27 Liburan

45 3 0
                                    

Sampai rumah, Dina sangat bete dengan dan kesal saat di mall tadi. Kenapa dirinya harus bertemu dengan Pak Rizal dengan Bu Mawar.

"Ihhh sebel!!"
 

Dina berteriak-teriak di balkon rumahnya.

"Dina lo lagi apa sih? Teriak-teriak nggak jelas," protes Kinanti.

"Gue lagi sedih Kak."

"Sedih apa,  pulang-pulang sedih, aneh."

Lalu Dina pun menceritakan keluh kesal nya pada Kinanti sang Kakak.

"Oh gitu, berarti itu tandanya lo cemburu, dan tandanya lagi lo suka sama Mas Rizal," jelas Kinanti.

"Gimana nggak suka tiap hari ketemu apalagi dia jadi guru privat lo, kalau gue jadi lo juga pasti bakal kepincut sama dia."

"Iyah, ya Kak."

"Yaudah jangan-jangan sedih mending kita jalan-jalan aja satu keluarga, ya itung-itung ngilangi kegalauan lo."

"Bener tuh banget, Kak, gue setuju."

Kemudian mereka bersiap-siapa akan pergi liburan satu keluarga dan akan menginap di villa mereka. Setelah membereskan barang-barang keluarga Maheswara pun pergi.

***

Dua jam perjalanan merekapun sampai di villa yang agak luas dan indah sekali, villanya sangat bersih karena memang Papah Maheswara membayar orang untuk merawat villa ini dan villa ini tidak di sewakan.

Dua jam perjalanan merekapun sampai di villa yang agak luas dan indah sekali, villanya sangat bersih karena memang Papah Maheswara membayar orang untuk merawat villa ini dan villa ini tidak di sewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini Dina sudah ada di kamarnya, kamarnya sangat rapih dan bersih jika membuka jendela pasti sudah di sugukan dengan pemandangan alam yang indah. Dina merapikan barang-barangnya, setela itu Dina rebahan di kasur   memandangi pegunungan sembari mendengerkan musik.

 Dina merapikan barang-barangnya, setela itu Dina rebahan di kasur   memandangi pegunungan sembari mendengerkan musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sedangkan kedua orang tuannya dan Kinanti tengah asyik menikmati secangkir teh hangat di ruang tv.

"Dina mana?" tanya Papah.

"Dia ada di atas Pah, mungkin dia kecapean," jawab Mamah Jasinda.

Sedangkan di tempat lain, Rifqi menghubungi Dina terus karena Dina tidak ada kabar. Chat nggk di bales, terlfon nggak di angkat. Dina memang sengaja mematikan Hp karena dirinya ingin sendiri dulu.

Sore harinya ...

Dina bersepeda sendiri, banyak orang-orang yang menyapanya dengan ramah. Orang disini baik dan ramah-ramah.

"Udara sore sejuk ya, enak banget," ungkap Dina sembari menggoes sepeda.

"Udara sore sejuk ya, enak banget," ungkap Dina sembari menggoes sepeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lama-lama aku betah disini."

"Nggak mirikin Pak Rizal, nggak mikirin Rifqi, tugas sekolah pun Papah yang tanggung itu semua, pokoknya aku harus happy!"

"DINA HARUS SELALU HAPPY!!" teriak Dina.

Di desa ini banyam orang yang bekerja sebagai seorang petani, ada juga yang bekerja memetik daun teh, pria atau pun wanita bisa melalukannya. Disini anak-anaknya masih bermain permainan zaman dulu, seperti kelereng, lompat tali, main bola, tidak seperti di kota anak-anak di kota sekarang sibuk dengan geme nya.

Biasanya anak-anak di desa bermain setelah sholat ashar, mereka sering bermain di lapangan. Tak lupa Dina mengambil gambar atau memotret mereka saat mereka sedang  bermain.

"Indahnya zaman dulu,  kangen kecil lagi deh."

My Teacher Is My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang