Bab 38 Axel Suka Sama Dina

47 4 0
                                    

Hari ini Axel mengajak Dina pergi jalan-jalan kebetulan hari ini Dina dan Axel tidak ada kelas jadi mereka memutuskan untuk bejalan-jalan. Mereka menanaiki Bus umum atau sering disebut sebagai 'buseu'. Katanya Axel juga ingin memperkenalkan temannya kepada Dina. Mereka berdua janjian bersama temannya Axel di kota Jeju. Koto ini dijuluki dengn nama Samdado karena banyak pulau berlimpah dengan tigal hal yaitu, bebatuan, wanita dan angin.

Mereka bertemu di taman Jeju Light Garden.

"Mana sih temen kamu Xel?" tanya Dina yang sudah bosan menunggu.

"Sabar, bentar lagi juga dateng."

Dari kejauhan, Axel melihat sosok wanita yang ia tunggu.

"Itu dia," ucap Axel menunjuk.

"Gina!" sapa Axel.

"Haii!!"

Lalu mereka berdua berpelukan.

"Apakabar?"

"Baik, kamu apa kabar?"

"Baik juga."

"Dia siapa?" tanya wanita itu bernama Gina.

"Ini Dina, temen aku."

"Jadi ini cewek yang kamu ceritain," bisik Gina kepada Axel.

"Dina." Dina bersalaman dengan Gina.

" My name is Gina."

"Gin, nggak usah pake bahasa Inggeris, kita semua orang Indo termasuk Dina juga," jelas Axel.

"Upps, kamu asal Indo?" tanya Gina.

"Iyah."

"Iihh, sama kita."

Kemudian mereka berdua mengobrol bersama sembari berjalan-jalan di taman Jeju.

"Semoga kamu betah ya, Din."

"Pasti."

"Apalagi ada Axel yang setia nemenin kamu," bisik Gina tepat di telingan Dina.

Dina tak paham apa yang di katakan Gina barusan, Dina hanya menanggapinya tersenyum.

Siang berganti menjadi malam.

POV Axel.

Setelah menghantarkan Dina pulang, Axel merebahkan tubuhnya di kasur, sungguh sangat lelah seharian jalan bertiga. Axel memejamkan matanya, bayangannya selalu terlintas  wajah Dina cewek yang Axel cintai selama ini.

Ilustrasi

Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dina ... Dina kenapa kamu cantik banget sih," ucap Axel memandangi foto Dina.

"Aku nggak peduli kamu puny pacar, tapi selama kamu jauh dari pacar kamu itu, aku pasti bisa dapetin kamu, Din," ucapnya.

Sedangkan di Indonesia.

Saat ini hati Rifqi sedang galau dikarnakan pacarnya yang bernama Karina selalu minta barang-barang mewah dan cemburuan, tiap hari mereka selalu berantem akan hal-hal kecil. Rifqi semakin tidak nyaman bersama Karina, Rifqi malah mengingat memorinya bersama Dina dulu saat SMA. Sifat Dina dengan Karina sangatlah berbeda.

"Dina ... Dina ... andai dulu kita nggak putus mungkin kita udah bahagia sekarang," ucap Rifqi.

"Astagfirullah Rifqi, sadar Dina kan pacarnya abang lo, lo nggak boleh ngingat Dina lagi, masa lalu biarlah berlalu." Rifqi berusaha menyadarkan dirinya.

Saat Rifqi tengah bengong di kamar, tiba-tiba Rizal mengetuk pintu kamarnya.

"Rif ... Rifqi!"

"Masuk aja Bang," sahut Rifqi.

Rizal melihat Rifqi duduk termenung shofa denga wajah menunduk.

"Kenapa lo Rif?" tanya Rizal mengahmpiri.

"Gue capek Bang."

"Lo lagi ada masalah ya?"

"Iyah, sama Karina."

"Oh Karina lagi, ada apa sih sama dia, kayaknya gue liat lo berantem terus?"

"Ya gimana nggak berantem, Karina itu manja cemburuan gue capek ngadepin sikapnya Bang."

"Memang itu sifat wanita Rif, mereka pakenya prasaan bukan logika dan hatinya mudah tersentuh."

My Teacher Is My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang