"Alena! Kamu tidak harusnya berada di tempat ini!" Seru Sang Ratu dengan nada yang naik satu oktaf.
Alena menyeringai sinis. Dia tidak mengatakan apapun dan hanya bangkit lalu berbalik pergi dari area itu. Tatapan matanya seolah sudah kehilangan harapan pada sang ibu. Kasih sayang orang tua mereka tidak pernah diberikan padanya, hanya pada Kakak laki-lakinya, Evan.
"Tuan putri." Seorang pria dengan rambut hitam legam dan sepasang mata hijau daun berjalan mendekati gadis itu.
"Halo, Paman James." Alena mengangguk ke arahnya.
"Aku dengar Velix pernah membawamu ke rumah kami, apa dia melayani kamu dengan baik? Aku takut bocah itu menganggu kamu." Kata James.
"Dia merawatku dengan baik. "
"Syukurlah. Berkunjunglah ke rumah kami jika kamu butuh sesuatu, Paman pasti akan membantu kamu."
"Baik, Paman. "
Alena menatap punggung pria itu, perlahan ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin saat melihat kertas yang disematkan oleh pria itu di gelang miliknya.
<Raja baru harus terlahir>
Alena menghancurkan benda di tangannya dan berjalan kembali ke kediaman miliknya. Para pelayan segera membantunya membersihkan dirinya. Setelah itu, dia duduk di kursi yang menghadap ke jendela. Gadis itu membawa buku kuno di depannya dan menutupnya setelah beberapa menit membaca.
Dia memegang lehernya. Dia seperti melupakan sesuatu disana.
"Ada yang hilang... "Gadis itu bangkit dan berjalan ke arah kasurnya lalu tertidur. Saat dia memasuki alam mimpinya, tanda di leher gadis itu muncul dan berwarna kemerahan.
Sebuah bayangan muncul dan menyentuh pipi lembutnya.
"Aku merindukanmu."•••
"Tuan putri, tolong perhatikan langkah kaki anda. Anda harus tetap fokus dan pandangan anda harus tetap pada pasangan anda." Kata Tutor wanita yang sedang memberikan pelajaran Dansa pada Alena dan Evan.
"Alena bisa menginjak kakiku, tidak apa. Kakak mu ini sangat kuat loh. " Kata Evan bangga.
"Diamlah kak, aku sedang fokus!" Tegur Alena pada saudaranya itu. "Kenapa juga kamu harus mengadakan pesta sebulan lagi! Pesta hanya membuang tenaga dan waktu saja. " Lanjut gadis itu.
"Pesta ini adalah pesta kedewasaanmu. Aku yang sebagai Raja dan juga saudara kamu harus menyiapkan hal ini. Aku ingin semua orang tau bahwa Klan Dragonia memiliki tuan putri yang menawan! "
"Hentikan omong kosongmu! Badan ku masih lemah tetapi di paksa bergerak! "
"Kamu sudah sangat sehat, Putri. Saya masih ingat kalau anda memukul Kapten Kesatria 2 hari yang lalu! " Seru Pelayan pribadi gadis itu bernama Eva.
"Eva! Mulutmu mau ku robek, hah?! " Ancam Alena kesal. "Pria sialan itu yang tidak menghormati tata krama pada anggota kerajaan, wajar kalau aku memukulnya. "
"Apa kamu mau kakak membunuhnya saja?" Evan tiba-tiba membuka mulutnya dan senyum manis dibibirnya tidak cocok dengan ucapan mengerikan pria itu.
"Tidak." Tolak Alena dengan tegas.
"Ah! Maaf putri.. Rambut anda.. Berubah... " Pelayan yang sedang menyajikan minuman itu terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Evan juga terkejut. Dia melihat rambut adik perempuan tercintanya perlahan berubah warna menjadi keperakan. Hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena perubahan pada bentuk manusia akan berpengaruh pada bentuk naga mereka nantinya.
'Apa racun dalam tubuhku sudah menyatu sepenuhnya? Ini indah.' Alena menatap untaian rambutnya dengan senyum kecil.
Hal itu malah membuat Evan tidak suka.
"PANGGIL DOKTER SEKARANG JUGA!" Teriaknya dengan suara tegas."Aku baik-baik saja, Kak. Ini hanya perubahan biasa pada tubuh setiap Naga." Kata Alena.
"Jangan membodohiku! Aku saja tidak pernah berubah menjadi seperti kamu! Ini jelas ada yang aneh pasa tubuhmu!"
"Kenapa aku berbohong? Kakak saja yang terlalu panik." Alena masih mencoba menahan pria itu untuk memanggil dokter. "Eva, tolong bawakan minuman herbal ku kemari. "
"Baik, Tuan Putri. " Eva segera berlari secepat kilat.
Alena memeriksa dantian (Aliran Sihir) di pergelangan tangannya. Racun yang selama ini diberikan oleh Ratu Saphira, sang Ibu kandung, padanya telah menyatu dengan sempurna.
"Aku mau istirahat." Kata Alena yang langsung dipahami oleh Eva yang baru saja membawa ramuan herbal untuknya.
Evan juga mengerti bahwa adiknya ingin istirahat dan mengalah keluar dari ruangan tersebut. Di depan pintu, sosok bayangan muncul di belakang pemuda itu.
"Awasi terus adikku, jauhkan segala kemungkinan bahaya darinya. " Perintah Evan pada penjaga bayangan.
"Saya mengikuti perintah anda, Yang Mulia. " Kata Shadow Guard.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT'S YOU !!!MY VILLAINS
Fantasy"SAYA BUKAN PENJAHAT!!" Alena memeluk tubuhnya yang penuh luka dengan tubuh gemetar. Dia tidak pernah mengharapkan di berikan kehidupan baru yang begitu mengerikan semacam ini. Dia hanya ingin hidup dengan damai di dunia ini tanpa menganggu siapapu...