K.A.M.I "1"

887 36 2
                                    




Beberapa tahun kemudian.........



Terlihat empat anak perempuan sedang bermain di ruang keluarga. Mereka sibuk dengan kegiatan masing masing

"Papa pulang....." ucap Raditya Elvan Genandra yang sering di panggil pak Elvan adalah seorang ayah yang memiliki empat anak.

"Papa" teriak keempatnya berlari ke pelukan ayahnya yang baru saja pulang.

"Papa ada hadiah nih buat kalian" ujar Elvan.

"Hadiah? Mana pa"  ucap Kathrin anak ke tiga.

"Sabar ya" ujar Elvan mengambil sesuatu dari Tote bag yang di pegangnya.

"Ini buat kak indah...."

"Ini buat kak Ashel...."

"Ini buat Kathrin...."

Ujar Elvan memberikan semua anaknya hadiah. Namun Marsha yang sedari tadi berdiri di dekat Kathrin hanya berharap semoga dia juga di kasih.

"Buat aku mana pa" ujar Marsha memberanikan diri.

Mendengar itu, Elvan yang sebelumnya senyum kemudian luntur karena suara anak terakhirnya.

"Kamu gak ada. Papa mau ke kamar dulu, kalian main dulu ya" pamit Elvan meninggalkan mereka.

Marsha yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya menunduk dan mencekal tangisnya agar tidak keluar.

"Nggak usah nangis. Masih untung kamu di terima di rumah ini" ujar Ashel.

"Ngapain masih disini. Sana pergi" Kathrin langsung mendorong Marsha hingga terjatuh.

Marsha yang mendapatkan perlakuan seperti itu. Ia tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Nggak usah nangis. Sono Luh ke kamar aja" lanjut indah.

Marsha langsung beranjak dari situ dan pergi ke kamar. Dengan kaki yang sedikit sakit ia paksakan untuk menaiki tangga agar segera sampai di kamarnya.

"Aneh banget begitu aja nangis" ujar Kathrin.

"Udah, ayok main lagi" ajak indah.

"Ayok kak" jawab Kathrin kemudian menarik tangan kedua kakaknya.

Ternyata dari lantai atas ada seseorang yang memperhatikan mereka bertiga yang tak lain adalah Marsha.

Kapan aku bisa merasakan posisi itu ya ma, aku mau di sayang sama keluarga aku sendiri" ucap Marsha yang masih memperhatikan ketiganya.

"Ah sudahlah. Lebih baik aku ke kamar. Bener kata kak Ashel aku masih beruntung di terima di keluarga ini" ujar Marsha menghapus air matanya dan pergi menuju kamarnya.

Setelah Marsha di kamar, ia bingung mau melakukan aktifitas apa. Karena semua pekerjaan rumah sudah ia selesaikan. Dan sekarang mungkin waktunya dia untuk santai ataupun tidur.

Di lain tempat, terlihat tiga gadis cantik sedang berkumpul di ruang keluarga. Mereka memutuskan untuk menonton film agar tidak merasa bosan.

"Kak kenapa benalu itu masih ada di rumah ini sih" ujar Kathrin membuka obrolan.

"Siapa? Marsha?" Tanya indah.

"Ya siapa lagi selain dia. Kenapa nggak di kasih di panti asuhan aja sih kak" lanjut Kathrin.

"Nggak bisa gitu dek, nama dia kan ada nama ayah. Jadi kalo dia di panti asuhan juga mencoreng nama baik ayah" jelas indah.

"Bener kata kak indah, lagian juga dia nggak bakal berani macem macem sama kamu" tambah Ashel.

STORY (K.A.M.I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang