Chapter 20

3.2K 297 514
                                    

Pertama kali hal yang dia rasakan adalah suara dengungan dalam telinganya. Matanya terpejam dengan erat hingga akhirnya suara itu menghilang, digantikan oleh kesunyian. Berikutnya rasa dingin terasa di bawah kakinya. Kedua matanya terbuka dan pintu besi yang begitu familiar berada dalam pandangannya.

Tidak. Tidak mungkin.

Itu adalah pintu selnya. Baekhyun langsung bangun dan menggedor-gedor pintu tersebut. Berteriak memohon untuk dikeluarkan hingga tenggorokannya terasa sakit. Lelehan air mata turun di kedua pipinya. Pria mungil itu menangis sambil meraung-raung meminta pertolongan. Meminta sedikit rasa kasihan pada manusia yang jelas tidak memiliki hati menguncinya disini.

“Diam!”

Baekhyun tersentak dari balik pintu pada suara bernada tinggi orang di hadapannya.

“Apa kau masih tidak mengerti? Ibumu jelas menolak untuk mendengar suaramu karena dia tidak pernah menyayangimu”

“Itu.. Itu.. tidak benar” ucap Baekhyun dengan bibir yang gemetar.

“Teruslah menyangkal. Kenyataannya ibumu tidak pernah menyayangimu sehingga dia tega meninggalkanmu disini” ucap orang itu kemudian berlalu pergi. Meninggalkan Baekhyun yang menangis lebih keras karena jauh di dalam lubuk hatinya dia sebenarnya tahu bahwa ibunya tidak benar-benar menyayanginya.

Pandangannya memburam karena air mata yang tidak kunjung berhenti. Dia mengedipkan kelopak matanya beberapa kali kemudian tiba-tiba pintu selnya berganti dengan pintu gerbang rumah Chanyeol.

“Hyung?” lirih Baekhyun. Kepalanya memandang sekitar dengan kebingungan. Tidak mengerti kenapa dia berada di luar rumah Chanyeol. Pintu gerbang itu kemudian terbuka dan Baekhyun melihat mobil Chanyeol yang hendak keluar. Kaca mobil itu turun sedikit sehingga Baekhyun dapat melihat pria itu.

“Hyung?”

Chanyeol menoleh kepadanya, namun pria itu segera menyimpan pandangannya kembali. Pada saat itu juga hati Baekhyun tenggelam. Chanyeol sama sekali tidak melihatnya, seolah eksistensinya hanya angin lalu.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Baekhyun membeku saat mendengar suara itu. Merasakan rasa dingin mengalir ke tulang punggungnya, membuatnya menggigil. Tubuhnya berbalik hanya untuk menemukan Haewon yang berdiri di hadapannya.

“Kutanya, apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya wanita itu lagi padanya.

“Kenapa... guru Oh disini?”

“Lucu sekali. Memangnya aku tidak boleh berada di rumah kekasihku?”

“K.. Kekasih?”

“Ya, kekasihku Chanyeol oppa. Kenapa harus terkejut? Bukankah aku sudah mengingatkanmu bahwa pada akhirnya Chanyeol oppa akan meninggalkanmu?”

“Ti.. Tidak.. Itu tidak mungkin. Hyung tidak...”

Haewon memandangnya dengan penuh kasihan. Baekhyun menggelengkan kepalanya dengan keras. Chanyeol tidak mungkin berkencan dengan orang lain, pria itu mencintainya. Dia mendengarnya sendiri ungkapan cinta dari Chanyeol yang menggetarkan hatinya. Baekhyun merasakan ketulusan melalui kata-katanya. Chanyeol mencintainya, bukankah begitu?

Baekhyun...

Baekhyun.

.

.

.

“Baekhyun!”

Baekhyun tebangun dari mimpi buruknya bersama detak jantungnya yang berpacu dengan cepat, berdebar begitu keras hingga seakan-akan dapat didengar oleh telinganya. Keningnya mengkilap oleh keringat. Pupilnya membesar dan bergerak dengan liar. Sorot matanya dengan jelas menunjukkan sebuah kecemasan.

DARK MARE (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang