KAMI "15"

342 24 0
                                        

•••

[~]

[~]

===

Di salah satu rumah sakit, terlihat seorang gadis yang terbaring lemas di salah satu ruangan yang tubuhnya di penuhi oleh alat alat medis, dan ada seseorang yang melihat gadis itu dari sebrang kaca yang berada di ruangan itu.

"Hiks, dek bangun dek hiks" Tangis wanita itu melihat kondisi adik bungsunya yang terbaring lemas tidak berdaya.

Di lorong rumah sakit itu terlihat sangat sepi karena memang jam menunjukkan pukul 22.12 yang di mana sangat sedikit orang yang beraktivitas di rumah sakit itu. Tak lama dari itu, ada seseorang yang menghampiri wanita yang sedang memandangi adiknya dari kaca.

"Ashel" Panggil orang itu.

"Kak indah!" Ucap ashel dan berlari menuju indah dan memeluk indah dengan erat.

"Hei, kenapa kamu nangis" Tanya indah dengan mengusap air mata yang berada di pipi ashel.

"Adek kak, hiks" Ucap ashel sesegukan.

"Kenapa adek?" Tanya indah.

Ashel pun menceritakan semua kejadian sore waktu awal mulanya marsha pulang sampai di larikan ke rumah sakit, dan itu membuat indah terkejut karena indah tidak menyangka bahwa Elvan setega itu kepada anaknya sendiri.

"Sekarang gimana kondisi marsha?" Tanya indah.

"Belum membaik, dia belum siuman dari komanya" Ucap ashel yang membuat indah sedikit khawatir.

"Kakak mau lihat marsha?" Tanya ashel.

Melihat indah yang sedikit ragu itu ashel langsung menyuruh indah untuk melihat marsha yang sedang terbaring lemas di brankar rumah sakit.

"Masuk aja kak, pasti marsha seneng kalau kakak pertamanya ada di dekatnya" Ucap ashel meyakinkan indah.

Indah pun langsung masuk ke dalam ruangan dengan perlahan, di dalam ruangan sangat minim cahaya dan itu membuat ruangan sedikit gelap namun masih bisa terlihat oleh mata.

Setelah indah berada tepat di sebelah marsha, indah melamun sebentar dan memandangi wajah marsha yang penuh perban. Begitu juga dengan seluruh tubuhnya di penuhi alat medis.

"Dek" Panggil indah sembari memegangi tangan marsha yang tertancap infus di punggung tangannya.

"Kamu hebat yah, bisa sekuat ini. Jujur, apa yang di lakukan papa kepada kamu ini kelewatan. Mungkin, kalau kak indah pulang cepat pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi" Ucap indah merasa bersalah.

"Jujur, kak indah masih bingung. Kenapa kak indah bisa benci ke adik kakak sendiri. Seharusnya semua yang terjadi dulu itu bukanlah salah kamu kan" Indah memberhentikan ucapannya

Dan tidak lama dari itu air mata indah tidak terbendung lagi, indah menangis tanpa sura dengan memandangi wajah adiknya yang sangat tenang itu.

*Flashback on*

Tepat pada pukul 21.21 indah sampai ke rumahnya karena sudah menyelesaikan tugas di kantornya. Seharusnya indah sudah pulang tepat pada jam 18.00 tetapi indah bertemu kekasihnya terlebih dahulu sebelum pulang, corneleon putra wijaya adalah kekasih indah yang memang mereka berdua adalah teman di masa SMA dulu.

STORY (K.A.M.I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang