╞═════𖠁9𖠁═════╡

60 8 1
                                    

"Sam, Ayo!!"
Jongin segera menarik baju yang dipakai Sam saat melihat sang asisten malah tebar pesona pada SPG yang ada di sana.

Jongin tidak mau merusak harinya dengan kerandoman Sam, dia baru saja bisa tenang meninggalkan bayinya, disaat ada Sehun yang menjaganya. Mood belanjanya mencuat kembali saat Sehun bersedia menjaga buntalan bulat kesayangannya.

Jongin bukanlah tipe keibuan, tetapi Ia sangat menyayangi putranya. Bahkan dibalik sikap asal dan seenaknya, Ia sangat menjaga bayinya. Jongin tidak akan mau meninggalkan baby Chi tanpa pengawasan darinya atau Sehun, bahkan pada para asistennya sekalipun. Itu yang selama ini tidak diketahui suaminya. Ia besar tanpa belaian kedua orang tuanya, tentu saja Ia tidak akan membiarkan anaknya mengalami apa yang dirasakannya. Yichan adalah segalanya bagi Jongin, tentu dengan sang suami.

__________________

Sinar purnama yang bulat sempurna membiaskan cahayanya di tengah cakrawala malam. Tampak Sehun berdiri di balkon kamarnya, memeluk kedua tangan di dada sembari menikmati terpaan angin di musim ini.

Pria matang itu sedang kalut sendiri. Tujuh purnama dilewatinya dengan kehampaan yang semakin hari semakin menjadi. Ada yang berubah di dalam hidupnya, dan Ia tidak siap dengan itu. Kehadiran putranya membuat Sehun merasa jauh dari Jongin, dan lebih parahnya Ia merasa tersaingi.

Bukannya tidak mencintai putranya, tetapi saat ada yang datang, kenapa harus ada yang ikut angkat kaki dari hidupnya. Apakah ikatannya dengan Jongin terlalu kuat selama 15 tahun ini, sehingga hatinya tidak memberi ruang untuk yang lain.

Derap langkah kaki berjalan di lantai berlapis kayu. Tak lama, muncul sosok cantik dengan tubuh setengah polos berdiri dihadapannya. Tentu saja dengan tatapan satu tapi menggoda, khas seorang Oh Jongin.

Senyumnya sama seperti biasa, meskipun netral itu terlihat sedikit lelah. Sehun melempar pandangannya ke arah jendela.

"Sayang... "
Sapa Jongin saat matanya menangkap sosok tampan duduk kamu di sisi tempat tidur.

"Kanapa, NI?"
Sehun sengaja menekan ujung kalimatnya.

"Kamu cemburu?"
Tanya Jongin masih bisa tersenyum.

"Tidak!"
Sebuah bantal melayang. Tepat membentur tubuh seksi yang hanya ditutupi kemeja super tipis, lekuk tubuh itu terekspos sempurna.

Jongin tergelak, memungut bantal tidur yang dilempar Sehun padanya.

"Sayang.... "
Panggil Jongin, berlari mendekat sembari memeluk bantal.

"Kamu marah?"
Tanya Jongin meraih kedua tangan Sehun dan menggenggamnya erat.

"Tidak. Apa Yichan sudah tidur?"
Tanya Sehun tanpa menatap lawan bicaranya.

"Sudah"
Jongin memainkan kedua tangan Sehun dengan manjanya. Menggerakkannya ke kiri dan ke kanan.

"Kamu marah padaku, Sayang?"
Tanya Jongin lagi. Sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya. Ditelitinya wajah sang suami.

"Kenapa dia semakin tampan?"
Jerit Jongin dalam hati, diam diam mengagumi keindahan paras suaminya.

"Tidak"
Sehun bersuara sembari menarik Jongin untuk duduk di pangkuannya. Dipeluknya erat pinggang ramping suaminya yang sudah kembali ke ukuran semula.

"Aku tidak suka dia memanggilmu Nini'
Lanjut Sehun berterus terang.

"Semua juga memanggilku begitu di kampus"
Jelas Jongin, tersenyum sembari melingkarkan kedua tangannya di leher Sehun. Kecupan manis mendarat di pipi pria tampan itu.

"Apa iya?" Tanya Sehun memastikan.

"Huum"
Jongin mengangguk.

"Aku tidak suka. Terdengar manis dibandingkan dengan panggilanku selama ini"
Protes Sehun.

"Itu kan memang nama kecilku, Sayangg"
Dengan gemas Jongin mengusakkan kening mereka berdua.

"Nama mu itu Oh Jongin"
Tegas Sehun.

"Jadi aku harus dipanggil Tuan Oh juga karena kita sama sama memiliki kata Oh di depan nama?"
Tanya Jongin tergelak.

"Ah... Kamu sudah pintar menjawab sekarang"
Sehun memeluk erat pinggang Jongin dan menggulingkannya ke tempat tidur. Kemeja transparan pun ikut tersingkap di beberapa sisi.

"Ahhhhhhhh!"
Jongin memeluk kaget saat Sehun tiba-tiba menjatuhkannya di atas ranjang.

"Jangan berisik, suaramu nanti membangunkan Yichan"
Bisik Sehun setelah membungkam Jongin dengan ciuman.

"Mmmm"
Gumam Jongin sembari tersenyum. Jemari lentiknya sedang merapikan kemejanya yang sudah mencuat sana sini.

Berbaring terlentang, menatap bola mata hitam yang sekarang menguncinya.
"Apa yang ingin kamu ketahui?"
Tanya Jongin dengan suara lembut. Pandangannya tidak beralih sedikitpun dari wajah tampan suaminya.

"Katakan padaku, siapa dia? Bagaimana kamu mengenalnya?"
Tanya Sehun. Tubuh kekar pria itu sedang berada di atas, mengunci si cantik. Mengurung Jongin dengan kedua tangannya.

"Aku tidak mengenalnya terlalu dekat, Sayang"
Jemari lentik Jongin sedang mengukir di lekuk wajah Sehun.

"Aku tidak tahu siapa dia, aku tidak kenal dekat, Sayang. Dia tampan, menawan, rupawan dan kata orang-orang memiliki hubungan dengan anak pemilik kampus. Dia adalah idola para gadis dan uke single di kampus dulu, Sayang"
Jongin melingkarkan kedua tangan di leher suaminya.

"Dan kamu juga mengidolakannya?"
Seru Sehun sambil menukikkan kedua alisnya, membuat ibu satu anak itu tertawa. Suaminya ini kenapa mirip sekali dengan Yichan.

"Aku tadi mengatakan gadis dan uke yang single, Sayang. Aku sudah tidak termasuk di dalamnya, aku sudah memiliki dua bayi, hahaha"

Kecupan mendarat di bibir Jongin. Sehun menghadiahkan suaminya sebuah kecupan singkat.
"Lalu?"
Tanya Sehun lagi sembari menatap lekat bolak mata Jongin untuk mencari kejujuran.

"Tidak ada yang aku ketahui lagi tentang Mister Damian, selain dia tampan."
Jongin tergelak saat melihat wajah merengut suaminya.

"Aku bahkan tidak tau statusnya... Menikah.. Bertunangan, atau duda"
Sambungnya.

"Lalu?"
Tanya Sehun.
Jemari pria itu tanpamu mengusap rambut Jongin yang berantakan.

"Aku tidak pernah berbohong padamu selama ini, kan?"
Jongin bertanya.

Sehun menggangguk.

"Kalau aku menyukai seseorang, aku akan mengatakan aku suka meskipun aku akan menyakitimu"

Pandangan keduanya beradu, sorot mata Sehun meredup. Ia merasa seperti anak kecil sekarang. Banyak perubahan di dirinya seiring waktu berjalan. Umur semakin tua, kepercayaan dirinya perlahan terkikis. Apalagi saat ini Jongin sedang berada di umur emasnya. Jongin di umur 25-26 tahun seperti mawar yang sedang mekar dan siap menerima serangan kumbang dari segala arah.

"Dia bukan tipeku"
Jongin berbisik pelan.

"Benarkah?"
Tanya Sehun, membenamkan wajahnya di ceruk leher Jongin.

"Huum"
Jongin bergumam. Tangannya mengusap rambut hitam Sehun yang sedang menindih dan memeluknya erat.

Hening beberapa saat ketika Jongin merasakan basah dan hangat di lehernya.

"Sayang, malam ini aku ingin kamu diatas" seru Sehun sambil terus merangsang suaminya.

Belum sempat Jongin menjawab, terdengar tengekan pelan dari kamar sebelah. Dan beberapa detik kemudian menjadi tangisan yang kencang.

"Yichan sedang rewel beberapa hari ini, Sayang"
Jongin mendorong kasar tubuh Sehun yang sedang menindihnya. Ibu muda itu meloncat turun dan menemui putranya tanpa memedulikan Sehun.

"Sayang..... "
Sehun tergelak.

"Nanti, Sayang. Catat saja hutangku! Aku akan membayarnya dengan membawamu terbang ke bulan"
Jongin berlari menuju kamar anaknya.

the love story of hunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang