BAB 12 : KEBENGISAN ARKANA

2.6K 83 0
                                    

“Maafkan atas tindakan putri saya, Nona Sasya.” Ayah dari wanita yang tadi dengan sengaja menyiram minuman ke dress Sasya itu menunduk.

Sasya menatap datar Pria itu. “Tidak masalah,” jawabnya seadanya. Ia mengusap lembut jemari Arkana yang terkepal. Sepertinya Arkana marah karena Pria itu menyebut Sasya dengan Nona. Bukan Nyonya.

“Berani juga anda memanggil istri saya, ‘Nona’.” Pria itu langsung menelan ludahnya dengan susah payah. “Ma—”

“Arkana, sudah cukup. Ayo, kita pulang.” Sasya paling malas berdebat, ia lelah. Arkana yang paham pun mengangguk setuju. Mereka berdua berbalik dan meninggalkan Pria itu. Sebelum pulang, mereka pamit ke Aksa dan Nenek.

“Hati-hati, ya.” Sang Nenek tersenyum dan mengusap bahu Sasya dengan lembut. “Maaf ya, dress kamu jadi kotor,”

Sasya tersenyum dan menggeleng, “Nenek gak perlu minta maaf.”
“Sepertinya banyak orang-orang yang belum tau kamu adalah menantu di keluarga ini, Sasya. Apa perlu kita mengadakan pesta lagi?” Tanya Aksa. Sebenarnya Sasya sangat bingung, kenapa tiba-tiba mertuanya ini jadi lebih hangat? Bukankah waktu itu dia sangat dingin?

“Boleh, saya setuju.” Sahut Arkana setuju. Nenek juga mengangguk setuju. Sasya mengerjapkan matanya dan akhirnya ikut mengangguk kala Arkana menatapnya memohon.
“Minggu depan kalian bisa ke sini, kita bicarakan soal pestanya.” Setelah itu, mereka berdua keluar dari mansion.

Tanpa pamit kepada Tevy, tadinya Sasya hendak ke mertuanya itu, tapi Arkana menahannya dan mereka berdua pun langsung keluar. Sebelum keluar, matanya sempat bersinggungan dengan Mita.

“Maafkan aku sayang, kamu pasti sangat malu, bukan?” Sendu Arkana kala ia melihat dress Sasya kotor. Ia menatap Sasya yang sedang memasang seat belt. Wanitanya menoleh dan tersenyum padanya, “lupakan saja, hanya masalah kecil.” Arkana menghembuskan nafasnya dan mengangguk, ia segera melajukan mobilnya. Laki-laki itu mencengkram erat setir mobilnya. Mereka harus mati.

•••

“Halo…” Arkana tersenyum ramah. Jika situasinya sedang baik-baik saja, mungkin wanita yang duduk di hadapan Arkana akan merasa sangat senang di sapa begitu manis oleh pujaan hatinya. Tapi, kini wanita itu sedang di ikat dalam keadaan tubuh penuh lebam. Ia diculik dan dipukuli habis-habisan oleh beberapa pria.

“Kenapa? Apa salah aku?!” Teriaknya.

Arkana terkekeh pelan dan dalam sekejap pisau yang berada di tangannya itu ia tancapkan dipaha wanita itu. “Kamu bertanya salahmu apa?” Tanyanya dengan seringai yang mampu membuat lawannnya merasa tidak berdaya. Wanita itu berusaha berontak, ia terisak kala merasa begitu nyeri dipahanya.

“Jika kamu mengingat kesalahanmu, saya akan langsung membunuhmu tanpa membuatmu merasa kesakitan, tapi…jika kamu masih saja tidak mengingat kesalahanmu, saya akan membuatmu sangat tersiksa.” Bisik Arkana dengan tatapan yang begitu menyeramkan. Wanita itu menelan ludahnya secara kasar. Sungguh, ia tidak ingat telah melakukan kesalahan apa kepada Arkana.

“Saya akan menghitungnya dari satu sampai tiga. Jadi, cobalah mengingatnya.” Arkana bangkit dari duduknya dan berdiri menjulang di hadapan wanita yang sedang terisak itu.

“Satu,” Arkana berjalan memutari kursi yang di duduki wanita itu. Laki-laki dengan memakai hoodie hitam dan topi berwarna hitam itu tersenyum senang kala mendengar suara tangis dari wanita yang sudah menghina Istrinya. Satu hal yang pasti, Arkana memiliki sedikit jiwa psikopat, ia akan sangat senang mendengar suara menderita dari musuhnya. Apalagi melihat darah yang keluar dari orang yang tidak dia sukai itu.

MAFIA & CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang