"chika.."
"gue cinta sama lo"
"gue mau lo jadi milik gue"
DEG!!
jantung chika seketika berhenti berdetak, tangan nya menjadi tremor, tubuh nya menjadi sangat lemas bahkan tangan nya yang digenggam ara merosot ke bawah.
chika tidak bisa berkata apapun,
ia hanya menunduk sambil menggenggam tangan nya sendiri yang tak henti bergemetar. saat ini chika menahan tangis nya,"gue minta maaf udah nyimpen perasaan lebih ke lo chik"
"maafin gue karena ngerusak persahabatan yang kita bangun sejak 16 tahun lalu sampai sekarang"
"maaf, maafin gue"
"gue bener bener ga bisa bohongin hati gue lagi, gue cape..."
"gue udah nyoba untuk buang perasaan lebih gue"
"tapi semua nya gagal chikaaa"
"gue gagal hapus rasa gue ke lo"
"maafin gue"
"lo boleh marah atau pun pukul gue"
"gue emang salah atas semua ini"
"semuanya salah gue"
"maaf..."
ara yang sejak tadi berbicara sambil menatap chika kini merosot, ia menundukkan kepala nya ke bawah. ia menahan tangis nya saat ini, ara benar benar takut jika chika menjauhi nya.
sedangkan chika sudah menangis hingga terisak disana. mereka berdua sama sama menundukkan kepala nya dan di hantui oleh pikiran nya masing masing.
cukup lama mereka seperti itu, hingga akhirnya chika mengangkat kepala nya. ia melihat ara yang masih menundukkan kepala nya sambil meneteskan air mata nya, ara sudah tak ada kuasa untuk menahan tangis nya lagi.
"raaa" panggil chika
ara memberanikan diri nya untuk menatap mata chika. mata chika yang terlihat sembab dan hidung nya yang terlihat memerah, semakin membuat ara merasa bersalah. ara tak ingin melihat chika dengan kondisi itu, ia menundukkan kembali kepala nya.
"untuk apa lo cinta gue?"
"kenapa lo bisa punya perasaan lebih ke gue?"
"dan berharap apa dengan hubungan yang seperti lo inginkan?"
ara kembali menahan tangis nya mati matian, pertanyaan terakhir yang chika berikan membuat nya semakin sakit dengan kenyataan hidup nya saat ini.
"gue ga butuh air mata lo ra"
"jawab pertanyaan gue!"
chika sedikit membentak ara, ia sudah terbalut oleh emosi nya. ia menatap ara dengan tatapan kecewa nya, chika sama sekali tak terpikirkan akan ada peristiwa seperti ini.
ara mengangkat kepala nya kembali, ia menatap chika dengan lekat. lalu mulai menjawab tiga pertanyaan dari chika.
"gue ga tau kenapa gue punya perasaan lebih ke lo, gue sama sekali ga pengen punya perasaan itu"
"gue juga gatau kenapa gue bisa suka kaya gitu"
"ga ada yang mau ini terjadi chik.."
"gue ga mau cinta sama lo"
"gue ga mau ngerusak persahabatan kita"
"gue ga mau gue ngasih tau hal ini"
"tapi gue bener bener ga bisa mendem perasaan ini lagi chikaaa"