part 46

1.5K 183 11
                                    

ara tersadar atas apa yang dilakukan nya saat ini, ia reflek menjauh dari tubuh chika. ara cepat cepat turun dari kasur nya.

ara berdiri sambil menatap chika yang masih dalam keadaan mabuk. tubuh ara gemetar hebat, ara menggelengkan kepala nya sambil menangis, ia tak ingin melihat chika saat ini. ara berlari masuk ke dalam kamar mandi yang ada dikamar nya.

ara masuk ke dalam lalu mengunci pintu kamar mandi nya. ara berdiri dengan kaki yang bergetar, ia berjalan di wastafel dan menatap diri nya di cermin yang ada disana.

tangisan ara semakin banjir saat diri nya bercermin. ara melihat diri nya di cermin itu dengan tatapan benci dan rasa bersalah nya. ia menundukkan kepala nya sambil merutuki kebodohan nya, ada beberapa kalimat lewat di pikiran nya.

"bagaimana chika membenci nya?"

"bagaimana chika menjauhi nya?

"bagaimana chika kecewa?"

tangisan ara semakin kencang, ia menangis hingga sesegukan. rasa sesak di dada nya kembali muncul, entah karena penyakit nya atau rasa bersalah nya. ara enggan menatap wajah nya di cermin sana, ia mengangkat kepala nya

pyarrr!!

tanpa ba bi bu ara menonjok cermin itu, beberapa pecahan kaca jatuh berantakan di lantai. cermin yang di hadapan nya sudah hancur oleh nya.

darah segar keluar dari tangan ara, ia tetap menunduk sambil mengepalkan tangan nya. darah itu terus mengalir di lantai, namun sedikit pun ara tak memperdulikan hal itu.

tubuh nya masih bergetar hebat. ara menyesal, ia tak henti henti memaki maki diri nya sendiri. ara mundur hingga punggung nya menabrak pintu kamar mandi nya, perlahan tubuh ara merosot ke bawah.

ara menenggelamkan kepala nya di dalam tangan nya. ia terus menangis, ara tidak mempunyai keberanian untuk bertemu dengan chika saat ini.
ara memutuskan untuk berada di dalam kamar mandi nya sementara waktu.

dipagi hari nya, ara bangun dari tidur nya. ara melihat sekeliling nya, ia masih berada di dalam kamar mandi. ara merasa kedinginan, ia beberapa kali bersin hingga hidung nya memerah.

ara bangun dari tidur nya dengan posisi duduk sejak semalaman. ara menatap cermin yang sudah hancur, hanya ada beberapa pecahan disitu dan sisa pecahan kaca nya berantakan dimana mana.

ia sedikit merasa nyeri pada tangan nya, ara melihat tangan nya yang dibaluri oleh darah yang sudah kering. ara juga melihat lantai yang sedikit berwarna merah akibat darah nya.

ara mengambil semprotan air dan mengarahkan nya pada lantai yang berceceran darah kering, lalu menyemprotakan nya disana.

saat lantai itu sudah tidak ada darah lagi, ara memungut pecahan kaca itu lalu menaruh nya diatas tissue. setelah mengumpulkan pecahan kaca itu, ara membuang nya ke tempat sampah yang berada di dalam kamar mandi nya. tak lupa juga, ia membuang cermin yang pecah tadi.

ara berdiri di depan wastafel lalu mencuci wajah nya. sejujurnya ara takut keluar dari kamar mandi, ia masih belum siap untuk di benci oleh chika. tetapi ini semua salah nya, ara sudah berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab.

ara berjalan ke pintu, ia memegang gagang pintu nya. sebelum keluar, ara menenangkan hati nya. ara menunduk lalu membuka pintu kamar mandi nya

ceklek!

ara mengangkat kepala nya menatap ke depan, ia melihat di atas kasur tidak ada chika. ara semakin takut karena mungkin saja chika sudah 100% sadar

ara berjalan pelan, ia mencari chika diluar kamar nya. ara berjalan ke ruang tengah namun tak ada chika disana. kemudian ara berjalan ke dapur nya dan benar saja, ada chika disana.

FRIEND OR LOVER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang