part 45

1.4K 176 15
                                    

"temenin gue ke club"

ashel terkejut mendengar ucapan dari chika, ia sungguh tak percaya chika mengucapkan hal itu.

"gila lo chik"

"lo kalo lagi ada masalah kaga begitu juga anjir" lanjutnya

"udah lah cel, kalo lo ga mau temenin gapapa anterin gue aja"

ashel berpikir sejenak, ia takut terjadi apa apa dengan chika jika hanya dia sendiri yang pergi ke sana. tapi disisi lain, ashel juga tidak berani untuk ke tempat seperti itu.

"duh chik, gue takut juga ke sana nya"

"gue juga takut diamuk ceu eli" lanjutnya

"gausa bilang" jawab chika

"lo mah chik"

"yauda gc ah"

"tapi gue ga mau lama lama."

chika tersenyum mendengar persetujuan dari sahabat nya. ashel sebenarnya tak ingin melakukan apa yang diinginkan chika, tetapi ashel merasa kasihan jika chika memendam rasa sakit nya.

ashel akan menemani chika di dalam club, hanya menemani nya saja. jika hanya mengantarkan nya saja, ashel takut hal buruk terjadi pada chika.

sebelum itu, ashel mencari lokasi club yang tak membahayakan. ashel tidak pernah masuk ke dalam club, jadi ia tak tahu dimana lokasi club di daerah nya.

setelah mencari cari, akhirnya ashel menemukan tempat yang tidak terlalu jauh. ia mangambil kunci mobil lalu mengajak chika, orang tua nya tidak ada dirumah karena itu ashel berani keluar tengah malam.

apartemen ara ~

kini pukul 01.45, ara berada di balkon kamar nya. ara duduk di kursi lipat kecil sambil menatap langit malam. angin diluar cukup kencang tapi ara tak merasa kedinginan sedikit pun.

ara sudah lama berada di balkon nya, sejak sampai di apart. ia hanya menatap dua benda berkilau di atas langit sana, tatapan nya terlihat sangat lelah. ara terus menatap dua benda itu dengan suasana hening nya.

tanpa sadar, air mata ara keluar dengan lancang. ara membiarkan nya, ia tak ingin mengusap air mata nya.

"bulan"

"apa ara bener bener ga bisa milikin salah satu keluarga mu dilangit?"

"ara janji untuk menjaga nya"

"izinkan ara memiliki nya"

"ara mohon..."

ara sudah tak tahan menahan suara tangis nya, saat ini ia sudah menangis sesegukan dengan di iringi isakan tangis nya. ara menunduk lalu menutup wajah nya.

perlahan suara isakan tangis itu memudar, ia sudah kelelahan. ara memutuskan untuk masuk ke dalam kamar nya. ara melihat kasur itu, kasur yang biasa nya di gunakan ara dan chika. ia hanya bisa tersenyum, lalu ara naik ke kasur dan merebahkan diri nya

baru saja ara merebahkan tubuh nya, suara bel berbunyi. ara cepat cepat bangun untuk melihat ke depan, ia berharap jika chika pulang.

ara berlari membuka pintu dan melihat siapa yang ada di sana dan....

"chika?..."

ara terkejut melihat kondisi chika yang berantakan. chika tersenyum pada ara, tanpa aba aba chika menaruh ke dua tangan nya di bahu ara dan menempelkan tubuh nya.

ara terkejut, ia reflek memeluk tubuh chika. ara diam tak bergerak dan hanya mendengar rancauan dari chika.

"hahahha"

FRIEND OR LOVER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang