artha dan aya berada disamping ara, menatap wajah ara dengan raut yang cemas. jujur saja, mereka sangat khawatir dengan keadaan ara sekarang
aya terus menerus menahan tangis nya, ia tak ingin menangis sekarang karena akan memperburuk keadaan
sekarang pukul 09.00, artha sedang memikirkan tempat inap mereka disana
"chika, kamu tau apart daerah sini yang dekat?" tanya artha
"papi, tinggal sama christy aja!!!" jawab christy cepat
"loh jangan dong, nanti kerepotan" jawab artha
"apasih pii, kan christy juga tinggal nya sendiri disini. papa mama lagi diluar negeri soalnya" jawab christy
"iyakah sayang?" tanya aya
"iyaa, makanya mami sama papi tinggal sama christy dulu aja buat sementara" jawab christy kembali
"tapi ngerepotin kamu engga ini?" tanya aya
"engga dong" jawab
"gimana pi?" tanya aya kepada suami nya
"aku mah ikut aja" jawab artha
"yauda deh, tapi gapapa ni kity?" tanya aya kembali
"GAPAPAA!!!"
"hahaha okay sayang"
chika hanya tersenyum saja melihat interaksi orang tua nya dan christy
"kak chika, mau nginep dirumah kity ga kak?" tanya christy
"kakak disini aja" jawab chika, chirsty mengangguk paham
"yauda kalau gitu, mau pulang sekarang ga mi?" tanya christy
"boleh deh, kasian chika juga takut nya mau istirahat" jawab aya
"hati hati ya pii, mii, kity" ucap chika
"iya sayang, kamu juga disini baik baik ya" jawab aya, chika mengangguk
"zeus, lin duluan yaa. aku nitip chika" ucap aya pada mereka
"siap"
"jangan lupa makan ya sayang" ucap artha pada chika
"iya papi"
"bro titip anak gue ya!!" ucap artha
"siap pa bos" jawab zeus
"kity pergi dulu ya ka chika, bunda, ayah" pamit christy, mereka mengangguk
"hati hati ya kity" ucap chika
lalu artha, aya dan christy keluar dari ruangan ara. tersisa hanya zeus, deline dan chika saja disana
"sayang kamu belum makan kan?" tanya zeus pada deline
"aku beliin makan ya, sekalian buat chika juga nih" sambung nya, deline mengangguk setuju
"chika gausa yah, masi kenyang" jawab chika
"kenyang?, kamu dari tadi aja ga makan chika" jawab deline
"tapi masi kenyang ndaa" jawab chika
"kamu harus makan!. mas beliin sama chika juga, sekalian kamu juga" ucap deline
"iya sayang, aku keluar dulu ya" ucap zeus
zeus bangun dari duduk nya, lalu keluar untuk membeli makanan. chika pun tak bisa membantah ucapan deline
"chika mau ke ara dulu ndaa"
"iya sayang silahkan"
chika berdiri lalu berjalan menghampiri ara yang masih belum sadarkan diri, ia duduk dikursi yang berada disamping bangsal ara
chika memegang tangan ara yang dipunggung nya ada selang infusan. ia menatap wajah ara yang sedikit pucat, bibir nya yang masih membiru dan wajah nya yang terlihat tenang
chika ingin menangis kembali, ia sebisa mungkin untuk menahan tangisan nya. chika telah menyesali atas perbuatan nya, diri nya berkali kali mengucap kata 'maaf' di dalam hati nya dan berharap ara bangun sekarang juga
chika pun menyimpan dendam kepada deon, ia berjanji setelah ara kembali sembuh. chika akan menuruti apa kata ara dan akan berbuat sesuatu kepada deon
ia merasa sangat bodoh, karena telah membuat sahabat nya kecewa atas ucapan maupun perbuatan nya
tak henti henti nya juga, chika berdoa agar ara cepat sadar dan sembuh. chika sangat takut saat mendengar penyakit yang di derita oleh ara
kebetulan sekali, beberapa minggu lalu ia mempelajari tentang penyakit pneumotoraks dan sedikit mengetahui nya. itu membuat nya semakin khawatir karena akan berpengaruh kepada kehidupan sehari-hari ara
"chika, bunda keluar dulu ya susul ayah. tadi ayah chat bunda, untuk keluar sebentar" ucap deline
"iya ndaa, biar chika yang jaga ara" jawab chika, deline mengangguk lalu keluar dari ruangan ara
chika menangis kali ini, sudah tidak ada orang. jadi ia leluasa untuk mengungkapkan apa yang ada
dihati nyachika memeluk tubuh ara yang terbaring disana, tangisan chika sudah semakin keras. rasa kecewa ara rasa nya teralir di dalam hati chika dan sangat sakit
"maaf ra, maafin gue..." ucap pelan chika sambil mengeratkan pelukan nya
"maaf karena ga nurut kata kata lo, maaf karena udah ngeluarin kata kata sampah gue, maaf karena semua nya ra.., maaf..."
"maafin gue ara.."
"gue kangen lo, bangun ra bangun!.."
"raa?..."
tangisan chika semakin banjir karena ara tak menjawab ucapan maaf dari nya. chika menangis dan semakin mengeratkan pelukan nya
jika chika sedang menangis seperti ini, biasa nya ara akan memeluk nya supaya sedikit jauh lebih tenang
namun sekarang, tak ada yang memeluknya. chika tak ingin seperti ini, ia ingin ara bangun untuk nya dan memeluk diri nya seperti biasa nya
"maafin gue ra" ucap chika lalu melepaskan pelukan nya
chika mengusap air mata nya dan menatap wajah ara kembali. tak sadar jika chika saat ini tengah termenung dengan pikiran nya sambil terus menatap wajah ara
"sayang?.."
besok gue up!!!!
vote, komen and followterimakasi banyakkkkk