13. mantan 1

280 49 15
                                    

wajah Arhan memang biasanya kaku dan dingin tapi kali ini ia terlihat lebih diam dari biasanya, bukan tanpa alasan melainkan karna masalah kemarin saat Natasya datang merusuh.

hadiah mobil dari adiknya akhirnya mau tidak mau diterima karna Revi yang tidak enak menolak karna Natasya terus memaksa.

Revi sendiri tidak terlalu antusias bahkan terkesan biasa saja dan tidak terburu ingin belajar mengendarai mobil yang kini atas namanya sendiri ditambah Arhan yang melarang Revi belajar menyetir dengan Natasya atau orang profesional lainnya.

"mas balikin aja deh mobilnya kalau manyun terus gitu.." ujar Revi yang kini berjalan berdampingan dengan Arhan

"bukannya kamu mau ?" Arhan bersuara tanpa menoleh

"aku gak enak mas, Natasya maksa dan dia adik kamu.." Revi cemberut, ia berhenti dan mengambil sayuran yang tersusun berjejer di sebelahnya

"jangan jadi orang gak enakan kalau kamu gak mau di gampangin sama orang.." Arhan ikut berhenti, dan menatap Revi yang kian cemberut menatapnya sembari meletakan sayuran yang ia pilih pada troli yang sedari tadi di dorong oleh Arhan

"aku emang gampangan kok mas, buktinya aku terlalu gampang nerima pinangan kamu padahal aku baru aja putus sama mantan ku.." Revi mendengus kembali memilih dan memasukan sayuran lain yang ia mau dengan gerakan cepat dan berjalan lebih dulu meninggalkan Arhan yang sedikit tertohok oleh kalimat Revi

"kamu tau kan maksud aku gak gitu ?"

Revi jojong berjalan tanpa menoleh "gak tahu, aku kan bodoh dan gampangan !"

"Revina..." ditahannya tangan Revi dengan sebelah tangan Arhan yang tidak mendorong troli

"kamu gak bodoh dan gak gampangan, keputusan kamu udah bener.." Arhan akui dirinya tidak pandai merayu, mengingat ia tidak punya banyak pengalaman soal wanita

"terus kenapa kamu marah terus, aku nerima hadiah itu juga atas pertimbangan kamu mas. jadi kalau seumpama kamu gak suka tinggal balikin aja jangan ngambek terus sama aku, seharian kamu manyun aku tegor jawabannya kayak iya kayak enggak.."

Arhan terdiam, ia tidak merasa kalau dirinya semenyebalkan itu

"mas... aku ninggalin keluarga aku dan hidup sama kamu bukan buat di diemin, kalau ada yang salah tolong bicarain jangan diemin aku. jujur aku sedih loh kamu giniin.."

"tapi kamu juga udah tahu kan kalau aku  emang pendiem.." jawab arhan

"aku tahu tapi sekarang aku ini istri mu bukan bawahan mu, lebih terbuka sama aku lah terkecuali kamu gak menghargai aku !"

rasanya tidak etis berbicara soal urusan rumah tangga di supermarket, hanya saja  Revi merasa ini adalah kesempatan pas untuk bicara karna sudah dari kemarin Arhan terus diam dan sulit diajak bicara

"aku menghargai kamu, sangat Revina..." Revi bersidekap dada menatap Arhan lurus seolah tengah menyidak bawahannya

"terus kenapa kamu kaya gitu ?"

tentu saja jawaban Arhan tidak tahu, ia juga tidak mengerti kenapa dirinya marah dan kesal

"ya... gak ada, aku cuma ngerasa aku juga mampu beliin kamu mobil, jadi kamu gak perlu nerima pemberian Natasya.."

astaga... jadi pria ini cemburu ?? sama adiknya sendiri..

Revi terdiam tidak percaya dengan jawaban Arhan

"maaf.. jangan marah.." Arhan takut Revi marah, ia dengan hati hati menggenggam tangan istrinya "aku izinin kamu pakai mobil itu tapi syaratnya kamu cuma boleh belajar nyetir sama aku.."

Pasutri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang