Bab 14

60 6 0
                                    

Rizal mengajak Dina belajar di perpustakaan lagi, karena perpustakaan bukunya lengkap dan mudah untuk di cari. Mereka pergi menggunakan mobil nya Rizal.

Sesampainya merek disana, mereka mencari buku yang mereka butuhkan. Setelah mencari buku, Rizal menyuruh Dina untuk membaca halaman 120 tentang surat lamaran kerja.

"Bacanya dalam hati aja," ucap Rizal.

Dina pun membacanya lewat dalam hati.

'surat lamaran pekerjaan adalah surat pengantar yang digunakan untuk melamar pekerja. Biasanya, dalam jenis lamaran kerja ini akan tercantum informasi singkat seputar latar belakang kita, baik itu pendidikan ataupun pengalaman kerja.'

"Udah Pak."

"Cepet amat."

"Emang udah Pak, bab 120 kan pengertiannya."

"Oke, ini tentang surat lamaran kerja, jadi surat ini nanti akan berguna bagi seseorang yang mencari atau melamar pekeraan. Surat ini berlaku bagi yang melamar di perusahaan, pablik dan lain sebaginya," jelas Pak Rizal.

"Kalau mau bikin surat kerja kan pasti ada stukturnya, coba kamu baca stuktur surat lamaran kerja di bab 121 lalu kamu catat di buku!"

Lalu Dina pun membacanya lagi dan mencatat di buku tulis.

"Udah, Pak."

"Udah, di dalam stuktur surat lamaran kerjakan terdiri dari, pembuka, isi, penutup. Kalau bagin pembuka itu di dalamnya ada nama, alamat, nomer telfon, alamat email, lampiran, perihal, tanggal surat, salam pembuka. Kalau isi itu di dalamnya kaya paragraf yang berisi tujuan kita melajar kerja dan alasannya. Sedangkan penutup itu berisi, salam penutup, tanda tangan dan nama," jelas Pak Rizal.

"Paham?!"

"Paham, Pak."

"Kalo kamu paham, saya mau kamu bikin surat lamaran perjaan di buku tulis, saya kasih waktu selama 15 menit!"

Dina pun menurutinya, walaupum ia tidak suka dan malam mengerjakan. Dina melihat Pak Rizal asyik bermain Hp sedangkan dirinya malah mengerjakan tugas.

15 menit sudah berlalu, Dina belum juga menyelesaikan pekerjaannya.

"Udah belum?" tanya Rizal.

"Belum, Pak. Tinggal bikin penutupnya aja."

"Lama kamu."

"Sabar dong Pak, itu nggak gambang susah banget," protes Dina.

"Bapak enak cuma nyuruh-nyuruh doang," sindir Dina.

"Enak darimana Dina, saya itu main Hp lagi ngecekin nilai anak-anak," jawab Pak Rizal, memperlihatkan.

"Bapak mau adu nasib ama saya?"

"Ngomong apa sih kamu, udah kamu jangan ngeluh nanti kalau pinter juga buat kamu," ucap Rizal.

"Nih, Pak udah."

Pak Rizal mgoreksi tugas Dina.

"Tulisan belum rapih, peletakan nama salah, nama haru di awalin dengan huruf kapital, peletakan alamat email sama alamat rumah ketuker," ucap Pak Rizal mengoreksi  tulisan Dina.

"Bapak ini ngina atau ngoreksi sih."

"Saya ngoreksilah, ini semua banyak yang salah."

"Kamu bikin lagi!"

"Kok gitu sih, seperti tidak menghargai tulisan orang," sindir Dina.

"Ini juga demi kebaikan kamu Dina."

"Saya kasih waktu 20 menit untuk membenarkan.

My Teacher Is My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang