Chapter 22

888 56 3
                                    

'ANTI - SOSIAL'
FOURTHGEMINI



Fourth Nattawat
Gemini Norawit
Mark Pakin



RATE  :  T





Happy reading and enjoy ❗️

.
.
.








.
Gemini menatap malas. Senin yang sibuk. Menghadapi dunia lingkungan kerja baru membuatnya merasakan deguban jantung lagi. Berbekal pengalamannya bekerja selama hampir dua tahun, ia melamar kesini. Tujuannya jelas. Mencari perusahaan yang bisa meningkatkan valuenya. Ia tidak bisa berdiam diri. Harus berkembang lebih baik. Mengingat status kekasihnya yang di ambang batas wajar untuknya bersanding.

Memang, Fourth tidaklah menuntut apapun. Tapi kata-kata dari kakaknya membuatnya mengangguk mantap. Setidaknya dia punya 'harga' yang bisa menghidupi dirinya sendiri nanti. Juga, jika memang diperlukan, ia bisa mendampingi Fourth bekerja di masa depan. Seperti kata nyonya besar lima tahun lalu.

"Kalian akan dikenalkan dengan lingkungan ini selama satu bulan lagi. Saya berharap banyak kedepannya. Terima kasih." Apel pagi seperti ini rutin dilakukan. Mereka orang-orang besar akan bergantian memimpin. Gemini melangkah kembali ke meja kerjanya, jabatannya sebagai MIS di bagian Gudang mengharuskannya ekstra sabar dan teliti. Masa sebulan perkenalannya kemaren haruslah cukup untuk bekalnya sebulan kedepan sebelum ia benar-benar lepas dari pengawasan seniornya.

"Gem, lo ambil berkas ke bagian produksi. Ini daftarnya. Kemaren mereka lupa belum kasih cap dan tanda tangan."

"Baik pak."

Gemini berjalan cepat. Tangannya menenteng map tipis berisi daftar yang harus ia ambil. Matanya melirik sekitar, bagian produksi menurutnya sangat menarik. Banyak pegawai dari berbagai daerah bekerja disini. Rasanya ia berkelana ke berbagai suku dan ras.

Pintu kaca itu ia dorong pelan, letak kantor produksi memang tidak terlalu jauh dari gudang. "Oi Gem, lo mau ambil faktur ya?"

Gemini mengangguk. Pertama kali masuk ke perusahaan ini ia cukup senang. Ada Mark. Teman sekolahnya dulu. Ia lebih senior disini. Mark banyak membantunya selama sebulan belakangan. "Gimana, Lo nyaman kan kerja disini?"

"Makasih buat lo, udah bantuin gue juga kemaren."

"Alah, santai aja. Gue cukup kaget juga waktu interview ada lo yang ngelamar. Cukup senang. Lama kita nggak ngobrol."

"Iya, tadi lo nggak ikut apel kenapa?"

"Tadi ijin terlambat. Biasa, Ford nggak mau ditinggal. Maklum lagi hamil. Mood nya agak susah."

"Gue nggak nyangka aja Mark. Lo dulu kayak nggak suka ama tuh anak. Gue kaget malah lo nikahin."

Mark tertawa lebar. Tangannya sibuk mengisi kertas roll pencetak. "Itu cerita panjang. Lo sendiri gimana?"

"Gue?" Gemini belum paham maksudnya. Tangannya dengan cekatan mengambil pulpen yang tanpa sengaja tersenggol Mark dan menggelinding ke bawah.

"Thanks. Ya calon suami atau istri atau apalah. Kekasih?"

"Ada sih. Atau nggak ada ya? Ntar lo juga tau deh." Gemini terkekeh melihat ekspresi Mark. "Udah punya gandengan kok. Tinggal diresmikan aja."

Helaan napas terdengar. Mark memutari meja dan duduk di depan komputer. Bermaksud mencetak daftar keperluan Gemini. "Gue kenal nggak? Atau teman sekolah kita?"

"Bukan kok, tapi bisa jadi kenal sih. Calonku diluar ekspektasi di otak lo." Gemini tertawa lagi, menggoda Mark adalah hiburannya akhir-akhir ini. Sejak dulu memang hanya Mark yang mau berbicara dan akrab dengannya.

Anti - Sosial // FOURTHGEMINI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang