BAB 9 : BERSAMA

3K 98 2
                                    

Akhirnya, Sasya bisa melewati masa-masa gugupnya kala Arkana terus menggodanya. Mereka sudah sampai di tempat pemakaman mendiang Mommy nya Arkana di makamkan. Mereka berdua saling berpegangan tangan, saling menguatkan.

Langkah demi langkah menuntun mereka ke salah satu makam yang sudah ada bunga di dekat batu nisannya.

Arkana mengambil bunga tersebut dan langsung membuangnya, padahal bunganya masih segar dan tidak layu. Sasya yang ingin terkejut dan ingin bertanya pun mengurungkan niatnya kala melihat tatapan dingin Arkana.

Sebenarnya...apa yang terjadi?

Mengabaikan rasa penasarannya, Sasya mengeratkan genggamannya dan mengusap lembut jemari Arkana dengan ibu jarinya. Perasaan Arkana yang sempat marah itu perlahan mereda dan menunduk. Matanya pun bertubrukan dengan Istrinya yang menatap nya begitu lembut dan hangat. Ah, bagaimana ini? Cinta Arkana semakin besar kepada Sasya.

Laki-laki itu pun kembali fokus ke makam Mommy nya. Tersenyum lembut. “Mommy, sekarang aku bawa menantu Mommy,” katanya seakan bicara langsung dengan Mommy nya.

Lalu, ia menaruh buket bunga kesukaan Mommy ke atas makamnya. Ia berjongkok di dekat batu nisan Mommy nya setelah melepaskan genggamannya dengan Sasya.

Istrinya ikut berjongkok di sebelahnya.  Tersenyum manis. “Halo Mommy, aku wanita yang sudah merebut hati putra Mommy.” Spontan pipi Arkana memerah. Ia terkekeh pelan dan mengecup puncak kepala Istrinya.

“Mommy gak perlu khawatir lagi Arkana sendirian, karena aku akan selalu menemani Arkana. Selalu.” Lanjut Sasya dengan senyuman yang tidak luntur. Ia menoleh ke Arkana yang menatapnya teduh. “Aku berjanji akan membuat nya selalu bahagia.” Katanya lagi sambil menatap suaminya. Arkana tertegun. Ia langsung memeluk Sasya erat.

“Aduh...bahkan di makam saja kalian bermesraan?” Sasya terkesiap dan spontan mendorong Arkana hingga terjungkal.

Sasya berdiri dan salim ke Nenek. “Pa-pagi, Nek.”
Sang Nenek tertawa pelan. “Lucu sekali kalian.” Sasya hanya meringis dan menatap Pria paruh baya yang berdiri di belakang sang Nenek.

Pria itu tersenyum ramah. Sasya ikut tersenyum ramah. Ia mengerjapkan matanya kala tidak bisa melihat apapun. “Jangan lihat laki-laki lain, sayang!” Ujar Arkana dengan begitu posesifnya. Ia berdiri di belakang Sasya dengan tangan besarnya yang menutup mata Istrinya itu.

Sang Nenek tertawa pelan melihatnya. Ia kembali menatap makam mendiang menantunya. Beliau tersenyum hangat. Aku sudah melaksanakan permintaan terakhirmu, sekarang Arkana sudah dengan perempuan pilihanmu. Batinnya sambil menaruh buket bunga kesukaan mantunya.

“Sehabis dari sini, kalian akan kemana?” Tanya Nenek. Arkana melirik sebentar makam Mommy nya dan kembali menatap Neneknya. “Pulang, Sasya mau masakin cumi-cumi buat aku,” bangga Arkana dengan mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

Sasya yang sudah melepaskan tangan besar Arkana dari matanya itu hanya bisa menghembuskan nafasnya. Kenapa Arkana jadi kekanakan gini?
Sebelum mereka beranjak dari makam tersebut. Arkana mengecup batu nisan Mommy nya dan Sasya ikut mengecupnya.

Sedangkan sang Nenek hanya mengusap batu nisan tersebut. Mereka pun melangkah keluar dari pemakaman tersebut. Rintik air mulai turun dari langit yang mendung. Untungnya, mereka sudah di dalam mobil.

Sang Nenek katanya akan mampir ke rumah Arkana dan Sasya. Tapi, beliau ada urusan sebentar jadi Nenek pergi belok kanan dengan naik mobil bersama pria yang tadi ikut ke makam mantunya. Dia adalah adiknya.

Sedangkan Sasya dan Arkana ke kiri. Mereka berdua akan belanja terlebih dahulu.

“Sekarang, sebelas tahunnya Mommy aku pergi,” Sasya spontan menoleh pada Arkana yang tersenyum sendu. Laki-laki itu melanjutkan, “walaupun udah lama, tapi aku tetap merasa sedih setiap mengingatnya, bagaimana waktu dia pergi untuk selamanya, Daddy malah sedang bersenang-senang dengan selingkuhannya, sangat menjijikkan, bukan?” Arkana melirik sekilas ke Istri nya yang menatapnya sendu.

MAFIA & CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang