Chapter 8

1.1K 62 20
                                    

'ANTI - SOSIAL '
FOURTHGEMINI





















Fourth Nattawat
Gemini Norawit



RATE  :  T



























Happy reading and enjoy ❗️

.
.
.












Perubahan hati manusia memang tidak ada yang tahu. Bisa saja hari ini mencintai dan besok sudah saling membenci. Gemini merasa dirinya jahat. Dia memilih menyakiti dirinya sendiri ketimbang membuat penyesalan untuk Fourth nantinya. Memilih bertahan menjalani harinya sambil menunggu. Ia paham betul, Fourth Nattawat mencintainya sangat dalam. Ia sekarang hanya bimbang. Tapi apakah egonya benar kali ini? Berapa lama ia akan menunggu?


Baru sebulan, ia mendapatkan pekerjaan paruh waktu di mini market dekat apartemen Fourth. Walau cukup jauh dari rumahnya, setidaknya lebih dekat dari kampus. Gemini memandang cuaca dari luar. Kilatan cahaya mulai terlihat dari dinding kaca toko. Ia sedang pergantian shift saat ini. Apakah akan badai lagi hari ini? Kalau memang benar, semoga dia sudah sampai di rumah saat itu.


Ia sedikit kelelahan, hari ini pengunjung cukup banyak. Membuat beberapa display jadi berantakan. Gemini harus ekstra kerja kali ini. Tapi ia sangat senang, beberapa kali mencoba mengubah sudut pandang Fourth agar memperbolehkannya bekerja akhirnya berhasil. Ia bisa mencari sedikit tambahan uang jajan dengan ini. Ketergantungannya dengan Fourth sudah di atas normal menurutnya. Ia tidak ingin lupa daratan lebih jauh.



Gemini berjalan pelan keluar toko. Tangan kirinya menenteng plastik berisi udang dan cumi, tangan kanannya dengan semangat mengetikkan pesan untuk Fourth. Walaupun jarang bertemu akhir-akhir ini, setidaknya Gemini akan terus menjadi orang pertama yang mengabari. Melihat pesan terakhirnya tadi siang yang bahkan belum dibaca, ia tetap melanjutkannya. Berharap nantinya akan segera dibalas.










***










Sudah sepuluh menit Gemini menunggu Fourth. Ia melihat pesannya kembali, hanya ada dua centang biru tanpa balasan. Di depannya ada dua bekal yang ia buat, yang satunya khusus untuk Fourth. Ia menggaruk sedikit tangannya yang gatal, sepertinya nanti pulang ia harus beli obat.

"Gem, ngapain disini sendirian?" Gemini menolehkan wajahnya ke sumber suara. "Nungguin kak Natta. Kak Winny mau makan? Yang lainnya mana?"

"Loh, Fourth nggak masuk hari ini. Kayaknya kemaren juga deh. Kalo Phuwin lagi bucin ama pacarnya."

"Udah mau seminggu Gemini nggak ketemu kak Natta. Terakhir pamitan mau balik ke rumah utama. Habis itu chat Gemini lama sekali dibalasnya". Gemini menatap sendu bekal yang ia bawa. Sedikit perasaan tidak enak muncul lagi. Ia menggelengkan kepalanya agar pikiran negatifnya hilang.

"Kak Winny mau ini nggak?" Ia membuka bekalnya. Sayang kalau tidak termakan.

"Wah, kamu buat sendiri? Kebetulan gue belum pesen makan nih". Winny mendudukkan tubuhnya di depan Gemini, menatap berbinar ke arah makanan di depannya. Gemini yang melihatnya tersenyum, mendorongnya ke depan Winny. Ia senang, setidaknya makanannya tidak terbuang.


"Ini udang dan cumi pedas manis ya? Kesukaan Satang".

"Pacar kakak namanya Satang?"

"Iya, nanti kapan-kapan gue kenalin ke lo".

Gemini tidak menjawab lagi, ia lebih memilih fokus ke bekalnya sendiri. Ia juga mendorong salah satu air mineral yang ia bawa tadi untuk Winny.

"Ini harusnya buat Fourth ya? Gue juga nggak tau tuh anak kemana. Tapi kalo dah balik kerumah emang lama sih bakal nggak ada kabar. Dulu pernah sebulanan tuh orang ngilang".

Anti - Sosial // FOURTHGEMINI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang