Chapter 21

925 55 0
                                    

'ANTI - SOSIAL '
FOURTHGEMINI



Fourth Nattawat
Gemini Norawit



RATE : T





Happy reading and enjoy ❗️

.
.
.








.
Gemini baru saja membuka pintu rumahnya, seharusnya tidak ada orang tapi pikirannya salah. Dia cukup bertanya tadi kenapa lampu ruang tamunya menyala, jelas terlihat dari celah pintu. Apa mamanya berkunjung? Atau kakaknya, Jeff? Namun semuanya salah, ada Fourth disana. Tertidur diruang tamunya dengan laptop menyala. Kapan kekasihnya sampai? Ini hampir jam sembilan malam. Dan darimana Fourth tau rumahnya?


Gemini meletakkan semua barangnya di meja, ia menatap Fourth sejenak yang tertidur sedikit miring dengan mulut terbuka. Gurat lelah nampak samar. Ia menghela napas dan mulai menggoyangkan tubuh Fourth perlahan.

"Kak, bangun!"

"Kak~

Yang menjadi objek akhirnya membuka mata, sedikit memundurkan tubuhnya karena terkejut. Menampilkan senyum simpul yang Gemini balas dengan muka datarnya.

"Sayang~

Fourth merentangkan kedua tangannya, berharap Gemini mau memeluk. Namun sangkanya berubah. Gemini memilih beranjak ke dapur lalu mengambil air putih dan duduk di meja makan. "Kenapa nggak mau peluk dulu?" Fourth ikut bangun. Menggerakkan bedannya sedikit lalu menyusul Gemini, duduk disebelahnya.

"Kakak kok disini?"

"Kangen kamu." Helaan napas pelan menghembus dari mulutnya. Gemini sama sekali tidak marah, ia hanya terkejut. "Kakak tau rumah ini darimana?"

Fourth menggeser kursinya dan kursi Gemini agar saling berhadapan. Perlahan ia mencoba meraih tangan Gemini untuk ia genggam. Merasa tidak ada penolakan, Fourth tersenyum lebar dan mempererat genggaman tangannya. "Tadi aku udah ketemu ama mama dan bang Jeff. Ngobrol banyak sampai jam tujuh terus aku disuruh kesini habis makan malam."

Gemini cukup terkejut mendengarnya, "Kak Jeff bilang apa?"

Fourth meringis, ia bingung apa harus mengeluh atau tidak. Tapi yang dikatakan Jeff cukup menohok dirinya. Dan itu juga buah dari salahnya pada Gemini. "Bilang apa kak?"

"Intinya nggak boleh bikin Gemini nangis. Udah." Gemini mengangguk. Ia melepaskan genggaman tangan Fourth lalu berdiri, bermaksud untuk masuk ke kamarnya. Ia cukup lelah hari ini.

"Gemi?"

"Ayo ikut Gemi." Fourth tersenyum lebar. Ia berjalan cepat membereskan pekerjaannya dan menyimpannya. Lalu menyusul Gemini ke arah kamar.

Pandangan Fourth mengedar, menamati setiap inchi ruang tidur kekasihnya. Tidak banyak barang disana. Hanya ada kasur, lemari, dan meja kerja kecil. Tadi Fourth hanya datang dan langsung duduk di ruang tamu. Ia belum berkeliling, sepertinya juga tidak sopan jika dilakukan. Walaupun mama Gemini sudah mengijinkan, bahkan menyuruhnya segera masuk dan tidur dikamar yang ia injak sekarang.

"Kakak tidur duluan aja. Aku mau ganti baju." Fourth menurut, ia membaringkan tubuhnya di kasur mini Gemini. Matanya tak lepas dari gerak gerik Gemini yang sedikit tertutup pintu lemari. Fourth memalingkan wajahnya cepat saat melihat Gemini mulai membuka pakaiannya satu persatu. Wajahnya terasa panas sampai ke telinga. Fourth menelan ludahnya gugup, jantungnya berdebar kencang. Cukup bingung dengan reaksinya yang berlebihan sekarang.

Gemini terkekeh kecil melihat tingkah Fourth yang malu-malu. Ia melangkah pelan dan memposisikan diri tidur disamping Fourth yang masih belum ingin melihat kearahnya.

"Kakak kenapa sudah ada disini? Kerjaan kakak gimana?" Fourth akhirnya menoleh, menatap Gemini yang terbaring terlentang menatap langit-langit kamar.

"Kakak kangen kamu. Nggak cukup kalau cuma lewat pesan atau telepon. Pengen ketemu langsung. Kakak waktu itu juga belom sempetin waktu ketemu mama dan bang Jeff."

Gemini melirik sebentar lalu fokusnya kembali ke langit-langit kamar. Ia terkejut dengan kenekatan Fourth datang kesini. Padahal baru sebulan dari terakhir bertemu. Namun Fourth sudah datang kepadanya. "Kalau Gemini nggak mau ketemu kakak?"

Senyum simpul kembali terbit, Gemini berubah jauh dari yang dulu. "Ya tidak apa. Kakak paling cari hotel. Paling tidak udah lihat kamu sebentar."

Gemini pasrah sekarang. Jujur ia rindu juga, tapi rasa takut untuk berserah masih ada. Keraguannya tidak hilang sempurna walaupun sudah lima tahun berlalu. Saat bertemu lagipun masih ada setitik rasa takut dihatinya. Tapi melihat Fourth yang rela tidak menemuinya selama itu dan baru datang setelah mendapatkan ijin darinya membuatnya senang.

"Kakak pulang kapan?"

"Gemi, kakak baru ketemu kamu belum ada sejam udah ditanyain kapan pulang." Wajah Fourth berubah masam. Gemini mendekat dan memeluknya erat. "Bukan gitu, biar Gemi juga bisa atur waktu buat kakak."

Jantung Fourth berdebar kencang. Tangannya mengawang diudara karena terkejut. Ini hanya pelukan, tapi reaksinya seperti remaja yang baru memulai skinship. Padahal dia sudah banyak melakukan lebih dari itu.

Beberapa detik berlalu, Fourth akhirnya bisa mengatur dirinya. Tangannya memeluk erat pinggang Gemini dan menduselkan wajahnya diperpotongan leher sang submisif. Ia merindukan aroma manis Gemininya. "Besok malam kakak pulang. Senin harus kerja. Kamu nggak marah kan kakak kesini?"

Gemini menggeleng pelan, sedikit melenguh menahan geli karena napas hangat Fourth yang menerpa lehernya. "Nggak marah. Cuma kaget. Gemi kangen juga sama kakak."

Fourth tersenyum lebar. Ungkapan ini yang ia tunggu sejak tadi."Gimana hari kamu? Semua baik?"

"Baik, nggak ada apapun. Ayo tidur, Gemi ngantuk." Fourth mengeratkan jeratannya saat merasakan pergerakan Gemini yang ingin menjauh. "Kita pelukan gini sampai pisah karena nggak sadar. Jangan dilepas."

Gemini mengangguk, ia semakin merapatkan tubuhnya. Ia lelah dan tidak ingin berdebat apapun. Biar besok saja berbicaranya.








***



Fourth menggeliat pelan, tangannya meraba sisi sampingnya. Gemini sudah bangun ternyata. Ia meraih ponselnya dan melihat sudah jam enam lebih tiga puluh dua menit. Ia menghela napas kasar. Banyak pesan dan email yang masuk dan ia mengacuhkannya. Akan ia urus besok.

"Selamat pagi."

Gemini membuka pintu kamarnya, ia baru selesai mandi dan sudah segar. Menatap Fourth yang masih duduk bersandar di atas ranjang memainkan ponselnya.

"Pagi sayang."

Fourth meletakkan handphonenya, ia bergerak turun menghampiri Gemini dan memeluknya. "Kamu wangi."

"Kakak mau mandi? Atau sarapan dulu?" Gemini membalas pelukan Fourth tak kalah eratnya. Tangannya dengan lembut mengusap punggung lebar kekasihnya pelan. "Mau mandi dulu, baru sarapan."






***




"Mama belum berubah juga?"

"Mama sedang mencoba Jeff."

"Tapi kenapa restuin Fourth lagi? Masih kurang uang dari Jeff?"

"Jeff, mama tau adikmu cinta sama Fourth. Kamu juga kan? Sejak saat dia kembali kesini, dia hanya fokus untuk belajar dan menjadi lebih baik. Dan kita berdua paham alasannya apa."

"Mah!"

"Jeff, dengarkan mama. Gemini biasanya akan tetap pergi main keluar walaupun ada hal yang harus ia capai. Tapi untuk pencapaian kali ini, adikmu berbeda."

"Tapi Jeff nggak percaya sama anak orang kaya itu!"

"Jeff, sekali lagi. Bisa?"

Jeff menghembuskan napasnya kasar. Ia harus berbesar hati jika ini memang keinginan Gemini. "Baik. Kali ini. Hanya sekali lagi. Kalau keulang lagi, Jeff akan hancurkan keluarga mereka!"















.
.
.
. To be continued 💜
.

Anti - Sosial // FOURTHGEMINI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang