14. mantan 2

284 46 7
                                    

"ini masuk tindakan pelecehan dan kekerasan pada perempuan gak sih ?" seorang pria yang baru saja keluar dari toko roti mendekat kearah Revi yang terpaku menatap sosok tersebut

"kamu gak usah ikut campur ! ini urusan saya dan tunangan saya !" ujar Akbar

pria tadi menatap Revi yang menggeleng keras "kita udah mantan ! man...tan !" sahut Revi dengan suara mempertegas

"gak ! kamu gak bisa mutusin aku kaya gitu aja !" kekeh Akbar

"terus aku gimana  ? kamu jangan gila kak, ada anak kamu di rahim ku !" sanita tidak mau kalah, ia menarik lengan Akbar dengan kasar

"hoho.. apa ini ? jadi pria macem apa kamu yang menghamili perempuan lain tapi masih ngejar mantan?"

smirik diwajah yang baru ia temui itu mengundang kekesalan Akbar yang kini menggeram marah, ia yang sudah kesal dan emosi semakin tersulut hingga dengan kasar menabrakan diri pada sosok yang ada disebelah revi seolah tengah mengajak berduel

"gak usah ikut campur ! atau kamu bakalan nyesel !" ancam Akbar

"cukup kak ! jangan tambah masalah, introspeksi diri !" Revi berusaha mendorong Akbar menjauh dari pria di sampingnya yang tak gentar mundur dari desakan Akbar

"dia beneran mantan kamu kan ?"

Revi menoleh, ia menatap tidak percaya atas pertanyaan tersebut "berarti bolehkan aku pukul ?" sambungnya membuat Revi tidak percaya dengan apa yang dirinya dengar itu

"gak.. tolong jangan buat keributan.."

"apa ini hah ? kalian saling kenal ?!" Akbar tersenyum miring

"kenal dong, siapa yang gak kenal Revina ?" senyum mengejek itu kian membuat Akbar emosi tingkat dewa

"apa lagi ini Rev ? kamu bilang kamu udah nikah, sekarang kamu kenal orang asing ini ? kamu bohongin aku kan ? ini akal akalan kamu karna mau putus dari aku kan ? atau dia selingkuhan kamu ? atau jangan jangan kamu yang selingkuh bukan aku hah ?!"  tangan Revi dicengkram kasar bahkan ditarik tarik membuat Revi ketakutan apalagi eksepsi wajah Akbar seolah ia murka dan ingin memakan orang detik itu juga

"akh~~" Geraman itu milik Akbar yang tiba tiba kerah bajunya ditarik hingga ia terpaksa melepas tangan Revi

"jangan kasar sama perempuan bro, kalau kamu udah ditolak seenggaknya sadar diri dan pergi. kamu gak punya malu udah ditolak masih aja kasar dan nuduh doi yang gak gak ? kasian tuh perempuan yang kamu hamili, mending kamu perhatiin dia dan kasih tanggung jawab bukan malah mengejar masa lalu !"

Bugh !

"tsk.. kamu siapa ngatur saya  hah ! gak punya telinga waktu saya bilang jangan ikut campur !!"









Arhan menilik jam yang melingkar ditangannya, ini sudah mendekati jam makan siang tapi Revi belum juga datang.

apa macet ? Arhan berpikir sejenak, ia berusaha berfikir positif dan meyakinkan diri sendiri kalau Revi akan datang dan baik baik saja

sebenarnya Arhan sudah mengirimi chat dan juga menelfon beberapa kali tapi Revi tidak mengangkat dan itu menjadi salah satu alasan kecemasan arhan

bisa bawa mobil sendiri bikin was was,  tapi naik angkutan umum juga bahaya..
Arhan merasa serba salah

tunggu setengah jam lagi. pikir Arhan, ia kembali membuka file menumpuk di mejanya






"makasih ya udah nolongin aku dan maaf kamu jadi kaya gini gara gara aku.."  Revi meringis ngilu disertai merasa tidak enak karna berutang Budi pada orang yang tengah ia obati ini.

Pasutri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang