Baekhyun sekarang tengah berdiri di depan cermin. Memperhatikan kemeja warna hijau gelap dengan ukuran yang sedikit besar dipadukan dengan celana warna hitam. Heeju yang memilihnya, wanita itu mengatakan warna yang kontras akan cocok dengan warna kulitnya yang putih dan cenderung sedikit pucat. Malam ini mereka akan makan malam di luar. Cukup mengejutkan bagi Baekhyun karena pria mungil itu tidak menduga bahwa mereka akan pergi keluar. Baekhyun tidak bohong bahwa dirinya merasa cemas. Terakhir kali dia keluar itu tidak berakhir baik dan dia tidak ingin membuat orang lain celaka karenanya. Tapi Heeju terlihat bersemangat sehingga Baekhyun memilih untuk menurut.
"Pasti sangat cantik hingga kau tidak juga berpaling dari cermin itu"
Suara itu. Baekhyun tersentak, kepalanya perlahan menoleh ke arah sumber suara. Sipitnya melebar, terperangah ketika menemukan seseorang yang tidak lain adalah Park Chanyeol. Berada tidak jauh dari tempatnya, pria itu sedang bersandar pada dinding, dekat dengan pintu kamar yang terbuka bersama senyuman tipis di bibirnya.
"Hyung.."
Memprediksi yang lebih kecil akan memeluknya, Chanyeol segera meletakkan buket bunga mawar ke atas meja dan ikut berjalan ke arah Baekhyun. Membuka lengannya dan membuat tubuh ringan itu berputar di pelukannya. Ketika mendengar gelak tawa Baekhyun di telinganya, senyum Chanyeol ikut merebak. Dadanya membuncah dan bergabung dengan kebahagiaan yang terpancar dari lautan cerah kelerengnya.
Ketika tubuhnya diturunkan, pelukan keduanya tidak terlepas dan justru semakin erat. Chanyeol menunduk untuk mempertemukan kening mereka sambil menggesekkan hidung mereka yang bersinggungan.
"Aku kira hyung tidak jadi pulang" ucap lirih Baekhyun sambil memandang langit malam yang saat ini begitu dekat dengannya.
"Tentu saja aku pulang karena harus menjemputmu untuk makan malam"
"Huh?"
Chanyeol menarik tubuhnya, menikmati wajah kebingungan Baekhyun.
"Bukankah suster Hwang telah memberitahu bahwa malam ini kita makan di luar?"
Baekhyun masih memproses pertanyaan Chanyeol saat pria itu berbalik dan mengambil buket bunga yang sebelumnya diletakkan di atas meja. Kemudian kembali menghadap Baekhyun untuk memberikan buket mawar merah di tangannya. Sepasang manik bulan sabitnya berkedip dengan lucu memandang buket mawar dan Chanyeol bergantian.
"Untukku?"
"Untuk Baekhyun" jawab Chanyeol.
Baekhyun dengan ragu menerima buket itu dengan dua tangannya. Melirik Chanyeol lagi, pria itu mengangguk sehingga Baekhyun menerimanya dengan hati-hati. Dia masih berada dalam rasa tidak percaya saat buket mawar merah itu berada di tangannya. Harum khas mawar dapat dicium oleh hidungnya. Warna mawar itu merah segar namun sedikit pekat. Hampir mirip seperti darah ketika janinnya tidak lagi dapat bertahan. Semula perasaan yang dibawa oleh memori itu sangat menganggu Baekhyun. Namun perasaan gelisah dan tidak nyaman itu sekarang berganti mejadi perasaan bahagia. Hatinya menghangat dan lagi-lagi itu karena Park Chanyeol.
"Rencananya aku ingin memberikan ini saat kita telah berada di tempat makan. Tapi aku sedikit tidak sabar" jelas Chanyeol dengan kening yang sedikit berkerut karena Baekhyun belum juga meresponnya.
"Apa kau mungkin tidak menyukainya?"
Baekhyun terkejut saat mendengar pertanyaan Chanyeol dan segera menggelengkan kepalanya.
"Aku sangat menyukainya, tolong jangan salah paham. Hanya saja... hanya saja ini pertama kali aku mendapatkan bunga. Aku sepertinya sangat terkejut sampai tidak tahu harus mengatakan apa selain terimakasih"
Baekhyun menjelaskan bersama rona merah di kedua pipinya yang saling berlomba dengan pekat warna merah mawar-mawar di tangannya.
"Kita pergi sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MARE (chanbaek)
RomanceNamanya adalah Baekhyun. Kalian tidak akan mendengar namanya disebutkan diantara orang-orang yang berpengaruh di dunia. Tidak juga dalam cerita dongeng seorang pangeran yang tampan berhati baik. Akan tetapi Baekhyun yang akan kalian kenal mungkin ad...