018

2.7K 229 17
                                    


"Apa jayden sangat menyukai kue strawberry?."

Taehyung mengangguk dan tersenyum saat jungkook menariknya untuk duduk di pangkuannya.

"Tuan lepaskan anda menggangu say—"

"Tuan?." Jungkook menatap taehyung kesal. "Kita sudah pacaran kenapa kau masih memanggilku tuan."

Taehyung mengigit bibirnya, dia tidak tau harus memanggil jungkook apa karena memang dia sudah terbiasa memanggil jungkook sebagai tuan.

"Panggil aku jungkook saja."

"A-apa?." Taehyung membulatkan matanya lucu.

"Panggil aku jungkook, tae." Jungkook memegang dagu taehyung agar menatapnya.

"J-jungkook." Ucapnya ragu.

"Lagi?."

"Jungkook."

Jungkook tersenyum, dia menarik tekuk taehyung dan melumat bibir kekasihnya penuh kelembutan.

"Bagus, dan mulai dari sekarang jangan pernah ragu lagi untuk memanggil namaku." Ucap jungkook sambil membawa taehyung ke dalam pelukannya.

Taehyung mengangguk dan memejamkan mata dalam pelukan jungkook. Entah kenapa dia merasa aman saat berada di pelukan pria yang sekarang menjadi kekasihnya.

Dreetttt... Dreettt...

Di tengah pelukan mereka. Handphone juga tiba-tiba berdering. Dia mengambil handphone nya dan mengumpat saat sana lah yang menghubunginya.

"Siapa?." Tanya taehyung, mendongak untuk menatap jungkook.

"Hanya rekan bisnis. Tidak apa kan? Aku pergi sebentar."

Taehyung langsung mengangguk, dia tidak mungkin menahan jungkook untuk tetap di rumah kecilnya sedangkan jungkook adalah seorang pengusaha.

"Aku akan datang lagi."

Jungkook mencium kening taehyung lembut sebelum pergi ke kamar untuk bergantian pakaian.

________

"Sayang aku merindukanmu." Sana berlari dan memeluk jungkook erat. "Kamu kemana aja sih aku rindu tau padahal kita gak ketemu cuma beberapa hari."

Sana menatap jungkook kesal dan jungkook hanya tersenyum sambil membelai pipi sana.

"Maaf aku sibuk jadi tidak sempat menghubungi mu."

Jungkook membawa sana ke dalam pelukannya, dia tidak bisa melepaskan sana untuk saat ini karena bagaimanapun sana sudah lama menemaninya.

Jungkook juga masih bingung dengan seksualitasnya sendiri. Apakah dia benar-benar mencintai taehyung atau semuanya hanya sekedar rasa tanggung jawabannya.

"Aku sudah membawa kondom. Sebaiknya jika ke villa dan melakukannya sampai kau puas gimana?." Tawar sana membuat jungkook menyeringai.

"Menarik! Tapi sepertinya kau harus mengisi tenagamu sebelum mendesah frustasi di bawah ku." Bisik jungkook sambil menjilati leher sana.

Sana mendongak dengan desahan kecil saat jungkook memainkan tubuhnya. Mereka berdua makan sebentar di restoran sebelum pergi ke villa, salah satu tempat jungkook untuk bercinta dengan para lacurnya.

________

"Apa terjadi sesuatu?."

Taehyung yang sedang menyusun bunga di vas, menggeleng dan tersenyum saat mendengar pertanyaan sahabatnya.

"Tidak kenapa?."

"Kamu dari tadi senyam senyum sendiri dan aku takut melihatnya tae." Jimin menggeleng, sejak pertama kali dia sampai taehyung selalu tersenyum seperti orang gila.

"Aku gakpapa kok jim."

"Ya ya gak papa tapi dari tadi senyum sendiri kek orang gila. Oh jangan bilang ini gara-gara si ceo itu?."

Jimin menatap taehyung srius. Terlalu cepat untuk taehyung jatuh cinta saat keduanya baru saja dekat.

"E-engga kok jimin." Taehyung ngeles, berbalik dan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Sedangkan jimin menggeleng, dia tidak bisa mengatakan tentang kebenaran bahwa jungkook adalah seorang bajingan yang suka memasukkan penisnya ke lobang para jalang. Atau kekasihnya akan marah besar padanya dan jimin gak mau itu.

Menghela nafas, jimin tidak berbicara lagi dan membiarkan taehyung dengan pekerjaannya. Bukan haknya ikut campur tapi yang pasti jika jungkook menyakiti taehyung maka dia sendiri yang akan menghajarnya.

"Jim kau mau kue strawberry? Aku tadi membuatnya untuk jayden." Tawar taehyung setelah dia selesai menyusun bunganya.

"Boleh."

"Ya udah aku ambilin dulu."

Taehyung bangun untuk pergi ke dapur tapi niatnya terhenti saat seorang wanita cantik masuk ke dalam cafe nya.

"Selamat datang nyonya, anda mau pesan apa?."

Perempuan itu yang tak lain adalah sohee menatap taehyung dari atas sampai bawah. Ada raut jijik di wajahnya saat melihat penampilan taehyung begitu dekil.

"Buatkan aku satu coffee latte dan keluarkan kue terenak di cafe ini."

Taehyung menggangguk, dia pergi ke arah dapur untuk menyuruh yeji mempersiapkan pesanan wanita itu.

"Yeji biar aku saja yang mengantarkannya dan tolong antarkan minuman dan kue ini ke jimin." Pinta taehyung dan yeji mengangguk.

Taehyung membawa nampang berisi pesanan sohee yang sedang sibuk dengan laptopnya. Saat taehyung akan sampai, kakinya tidak segaja tersandung dan menumpahkan coffee panas itu ke laptop dan tubuh sohee.

"AKHH APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN."

Sohee menjerit saat coffee panas mengenai kulitnya. Dia bangun dan menampar taehyung keras.

"Nyonya m-maaf—"

Plak

"Dasar tidak becus."

Taehyung jatuh tersungkur ke lantai saat tamparan sohee begitu keras.

"Taehyung."

Jimin membantu taehyung bangun dan menatap sohee sinis. "Nyonya dia tidak segaja melakukannya kenapa anda begitu kasar."

"Kasar? Kau lihat lenganku melepuh dan laptop ku rusak."

Sohee ingin menampar jimin juga tapi taehyung menghentikannya. "Nyonya tolong maafkan saya. S-saya akan ganti rugi tapi tolong maafkan saya."

Taehyung menangis, dia tidak percaya bahwa masalah akan datang bersamaan dengan hari kebahagiaannya. Baru tadi dia tersenyum tapi sekarang dia harus menangis.

Apa kebahagiaan memang sulit datang pada orang sepertinya?

"Kau memang harus menggantinya."

Sohee mengambil kartu namanya dan melemparkannya ke arah taehyung. "Semuanya 500 jt dan pastikan kau membayar sebelum satu bulan."

500 jt? Taehyung mematung di tempat. Dari mana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu dalam satu bulan.

"N-nyonya—"

"Jangan banyak bicara dan jika kau tidak mampu membayar maka caffe ini akan aku sita dan kau akn masuk penjara."

Setelah mengatakan itu,. Sohee pergi meninggalkan taehyung yang jatuh ke lantai dengan tangisan keras.




Jangan lupa vote ❤

YOUNG MOMMY | JJK+KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang