╞═════𖠁2𖠁═════╡

110 10 1
                                    

Kamar Presidential suit Fairmont menjadi saksi betapa cinta keduanya tak pernah lekang oleh waktu. Menginjak tahun ke lima pernikahan, rasa, hasrat dan gairah itu tetap sama seperti awal melebur dalam ikatan pernikahan. Romantika hidup memang mengajarkan banyak hal, menempa Sehun dan Jongin menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, pasang surut kehidupan itu tidak membuat perasaan keduanya luntur. Cinta itu semakin kuat seiring waktu.

Sehun tetaplah seorang pria matanya dan dewasa dengan kegilaannya pada pekerjaan dan suaminya, Jongin. Dan Jongin, tetaplah seseorang yang manja yang terkadang nakal dan menggemaskan meskipun sudah melahirkan jagoan kecil untuk keluarga Oh. Dan seorang princess cantik yang sekarang telah terlelap dengan damai.

Sepasang anak manusia itu sedang berbagi rasa dalam belaian dan dekapan. Berbicara lewat tatapan mata dan pertautan bibir. Ketika helai demi helai kain terlepas dari kulit tubuh, saat hasrat menuntut lebih dari sekedar indah tetapi juga kepuasan batin.

Delapan bercampur desahan, keringat melebur bersama gairah. Saat kulit tubuh bersentuhan, jari-jemari saling bertautan. Ranjang berukuran king sisa dengan seprei sutra putih menjadi saksi, siap mengantar Sehun dan Jongin menuju puncak cinta.

________

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 sore saat Sehun menguraikan pelukannta pada Jongin. Sang suami masih terlelap, nyaman menyembunyikan tubuh telanjangnya di balik selimut hangat. Berbeda dengan Sehun, pria itu sudah terjaga sejak sejam yang lalu. Dia memilih menatap layar ponsel untuk memeriksa beberapa email yang dikirim Taeil padanya.

"Sayang, mau kemana?"
Tanya Jongin dengan suara serak. Matanya masih setengah terpejam. Tidurnya terusik akan pergerakan ranjang saat Sehun bangkit berdiri dan memungut pakaian mereka yang berhamburan di lantai hotel.

"Ke kamar mandi, aku mau mandi dulu. Mau ikut?" tawar Sehun.

"Bathupnya lumayan besar, bisa menampung dua orang"
Lanjutnya lagi sambil tersenyum simpul.

Jongin yang masih setengah sadar hanya mengangguk, merentangkan tangannya pada sang suami, meminta untuk digendong.

"Lakukan dengan cepat, kita harus segera pulang. Yichan pasti sudah mencariku"

__________


Di dalam mobil Jongin terus menggerutu sebal.
Bagaimana tidak kesal, jika saat ini langit sudah mulai terlihat gelap, Sehun dengan janji palsunya malah mengerjai Jongin kembali di kamar mandi tadi, membuat ibu satu anak itu terus protes di sela-sela desahannya.

"Sudah, Sayang. Jangan cemberut gitu"

"Yang jadi masalah, ini waktunya Yichan minum susu, Sayang. kamu gak kasian liat anakmu kelaperan"

"Stok asi mu kan masih ada, susu formula juga ada"
Sahut Sehun ringan.

Dengan gemas Jongin mencubit lengan Sehun yang langsung menimbulkan pekikan sangat suami.

"A-aa.. Iya iya Sayang, maaf.. Sshhh"
Sehun tidak berbohong, cubitan Jongin terasa sakit sekali.
Tidak lagi-lagi dia mengganggu waktu beruang dengan anaknya.

Audi hitam Sehun masuk ke dalam pekarangan rumah setelah penjaga gerbang menekan tombol otomatis untuk membuka pintu raksasa istana Oh Sehun. Komplek perumahan mewah di sebelah barat Seoul dengan view pegunungan indah di belakang rumah. Salah satu kawasan tinggal para crazy rich Seoul. Khusus untuk kediaman Sehun, dia menjadikan dia rumah di dalam satu pekarangan.

Ya, setelah beberapa hari Jongin melahirkan, Sehun resmi membeli rumah di sebelahnya. Dengan melakukan sedikit renovasi dan membongkar pagar pembatas, jadilah kedua rumah mewah itu menjadi satu kesatuan. Rumah tinggal baru itu diperuntukkan untuk para asistennya. Chanyeol, Kris, Kent, Sam, Bibi Jung dan Pak Hann. Khusus untuk Mina, Sehun masih menempatkan satu rumah dengannya dan Jongin, karena takut jika Yichan menangis dan rewel sewaktu-waktu.

Terlihat Sehun berlari turun menyusul Jongin yang sudah lebih dulu berlari ke dalam rumah.

Suara tangisan terdengar memekakan telingah, bahkan menggema di seluruh penjuru rumah.

"Sayang.. Sayang.. Ini Mommy nak"
Dengan segera Jongin mengambil alih Yichan dari gendongan Mina, menimang-nimangnya dengan pelan.

"Aaa... ta.. tata.. tatata... ta!"
Protes Yichan dengan bahasa bayinya.

"Iya iya, maafkan Mommy nee.. "
Jongin menciumi seluruh wajah Yichan yang memerah.

"ta.. tatata... tata.. Da!"

"Yichan mau sama Daddy nak? Hmm?"

"Da.. dadada... ta.. tatata! "

"Biar Yichan sama aku"
Sehun mengambil alih Yichan dari sang suami, membawa anak semata wayangnya ke halaman belakang. Melihat beberapa ikan hias peliharaan Jongin dan Sam.

Jongin berjalan ke arah dapur, berniat mengambil air karena sejujurnya tenggorokannya terasa sangat kering, selepas bercinta dengan Sehun tadi, Jongin sama sekali belum meminum atau makan apapun, membuat perut ibu satu anak itu keroncongan.

"Mina"

"IyaTuan"

"Apa Yichan tadi sudah makan sore?"

"Sudah Tuan, baby Chi Sepertinya sedang tidak enak badan. Tadidisuapin cuma makan sedikit"
Adu Mina.

"Apa dia tidak suka dengan menunya? Besok aku coba memasak menu yang lain"
Jongin tampak berpikir. Menjadi ibu bagi Yichan membuat tugasnya bertambah, dia menjadi belajar banyak hal.



the love story of hunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang