BAB 21 : MEMBAIK

2.6K 85 0
                                    

Aksa menatap tidak percaya perkataan yang keluar dari putranya itu. "Jadi...malam itu kamu mendengar semuanya?" Tanyanya kaget.

"Iya, jadi bisa panggilkan Tevy juga?" Aksa mengangguk dan meminta tolong pada pelayan yang mengantar juice untuk Arkana.

Sekarang mereka sedang di ruang keluarga. Hening. Aksa tersenyum sendu melihat Arkana menatapnya datar. Ia menggelengkan kepalanya pelan dan ingin memecahkan keheningan ini, "istrimu kenapa tidak datang?" Tanyanya.

Arkana mengambil juice yang disediakan dan meminumnya, lalu setelah itu ia menjawab, "dia sedang sibuk meeting dengan klien besar." Jawabnya datar. Ya, itu benar. Makanya ia mengurungkan niatnya untuk mengajak istrinya kesini. Aksa menganggukkan kepalanya paham.

Tevy pun muncul dan berjalan masuk ke dalam dan duduk di sebelah Aksa. Ia menatap Arkana penuh kehangatan. "Kenapa memanggilku?" Tanyanya senang.

"Anda ibu kandung saya, bukan?" Tanya Arkana langsung to the point. Tubuh Tevy membeku. Ia mulai keringat dingin. "Ba-bagai-"

"Kenapa selama ini anda menutupinya? Takut saya membenci anda karena anda sudah membuang saya?" Arkana terkekeh pelan, ia menatap Tevy dingin, "Bahkan sebelum anda memberitahukan nya, saya sudah membenci anda." Tevy langsung duduk di bawah dan menatap Arkana penuh penyesalan. Wanita itu mulai terisak.
"Waktu itu aku masih muda, umurku masih enam belas tahun, aku masih belum ta-"

"Lalu kenapa anda membuat saya? Kenapa anda melakukan seks jika belum siap hamil?" Sarkas Arkana. Ia mengepalkan tangannya, ia tau. Aksa dan Briana bukanlah orang tua kandungnya. Mereka berdua hanya mengadopsinya karena Briana mandul dan tidak bisa memiliki anak.

Apa itu sebabnya Briana tidak memperbolehkan dia menyakiti Tevy? Karena Tevy adalah ibu kandungnya?

"Anda sering melakukan hubungan seks dengan banyak pria, bahkan anda tidak tau siapa Ayah saya, bukan? Setelah mengetahui anda hamil, anda beberapa kali ingin mengugurkan nya, tapi anda gagal, karena janin nya kuat, anda akhirnya menyerah, setelah melahirkan, anda langsung membuang saya, anda memberikannya pada paman anda, tapi...setelah anda tau bahwa anak anda itu di adopsi oleh orang kaya, anda tidak mau menyia-nyiakan hal itu, setelah saya beranjak dewasa, anda membuang banyak hal hingga anda berhasil mendekati Daddy, anda akhirnya berhasil menjadi nyonya di sini, karena nyonya sebenarnya sudah tiada." Arkana diam sejenak.

Ia menatap Tevy yang masih terisak pelan. Sedangkan Aksa menatap Arkana tidak percaya. Bagaimana bisa Arkana mengetahui semua itu?

"Daddy tidak berselingkuh, Daddy hanya menepati janjinya dengan Mommy, Yaitu, menikahkan Tevy supaya saya tidak kehilangan sosok ibu, tapi...justru saya salah paham dan membenci Daddy, bukan hanya itu, anda juga tidak bisa menjadi sosok ibu buat saya, karena anda memang dari awal tidak peduli dengan saya, anda bahkan sengaja membuat saya salah paham dengan bermesraan di hari Mommy saya meninggal, anda sengaja supaya saya membenci Daddy dan semakin memperkuat anda sebagai nyonya di sini, karena anda menganggap bahwa hanya anda yang bisa di dekat saya. Tapi, lagi dan lagi anda belum puas, anda masih takut posisi anda di sini hancur, jadi anda ingin menjodohkan saya dengan Mita, gadis yang sama seperti anda, mengincar kekayaan saya,"

"Yah, anda gagal soal yang itu, karena saya lebih memilih dengan Sasya. Perempuan yang jauh lebih baik dari pada gadis yang anda pilih. Jadi, anda menyesal karena dulu tidak pernah dekat dengan saya. Dan anda...mulai ingin dianggap ibu oleh saya, tapi anda juga takut, takut saya akan lebih membenci anda, lucu sekali, bukan? Selama bertahun-tahun anda membuang saya, mengabaikan saya dan sekarang anda ingin di akui ibu oleh saya? Bagi saya, ibu saya hanya Mommy Briana, hanya dia. Walaupun dia tidak melahirkan saya, tapi dia merawat, menyayangi saya sampai saya besar. Bahkan dia tidak bisa meninggalkan saya sendirian dan akhirnya menjadikan anda nyonya baru disini supaya saya tetap merasakan kasih sayang ibu. Dan semua itu gagal." Tangis Tevy semakin besar.

Rasa sesal melingkupi perasaan nya. Dan Arkana tidak peduli akan hal itu. Katakan saja dirinya kejam. Dia tidak peduli.

Ia memang mencari tau sedetail itu, ia mencari tau latar belakang Tevy, dan bertanya-tanya pada orang-orang yang berhubungan dengannya.

Ia juga bertanya pada para pembantu disini, walaupun awalnya pembantu disini tidak ingin membuka mulut, tapi Arkana memaksanya dan mengancamnya.Butuh waktu tiga hari untuk mencari tau sedetail itu.

Laki-laki yang masih memakai kemeja itu tersenyum tipis pada Aksa, "maafkan saya." Spontan Aksa menggelengkan kepalanya. "Tidak, Arkana. Kamu tidak perlu minta maaf, kamu hanya korban di sini, korban dari keegoisan orang-orang dewasa disini." Arkana mengepalkan tangannya. Perasaannya menghangat.

Ia cukup terharu, apalagi mengingat perlakuan Neneknya. Padahal Neneknya tau kalo dia bukanlah cucu kandungnya, tapi Nenek tetap menyayanginya.

"Saya bersyukur bisa di rawat oleh keluarga Daddy." Untuk pertama kalinya, Arkana tersenyum hangat pada Aksa. Pada Ayah yang merawatnya dengan baik.

"Aku juga bersyukur memiliki putra seperti dirimu, Arkana."

•••

"Jadi Daddy menyesal gak pernah sekalipun mengatakan bahwa Daddy mencintai Mommy?" Tanya Arkana kaget.

Ia dan Aksa sedang mengobrol berdua di taman belakang. Sekarang sudah malam. Arkana akan disini sampai makan malam.

Dan soal Tevy, Daddy hendak menceraikannya, ia tidak sanggup tinggal bersama dengan wanita yang tidak ia cintai. Apalagi Arkana menyetujuinya, jadi ia dengan yakin menceraikan Tevy. Dan Tevy juga terlihat sangat pasrah.

"Iya, Daddy sangat menyesal, sepertinya Mommy juga tidak tau kalo Daddy mencintainya. Makanya Mommy menyuruh Daddy menikah lagi." Aksa tersenyum sendu.

Keduanya kurang komunikasi, karena Briana dan dirinya menikah berdasarkan perjodohan. Mereka berdua saling jatuh cinta, tapi tetap diam dan bersikap biasa aja. Hingga salah satu dari mereka pergi untuk selamanya, Aksa menjadi menyesal. Sangat menyesal tidak pernah mengungkapkan perasaannya.

"Tapi, sepertinya Mommy sudah tau, pasti Mommy selalu memperhatikan Daddy." Aksa tersenyum tipis mendengarnya dari putranya.

"Daddy! Arkana! Makan malam sudah jadi!" Seru Sasya dari arah dapur. Arkana langsung cemberut. "Masa yang di panggil duluan malah Daddy!" Rengek Arkana ketika sudah sampai di meja makan. Ia menatap Sasya kesal karena istrinya tampak tidak peduli. Dan sibuk menaruh makanan.

Aksa tertawa pelan melihat Arkana terus merengek hal yang sepele. Benar-benar tidak cocok dengan umur Arkana yang sudah kepala tiga. Sasya yang jauh lebih muda dari Arkana itu justru bertindak lebih dewasa. Ia tampak tenang menanggapi suaminya yang ngambek.

"Sayang, makan atau aku ambil makanannya!" Ancam Sasya kala Arkana hanya diam sambil memerhatikan makanannya. Arkana melotot dan langsung memakannya. Ia mendengus kala Sasya jauh lebih perhatian ke Daddy nya.

"Nyebelin." Gerutunya.

"Kamu jelek cemberut gitu, lagian masa cemburu sama Daddy!"

"Aku cemburu sama semua laki-laki yang deket sama kamu!" Aksa lagi dan lagi tertawa. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa putranya sangat posesif pada istrinya. "Arkana sangat lucu, ya." Spontan Arkana menatap horor Daddy nya. "Masa saya lucu, Dad?"

"Kamu kan bayi gede aku. Makanya lucu." Pipi Arkana langsung merona kala Sasya berkata begitu. Sial! Dia murahan sekali! Dibilang seperti itu langsung terbang.

°°°






MAFIA & CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang