PROLOG

3.7K 145 2
                                    

hei, everybody. miss me? hahaha, aku publish cirta ni lagi. ada sesiapa yg tunggu cirta ni lagi tak?

~°•×Happy Reading!ו°~

>>Tandai Typo!<<

"Uhuk ...!!"

Cairan berwarna merah pekat keluar dari mulut seorang gadis, matanya menatap cairan tersebut dan keluarganya secara bergantian. Senyum tipis terbit di bibir cantik itu.

"Kalian senang? Harapan kalian sebentar lagi akan terkabul," katanya.

"Terima kasih sudah memberikan teh itu padaku. Kalian memang peka. Kalian tau jika aku sudah tidak tahan dengan hidupku ini, maaf sudah merepotkan kalian dengan membeli racun dan mencampurkannya ke dalam tehku," lanjut gadis itu.

Mereka yang mendengar hal itu tertegun, entah kenapa dada mereka seakan diremas oleh tangan tak kasat mata hingga membuat mereka kesulitan bernafas.

Gafis bernama Aulia Zevyna Eduardo itu jatuh terduduk akibat tenaganya yang mulai habis. Lia terus-menerus memuntahkan cairan merah pekat di lantai marmer yang dingin.

'Ah, akhirnya gue bisa bebas dari sini. Makasih Tuhan, gue capek sama tatapan kebencian mereka, sama makian mereka. Sekarang gue bisa tenang deh, hehe,' batin Lia.

Usai membatin seperti itu, kelopak mata Lia perlahan tertutup. Pada detik-detik terakhir sebelum Lia kehilangan kesadaran, gadis itu dapat melihat seluruh anggota keluarganya yang berteriak dengan panik memanggil dokter pribadi keluarga Eduardo. Lia kebingungan dengan reaksi tersebut.

Kenapa?

Apakah mereka mulai menyayanginya?

Tapi ... bukankah sudah terlambat?

Lagipula, mereka lah yang membunuhnya.

Detik sebelum Lia menutup mata, ia dapat melihat sang Ayah tengah memangku kepalanya disertai tangisan dan permohonan maaf.

Lia tersenyum tipis. Akhirnya harapannya terkabul meski harus meregang nyawa, dengan begini dia bisa tenang.

Anggota Eduardo menangis histeris kala Lia telah menutup matanya. Mereka salah, mereka menyesal, kenapa mereka harus mengetahui perasaan yang sebenarnya mereka rasakan pada Lia di saat gadis itu akan kehilangan nyawanya?

Mereka ingin meminta maaf pada Lia, bungsu mereka.  Tapi sudah terlambat bukan?

Ya, semuanya sudah terlambat.

Keluarga Eduardo, siapa yang tidak mengenal keluarga itu? Keluarga yang menempati posisi kedua dalam daftar keluarga paling kaya di Indonesia. Perusahaan Eduardo memiliki anak di mana-mana, induk dari perusahaan tersebut berada di kota Surabaya. Keluarga Eduardo terkenal sangat harmonis, setidaknya itulah yang publik tahu.

Tanpa mereka ketahui, keluarga Eduardo sangatlah membenci bungsu mereka— Lia dengan alasan karena Lia yang terlahir sebagai perempuan. Eduardo sangat membenci kaum perempuan, itulah sebabnya mereka akan langsung membunuh istri mereka setelah melahirkan keturunan sebanyak yang mereka mau.

Bayi perempuan yang lahir akan langsung mereka bunuh dengan kejamnya. Lantas, kenapa Lia bisa selamat? Jawabannya karena Ibunya— Daisy Mentari Eduardo membuat kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga Eduardo.

Kesepakatan itu berisi mengenai Lia yang tidak boleh dibunuh sebagai ganti balas budi keluarga Eduardo karena telah diselamatkan oleh Daisy dari serangan para musuh Eduardo. Karena Eduardo telah berjanji akan membalas budi atas perbuatan Daisy, mau tidak mau mereka pun menyepakati hal tersebut.

Setelah melakukan kesepakatan itu, Daisy langsung dibunuh dengan kejinya oleh sang suami— Erland Fakhsyan Eduardo tanpa memberikan Daisy kesempatan untuk merawat bayi mungilnya. Sejak saat itu Lia diasuh oleh beberapa pengasuh yang selalu menghancurkan mentalnya dengan mengatakan kalimat-kalimat menyakitkan.

⚡.......🌪

Senyum lembut perlahan terbit di bibir seorang wanita cantik kala melihat buah hatinya mulai membuka mata, ia menoleh ke samping menatap sang suami yang sedang menggendong buah hatinya yang lain.

"Lihatlah sayang, putriku mulai membuka matanya, manis sekali," katanya mengalihkan perhatian sang suami dari jagoannya.

Pria itu ikut tersenyum. "Cantik sekali putriku ini. Mirip dengan Mommynya."

Sang istri tersenyum lembut menatap bayi digendongannya yang sudah membuka mata, mata bayi itu terlihat menatap sekeliling dengan linglung yang membuatnya terlihat menggemaskan.

Sedangkan dalam batin sang bayi, dia kebingungan. Bukankah seharusnya dia sudah mati akibat racun? Lalu kenapa dia masih hidup? Terlebih lagi ... siapa perempuan yang tersenyum lembut itu?

Seperti dugaan, bayi itu adalah Lia, gadis yang mati akibat ulah keluarganya.

Gadis yang sekarang sudah menjadi bayi itu membuka mulut hendak bertanya, tapi tunggu sebentar, ada yang aneh. Kenapa ... dia tidak bisa mengeluarkan suara? Tidak mungkin pita suaranya hancur akibat meminum racun 'kan?

'Kenapa suara gue ga bisa keluar? Aneh,' batin Lia.

"Lihat, dia sungguh manis dan menggemaskan." Perhatian Lia teralihkan ketika perempuan yang tersenyum lembut tadi bersuara.

"Hai putriku, selamat datang ke dunia kami. Mulai sekarang kamu adalah bagian dari keluarga ini, namamu adalah ...."

Mata Lia melotot kaget, apa? Dia ... tidak salah dengar 'kan? Nama itu! Nama itu adalah nama dari seorang figuran di sebuah novel yang mati akibat bunuh diri! Oh astaga, apakah wanita itu sedang bercanda dengannya? Tolong katakan pada Lia bahwa semua ini hanyalah candaan!!

Apakah kalian mendengarnya? Suara jeritan hati seorang Lia, gadis yang kini reinkarnasi menjadi figuran.

Sungguh tidak bisa dipercaya!

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang