"Raaa"
"Bangun raaaaa"
"ARAAAA"
"Heem"
"Ihhh araaaaa"
"CK, ARAAAAAA!!"
"IYA CHIKA IYAAAA, BAWEL BANGET SIH LO" ucap ara, lalu duduk termenung dikasur nya
"BAWEL??, MAKANYA KALO MAIN TUH INGET WAKTU!!"
"GUE BILANG JUGA APA"
"GAK USAH PULANG MALEM!!"
Kini ara sedang menutup kedua telinga nya menggunakan telapak tangan nya. Suara chika membuat nya pusing pagi pagi seperti ini
"Lo ga dengerin gue?" tanya chika dengan nada yang seperti psikopat
"Denger"
"YAUDAH BANGUN DONG, NGAPAIN TUTUP TELINGA GITU?"
"Iyaaa"
Ara mengalah, jika ia berdebat dengan chika pagi ini pasti akan telat. Ara bergegas masuk ke dalam kamar mandi, takut dengan suara chika
Chika mendengus kesal, pagi pagi seperti ini sudah di buat emosi oleh ara. Chika berniat untuk mempersiapkan barang barang nya
Setelah beberapa menit akhirnya ara selesai dengan pakaian nya yang sudah rapi. Kini hanya menunggu chika merias wajah nya saja
"Lama banget sih dandan lo" protes ara
"Berisik, ini udah" jawab chika
"Gue bawa motor aja lah"
"Ah lu mah ra, rambut gue udah rapi begini nanti nya berantakan lagi"
"Ribet banget si jadi cewe"
"Suka suka gue"
"Yaudah ah cepetan" ucap ara
"Ya ini gue udah!!, lo nya aja yang berisik ini lah itu lah" balas chika
"Elu yang lama chikaa!!"
"Lu araa!!"
"Iya dah gue yang salah" ucap ara menyerah berdebat dengan chika
"Ya emang lo"
"Buru, gue ke depan duluan" ucap ara lalu pergi ke mobil nya
"Y"
Chika menyusul ara yang keluar terlebih dahulu, ara sudah menunggu nya didalam mobil. Chika masuk ke dalam mobil dengan wajah nya yang cemberut
Ara melihat chika lalu mendengus pelan, ia menyalakan mobil nya lalu mengendarai nya dengan kecepatan yang sedang
Sepanjang jalan tak ada komunikasi, hening menghantui mereka. Ara tau, chika seperti itu karena nya. Tidak jarang, hampir setiap hari mereka tak pernah akur
"Naon sih?, ngambek lo sama gue?" tanya ara membuka suara nya
"Gak" jawab chika dengan ketus
"Iya deh iyaa, sorry" ucap ara
"Ya"
"Hmm"
Mereka berkomunikasi dengan singkat kali ini, ara fokus mengendarai mobil nya karena tak ingin telat dan juga tak ingin membuat mood chika semakin buruk lagi karena nya
Beberapa menit diperjalanan, akhirnya mereka sampai dikampus nya. Ara memarkirkan mobil nya terlebih dahulu. Setelah dirasa sudah pas, ara memberhentikan mobil nya
Chika keluar dari mobil ara dan disusul dengan ara, seperti biasa mereka masih menjadi pusat perhatian tiap hari nya
Mereka berdua jalan bersama, namun chika jalan terlebih dahulu dibanding ara. Ara yang melihat itu hanya berdiam dengan tenang saja, ia sudah tahu penawar mood chika yang jelek