"SAYA BUKAN PENJAHAT!!"
Alena memeluk tubuhnya yang penuh luka dengan tubuh gemetar. Dia tidak pernah mengharapkan di berikan kehidupan baru yang begitu mengerikan semacam ini.
Dia hanya ingin hidup dengan damai di dunia ini tanpa menganggu siapapu...
Dalam hitungan waktu yang panjang, Alan yang masih belum bisa menemukan cara untuk menemui Alena kembali menjadi lebih aneh setiap harinya. Tubuh tidak dirawat dengan baik dalam waktu yang lama tentu saja membuat siapapun yang melihatnya akan meringis dalam hati saat melihat penampilannya. Rambut yang biasa di sisir rapi kini sudah panjang dan acak-acakan seperti gembel. Wajah penuh debu dan pakaian yang kotor.
Tuan muda Alexander yang terkenal kini berubah menjadi gembel hanya dalam waktu 3 bulan. Tubuhnya juga sudah menjadi sangat kurus karena tidak makan telat waktu.
Saat Alan yang sudah tidak terawat dan makan tidak teratur, kondisi tubuhnya menjadi semakin parah. Di dalam kamarnya yang berubah menjadi kapal pecah dengan pecahan kaca dimana-mana.
"Alena..dimana..Alena..pulang..."
Alan menatap keluar jendela yang kini telah gelap karena waktu malam telah tiba. Matanya semakin berat hingga dia jatuh ke lantai dengan tubuh bagian atas tidak memakai pakaian. Suhu dingin yang berbahaya apalagi pendingin ruangan yang menyala dan suhu yang diatur terlalu rendah. Tubuh remaja itu mulai menggigil kedinginan.
DEG!
Bagian jantung kiri remaja itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya terang. Sebuah simbol kepala naga muncul di atas dadanya, seolah hidup dan bergerak keluar dari kulit tubuhnya.
(Manusia bodoh!)
Sosok Naga merah mengelilingi tubuh remaja itu. Matanya menatap seluruh ruangan yang benar-benar mengerikan untuk di pandang saja. Roh Naga merah menyelimuti tubuh remaja itu agar tidak terkena hawa dingin, Kerutan di keningnya perlahan menghilang.
"Um..." Alan mendesah legas saat merasakan kehangatan yang menyelimuti tubuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Alena membuka matanya tiba-tiba. Dia menyibak selimut di atas tubuhnya dan turun dari kasurnya. Walau merasa sakit di bagian jantungnya, dia tetap berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Saat di depan pintu, dia bertemu dengan Velix yang berjalan beriringan dengan seorang pria berjubah putih.
"Alena? Kenapa kau meninggalkan kasurmu?" Tegur Velix kesal dengan sikap gadis itu.
"Aku baik-baik saja." Balasnya dan berlalu meninggalkan pemuda itu.
Hap!
Tangan Alena di tahan dan tubuhnya hampir jatuh ke belakang saking lemahnya. "Kamu masih lemah!"
"Lepaskan tanganku!" Seru Alena keras.
"Tidak! Kau harus beristirahat di kasurmu!" Kekuh Velix keras kepala dengan perintahnya.
Gadis itu menghempaskan tangan pemuda itu dari lengannya. Tubuhnya semakin panas detik demi detik. Seolah ada sesuatu yang memanggil dia untuk pergi dari sana. Sesuatu yang memaksanya untuk menemui seseorang.