15. sayang

287 44 14
                                    

Arhan menatap penuh penyesalan saat melihat pergelangan tangan Revi memerah, istrinya sudah cerita soal ia yang bertemu dengan mantan tunangannya dan juga mantan pacarnya dulu.

rasanya Arhan geram sekali, ingin marah tapi tidak tahu harus marah pada siapa ingin meluapkan kekesalannya juga rasanya tidak etis jika harus meluapkannya pada sang istri. jadilah dirinya hanya diam menatap tangan Revi yang justru  hal itu membuat bingung Revi sendiri dengan kelakuan suaminya yang sulit ditebak.






Revi sudah mengatakan kalau dirinya tidak apa apa tapi sepertinya suaminya itu masih cemas.

masa iya aku harus berterimakasih sama mantannya Revi ? tapi gimanapun dia udah bantu Revi kan ?

"mas.." gumaman Revi menyadarkan lamunan Arhan

"ngelamunin apa sih ? aku dicuekin loh..." Revi memanyun, ia tak lagi canggung dengan sosok Arhan

"mikirin kamu, lain kali gak usah lagi kirim makan buat aku.." Revi syok mendengar ucapan ketus Arhan

"kenapa ? aku salah apa ? karna aku telat ?" ujar Revi penuh tanya

"bukan.." Revi semakin bingung dan salah paham

"terus karna apa ? pasti itu kan ? kamu udah kelaparan tapi aku gak dateng dateng, maaf ya mas aku gak niat seperti itu.."

"bukan Revina... aku khawatir sama kamu, kalau kalau kejadian seperti ini menimpa kamu lagi.." ujar Arhan

"tapi aku gak apa apa kok.."

"sayang.. coba bayangin kalau mantan kamu gak dateng buat nolongin kamu ? apa yang bakalan terjadi sama kamu yang harus menghadapi orang hilaf dipenuhi rasa emosi ? aku bakalan berdosa banget kalau sampai kamu kenapa napa, aku ngerasa gak berguna sebagai suami kamu yang seharusnya menjadi orang pertama yang nolongin kamu dalam keadaan darurat.."

Revi mengerti, ia paham maksud Arhan

"segitunya cinta sama aku ?" ledek Revi, ia tidak mau melihat wajah Arhan kalut dan merasa bersalah atas tindakan Revi yang salah. jika saja Revi tidak mampir ke toko roti tentunya ia tidak akan bertemu dengan mantan tunangannya yang tantruman itu kan ?

"iya, aku cinta sama kamu aku sayang banget sama kamu jadi tolong jaga diri baik baik karna kalau sampai kamu kenapa napa aku pasti bakalan gila sendiri.."

Revi tidak kuasa menahan semburat senyum berujung kekehan tawa mendengar pernyataan cinta Arhan

"kenapa ? kamu gak percaya, meragukan cinta ku ?" ujar Arhan melihat Revi yang malah terkekeh

"sejak kapan mas ? sejak kapan cinta yang membuat mu gila itu tumbuh hemm ?" ledek Revi lagi

"sejak pertama kali melihat mu, sejak pertama kali kita berbicara diwaktu aku yang tengah mewawancarai mu sewaktu melamar bekerja.."

Revi ingin tidak percaya, tapi ia pernah memergoki Arhan terdiam memandangnya begitu lama seolah ada sesuatu yang aneh pada penampilan Revi. kala itu pikir Revi riasan yang ia pakai terlalu tebal atau ada sesuatu diwajahnya karna jujur saja ditatap diwaktu yang lama di pertemuan pertama oleh atasan sendiri membuat ia berdebar dan gugup tidak karuan. dan mendengar pernyataan Arhan barusan barulah Revi sadar bahwa saat itu suaminya terpesona oleh dirinya tepat pada pandangan pertama.

"masih gak percaya Hemm ?" gumam Arhan

"bukan gak percaya mas, tapi lebih gak menyangka aja.." jawab Revi memalingkan wajahnya, ia malu jika mengingat waktu itu yang begitu tidak peka dengan perhatian Arhan

"kenapa enggak ? kamu cantik, dimata ku kamu baik dan yang perlu kamu tahu aku adalah orang tersabar didunia ini.."

Revi tersenyum, ia mengangguk mengiyakan ucapan Arhan yang memang benar. Arhan begitu sabar dan tabah kalah itu, hatinya begitu legowo saat tahu dulunya Revi sudah punya tambatan hati. pria itu tetap profesional dan begitu pandai menyimpan perasaan suka dan lukanya sendiri hingga Revi tidak menyadarinya.

Pasutri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang