BAGIAN 1 : PERNIKAHAN

6.7K 199 0
                                    

Sasya Azmah Baldey, gadis cantik dengan wajah yang tampak tegas dan matanya yang tajam. Bibirnya yang kecil tapi sedikit tebal. Tingginya yang 165 centimeter dan memiliki tubuh yang ideal. Jika dia tidak selalu memasang raut wajah dingin atau datar, mungkin akan banyak laki-laki yang mendekati nya.

Tetapi, Sasya memiliki sifat yang cuek dan tidak peduli apa kata orang. Selagi tidak merugikan mereka, maka Sasya tidak merubah sifatnya itu.

Sasya memandangi dirinya dari pantulan cermin yang ada di hadapannya. Ia perlahan memegangi pipinya. Cantik. Wajahnya yang di polesi make up membuatnya jadi sangat cantik.

Dirinya sendiri bahkan sampai pangling. Biasanya Sasya memakai makeup tipis jika ingin meeting atau ke kantornya. Dan sekarang ia akan menikah jadi wajahnya dipolesi makeup yang lumayan tebal tapi tidak membuatnya aneh, malah terlihat sangat cantik.

Sasya menelan ludahnya susah payah. Ia jadi gugup. Sebentar lagi, statusnya akan berubah menjadi istri. Bukan single lagi.

Di tambah lagi, ia jadi istri seorang bos mafia! Sasya tau, yang mengetahui kalo calon suaminya seorang bos mafia hanya keluarga si calon suaminya dan dirinya. Untuk orang-orang yang tidak kenal dunia gelap mungkin tidak akan tau calon suaminya itu bos mafia. Mereka hanya tau, ia adalah seorang dosen. Just it.

Awalnya Sasya juga kaget dan sempat ragu, tapi ketika melihat calon suaminya begitu lembut kepada sang Nenek. Membuatnya jadi yakin untuk menikah dengan si bos mafia itu.

Perlahan Sasya berdiri. Tantenya yang masuk ke dalam ruangan rias Sasya tersenyum lembut kepada Sasya. Ia tadi sempat terpana melihat keponakan nya yang begitu cantik.

"Ponakannya Tante cantik sekali," puji sang Tante. Membuat Sasya tersenyum malu. "Makasih, Tante."

"Ayo, sudah mulai." Sang Tante mengulurkan tangannya. Sasya mengangguk dan menyambutnya. Mereka berdua pun melangkah pelan keluar dari ruangan tersebut.

Ketika keluar, ia di sambut senyuman hangat dari sang paman. "Om tidak menyangka kamu sudah besar, Sasya," sendu sang Om.

"Tentu saja! Umur kita saja sudah mau kepala lima, masa keponakan kita masih kecil terus!" Tante nya menepuk pelan bahu suaminya itu. Sang Om tertawa pelan. "Ya, benar juga."

Kemudian mereka kembali berjalan. Sasya dihimpit oleh Om dan Tantenya. Satu-satunya keluarga yang Sasya punya.

Mereka pun dengan pelan-pelan menuruni tangga.

Graciano Arkana Qaid, yang biasanya di panggil Arkana itu menatap calon istrinya terpana. Bukan hanya Arkana, tapi semua tamu yang di undang juga ikut terpana.

Wajah Sasya yang kalem mampu membuat hati Arkana yang sedikit gugup jadi tenang. Ia perlahan menerbitkan senyumnya. Lalu, laki-laki itu berjalan tiga langkah sehingga berdiri di bawah tangga. Tangannya terulur dan menunggu Sasya menyambut tangannya itu.

Kedua nya saling tatap dan Sasya menyambut uluran tangan besar itu. Keduanya tersenyum lembut. Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju tempat altar.

Tante dan Om Sasya tersenyum haru melihat Sasya yang sedang memejamkan matanya ketika Arka yang sudah resmi menjadi suaminya itu mencium kening nya.

Sang Tante mengusap sudut matanya. Merasa senang sekaligus sedih. Akhirnya, keponakannya menikah. Ia berdoa semoga keponakannya bahagia dan sehat selalu bersama suaminya.

Sasya menggigit bibir bawahnya kala Arka mencium kening nya. Lembut dan hangat. Setetes air mata terjatuh dari mata indahnya. Selesai menciumnya, Arkana lalu menangkup pipi Sasya. Ia dengan lembut mengusap air mata Sasya.

MAFIA & CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang