singkat cerita, ara dengan sangat hati hati membuka pintu ruangan. ia berhasil memasuki ruang tengah, kini ara akan masuk ke kamar nya
ara jalan mengendap ngendap ke arah kamar. saat didepan pintu kamar nya, ia membuka nya dengan sangat pelan hingga tak bersuara. ara merasa aman lalu dengan hati hati ia masuk ke dalam kamar nya
saat ara memasuki kamar nya, pandangan nya langsung menghadap kasur. disana terlihat chika sedang tidur full diselimuti oleh selimut nya
ara masuk dan menutup pintu nya, ia berjalan menuju kasur nya. ara duduk dikasur nya dan bersiap untuk menidurkan tubuh nya
namun saat ingin merebahkan tubuh nya dikasur, pintu kamar mandi terbuka. ara panik karena melihat chika keluar dari kamar mandi
"dari mana aja lo?" tanya chika dengan tatapan tajam nya
"anjing di prank gue" batin ara
"hm?" tanya kembali chika
"ah anu.., tadi flora nelpon gue ada urusan katanya" jawab ara sambil sedikit berfikis
"dia yang punya urusan kan?, kenapa lo yang kesana?" tanya chika tak yakin dengan jawaban ara
"t-tapi kan temen gue" jawab ara gugup
"udah lah gue tau kok lu main" ucap nya sambil menghampiri ara
"lohhh??, muka lo ra!!" tanya chika sadar dengan wajah lebam ara
"lo kenapaa??!!" panik chika
chika sedikit berlari mengambil beberapa obat dikotak p3k yang berada di dinding ruang tengah. lalu menghampiri ara kembali di kamar
chika duduk dikasur, disamping ara. ia melihat lihat wajah ara dengan beberapa luka lebam dan goresan diwajah nya
"coba sini" ucap chika sambil memegang wajah ara untuk menghadap diri nya
chika mulai mengobati luka ara, ia membersihkan luka ara dengan telaten. setelah dirasa sudah bersih chika mulai memberi obat merah pada luka yang ke gores lalu menutupnya dengan kapas yang sudah dibaluri sedikit obat merah
"sabar, gue masak air hangat dulu biar bisa dikompres yang lebam nya"
ucap nyachika bangun dari duduk nya, lalu pergi ke dapur untuk memasak air hangat. tak lupa, ia menyiapkan handuk kecil yang bersih
setelah semua nya siap, chika kembali kepada ara sambil membawa handuk kecil dan semangkuk air panas. chika menaruh air panas itu dikarpet, lalu diri nya duduk disana
"dibawah ra" ucap chika
ara menurut ia turun duduk dibawah lantai yang diatas nya sudah ada karpet yang sangat halus
chika menyelupkan handuk nya ke dalam mangkuk yang berisi air hangat itu, lalu memerasnya. chika mulai mengompres luka ara yang lebam
dengan hati hati chika menempelkan handuk itu. setiap sudut yang lebam chika kompres
ara yang sedari tadi hanya bisa diam, ia merasa bersalah karena merepotkan sahabat nya dan juga bohong kepada
nya. ara melihat mata indah chika, mata ara kini sedikit berkaca kaca.chika yang sedang fokus mengompres luka ara, kini salfok dengan mata ara.
"lo nangis ra?" tanya chika heran
"engga" jawab ara dengan suara nya yang sedikit serak
ara terus melihat mata cokelat chika, ia merasa sedikit lebih tenang. chika merasa terus diperhatikan oleh ara
"napa sih lo liatin gue mulu?, demen lo?" ucap chika bercanda
"najis" jawab ara, chika sedikit terkekeh dengan jawaban ara