7. berondong

367 76 11
                                    

"gua gak nyangka ternyata si iky ini adek lo.." Natasya tersenyum miring melihat Revi dan Risky yang berjejer

"aku juga gak nyangka kalau ternyata bos ku temennya kakak ku.." risky balas bersmirik

"tapi gua gak inget tuh kalau pernah temenan sama kakak lo.." bukan Natasya orang nya jika tidak membuat lawan bicaranya kesal

"dih.. sombong amat, untung bos.." dengus Risky membuat Natasya terkekeh

"emang bener kok dek, pertemuan kita tuh pertemuan yang paling tidak mengenakan sama sekali.." bela Revi

"hahaha ! adek lo kalau ngambek lucu Rev, gua suka nih model brondong kek gini.."

Revi mendelik kompak dengan Risky yang melakukan hal serupa

"aaah.. kalian gemesh banget sih, coba aja kakak gua bisa diajak kompakan kek kalian.." dengus Natasya







Revi sangat merasa bosan, hampir 1 jam ia menunggu tapi yang di tunggu tidak juga pengertian. tidak habis pikir juga kenapa harus Revi yang datang dan  menunggu tanpa pekerjaan seperti ini dibandingkan dengan Arhan yang lebih baik mendatanginya di rumah setelah pekerjaannya beres.

belum lagi Revi harus menghadapi berbagai pertanyaan dari Sifa dan Dona yang begitu penasaran kenapa dirinya datang lagi ke kantor yang sudah ditinggalkan padahal jelas yang mereka tahu kalau Revi akan menikah.

pengen keluar... bibir Revi kian mengerucut, mau chatingan biar tidak bosan dirinya tidak punya teman yang menganggur. semua pasti sibuk kerja karna ini memang masih jam kerja. mau keluar untuk mengobrol dengan Dona atau Sifa pasti Arhan melarang. lalu apa yang haru Revi lakukan ?

bagaikan mendapat suatu keberuntungan, mata Revi berbinar cerah saat Aslan menelfonnya

"hallo assalamualaikum.." jawab Revi begitu lirih, ia melirik Arhan yang ternyata kini menatapnya lurus dan tajam

astaghfirullah.. aku udah kayak tersangka mau kabur aja sih..

"kenapa land ?" Revi mengabaikan tatapan itu kemudian membuang wajahnya serta melirihkan suaranya kembali

"kamu sibuk gak ? cari makan yuk "

"mau land, tapi lagi keluar mungkin sebentar lagi.." Revi mengecek jam tangannya tanpa menyadari sosok Arhan sudah ada dibelakangnya

"emang lagi dimana ? aku bisa jemput kok.."

"bol.." suara Revi terputus saat tiba tiba ponsel yang ia tempelkan ditelinga nya terbang ke udara hingga ia terkejut dan menoleh, Revi mendelik saat ponselnya diambil oleh Arhan yang langsung menggantikannya menerima panggilan tersebut

"maaf tapi calon istri saya sedang sibuk, tolong jangan ganggu!" seenaknya sendiri Arhan mematikan ponselnya

"pak Arhan..." Revi kian merasa kesal, ia bangkit dari posisi duduknya dan berniat merebut ponselnya kembali tapi malah dikantongi oleh Arhan

"pak.. hp saya.."

"biasakan panggil saya tanpa sebutan bapak, dan tolong hargai keberadaan saya disini. saya gak suka kamu telfonan sama laki laki lain.."

Revi terkejut, pikirannya kalut hingga ia mendengus

"pertama, saya sudah terbiasa panggil bapak dengan sebutan bapak. kedua, apa bapak gak salah ? bapak yang tidak menghargai keberadaan saya disini ! saya udah nunggu lama tapi bapak masih aja sibuk sendiri. ketiga, apa urusannya saya mau telfonan  dengan siapa saja ?" Revi berkacak pinggang menatap Arhan dengan wajah kesalnya

"jawaban saya cuma 1 karna saya calon suami kamu, ubah kebiasaan kamu manggil saya 'bapak' kamu juga gak seharusnya janjian sama pria lain di depan calon suami kamu sendiri.."

Pasutri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang