA 1 Pancasila.

"Gooll ..  dua sama untuk SMA 1 Pancasila ....!!!"

Tak terasa babak kedua sudah hampir habis, babak penentuan siapa yang akan lolos kebabak selanjutnya.

My Teacher Is My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang